Connect with us

iMusic

Fariz RM luncurkan album baru di dukung KFFRM

Published

on

iMusic.id – Buat Indonesian the Living legend musician FARIZ RM merayakan tahun baru 2025, bisa bermakna dengan mengusung momen merilis album baru. Apalagi rilisan album ini juga pertanda ulang tahunnya yang jatuh 5 Januri. Dua Momen inilah yang akan dibagikan kepada Indonesia.

Musisi yang sudah menulis ribuan lagu, menggelar ribuan konser dan menyabet puluhan penghargaan ini seperti tak henti mengukir prestasi! Cintanya terhadap seni Musik menginspirasi berbagai generasi Musisi, bagaimana untuk cerdas berkarya dan bertahan di industri Musik yang bergerak dinamis.

“Happy new year 2025, mari kita rayakan momen kebahagiaan buat orang orang baik di sekitar kita,” demikian pesan Fariz Roestam Moenaf yang tak segan mengobarkan semangat kolaborasi dalam setiap langkah musiknya.

Untuk momen 11 Januari 2025 ini, Fariz menggandeng beberapa sahabatnya untuk mewujudkan 2 (dua) peristiwa penting tersebut. Figur kolaborator penting ini adalah Ari Kuncoro, sahabat lama Fariz RM yang sekaligus Ketua KFFRMKomunitas Fantatstic Fariz RM.

“Kami secara rutin menggelar apresiasi untuk mas Fariz setiap tahun. KFFRM adalah wadah sesama apresiator dan penikmat karya beliau. Kami guyub berbagi pernak pernik tentang Fariz RM. Beberapa talenta juga memiliki musikalitas yang baik, untuk menyanyikan karya mas Fariz,” ungkap Ari.

“Untuk timbal balik biasanya mas Fariz akan menyanyikan beberapa lagu sebagai bentuk rasa syukur atas keberadaan, cinta dan loyalitas KFFRM selama ini,” tambah Ari.

KFFRM beranggota lebih dari 5000 orang. Menyebar di berbagai kota di Indonesia, bahkan luar negeri. Sebagian mereka hadir hari ini. Acara digelar di ORIA hotel, jalan KH Wachid Hasyim no 85, Jakarta Pusat. General manager Bp. Soesijanto mengungkapkan,

“Kebetulan, Hotel kami juga sedang berulang tahun jadi selaras dengan acara mas Fariz. Kiranya kerjasama baik ini berkenjutan ya,” ujar Soesijanto.

“Congrats untuk Liberty productions, KFFRM dan sukses bercahaya ya mas Fariz untuk album barunya.” Ujar Pak Soesijanto sembari memberi info bahwa Oria Hotel memiliki 150 kamar, 5 ruang pertemuan dan sebuah ballroom.

Tentang album, dalam interview terpisah Fariz RM mengaku kewalahan dengan kreatifitasnya yang tiada henti.

“Tahun 2025 ini saya akan merilis 3 album. Hari ini album dengan title To Another Page a Compilation Fariz RM 2024,” ungkap Fariz yang menjadi eksekutif produser bersama sahabatnya Ari Kuncoro.

Tentang apa saja kharisma dan pesona album baru ini, sebentar lagi akan bisa kita dengarkan. Baik dalam format fisik (compct disc) dan maupun Stream di berbagai belahan dunia.

Sosok penitng kedua adalah Andi Anita S Sutphin, perempuan jelita dan dinamis ini perwakilan dari Liberty Productions untuk event pada hari ini. Anita juga menjelaskan,

“Kami bersyukur mas Fariz mempercayakan pengelolaan 2 momen kepada kami. Pertama Launching Album Fariz RM dengan title To Another Page a Compilation Fariz RM 2024. Dan Gathering Birthday Party bersama Komunitas Fariz RM yang tergabung dengan nama KFFRM”. Dengan bantuan drummer senior Eddy Syakroni yang juga bernaung di bendera Liberty Productions, Anita bersyukur untuk suksesnya event hari ini.

“Bersyukur dan terima kasih ALLAH SWT dan mas Fariz, “ujar Anita.

Menurutnya akan ada pertunjukkan dari Fariz RM & Anthology yang beranggotakan Eddy Syakroni (drums), Iwan Wiradz (percussions), Adi Dharmawan (bass) Mike Alexander (guitar) dan Eugene Bounty (saxophone). Mereka tampil menghibur para sahabat Fariz RM yang hadir dan berbagi kebahagiaan.

”Kami berharap dengan terselenggara event ini dapat menambah bonafiditas dan kepercayaan publik kepada Liberty Productions sebagi event organizer yang juga menggelar moment penting untuk bangsa dan Negara Indonesia,” ujar Anita yang kini memiliki brand Event Festival sendiri yang terbesar dan pertama kali di selenggarakan di Indonesia, yaitu “Jakarta Street Jazz Festival”. Sebuah keriyaan unik – yearly event, digelar di jalanan seputar Palatehan Tirtayasa, Blok M Jakarta Selatan.

iMovies

Lama menghilang dari dunia nyanyi, Marshanda tampil maksimal di OST “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…”

Published

on

iMusic.id – MD Pictures merilis Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” Jumat (4/7/2025), perilisan OST yang dibarengi dengan peluncuran official poster film tersebut di gelar di MD Place, Jaksel yang juga merupakan headquarter dari MD Pictures. Acara ini di hadiri oleh Manoj Punjabi selaku Eksekutif Produser dan para cast film tersebut dari Marshanda, Ariel Tatum, Patricia Gouw, Reza Nangin, Elmandsipasi, hingga Asri Welas plus Andi Riyanto sebagai composer dan song writer.

Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” ini adalah sebuah lagu sedih berjudul “Segalanya” yang diciptakan Andi Rianto bersama Ria Leimena dan dinyanyikan oleh Marshanda. Musik dan lirik yang Andi dan Ria hasilkan berhasil menangkap esensi emosional dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” itu sendiri.

“Walaupun Marshanda ini tidak aktif bernyanyi seperti sebelumnya, namun saya tahu bahwa Marshanda pasti akan all out di lagu ini dan saya yakin hasilnya pasti bagus”, terang Andi Riyanto ketika teman – teman media bertanya tentang proses rekaman suara Marshanda di lagu ini.

Sementara Marshanda sendiri mengaku bahagia bisa menjadi pengisi suara di lagu “Segalanya” ini, walaupun dia sudah lama tidak pernah melakukan lagi proses rekaman namun semangatnya tetap terjaga.

“Lagu ini catchy tapi sedih banget. It captured the whole feeling-nya Alina dan cerita filmnya. Aku ngerasa blessed banget bisa nyanyi lagu ini, apalagi setelah lama nggak rekaman,” ungkap Marshanda.

Lagu “Segalanya” ini menggambarkan perasaan mendalam sang tokoh utama, Alina (Marshanda), tentang cinta, pengkhianatan, dan kehancuran. Dengan melodi yang catchy tetapi penuh emosi, lagu ini menjadi cerminan perjalanan batin Alina dalam menghadapi pengorbanan dan kekecewaan.

“Lirik favorit aku adalah, “Hancurnya mimpi hidup, cinta, dan segalanya.” Bait tersebut merangkum kepedihan yang dialami tokoh utama dalam lagu ini”, tambah Marshanda.

Andi Riyanto sendiri mengaku terinspirasi dari saat dia menyaksikan adegan – adegan krusial di film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” tersebut,

“Lagu ini adalah segalanya, cinta, pengorbanan, dusta, ketidaktulusan, kesetiaan, dan pengingkaran, Semuanya ada di lagu ini,” ujar Andi Riyanto.

Lagu “Segalanya” memang berisikan curahan hati seorang istri yang menghadapi pengkhianatan oleh kekasih hatinya.

“Saya tuh paling susah untuk appreciate lagu, Lagu yang laku di platform dan enak didengar, belum tentu sesuai dengan layar lebar. Itu ada formulanya, dan pertama kali kerja sama untuk proyek besar ini, saya terima kasih Mas Andi Rianto sudah dapat formulany,” ungkap produser Manoj Punjabi.

“Lagu ini bukan hanya komunikatif, tapi juga bisa jadi soundtrack. Lagunya simple, menyentuh, dan dapat dramanya.” Tambah Manoj Punjabi lagi.

Sementara itu, Final poster “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” menunjukkan kesinambungan dengan poster yang dirilis pada Februari silam. Pada poster pertama sebelumnya, hanya tampak pemandangan di bawah meja yang menampilkan adegan seorang wanita menggoda seorang pria dengan sebelah kakinya. Dalam poster final ini, adegan yang masih kabur dengan sosok-sosok yang masih misterius tadi diperlihatkan secara gamblang.

Sedangkan di final posternya diperlihatkan adegan penuh di meja makan dari poster pertama. Di tengah meja, duduk Alina (Marshanda) yang berjilbab dan mengenakan pakaian serba biru. Sedangkan putrinya, Rere (Rachel Mikhayla), tampak bergelayut di pundaknya. Mata kedua perempuan itu mengarah ke sosok pria yang duduk di sebelah kiri meja, Reza (Deva Mahenra). Namun, alih-alih membalas tatapan penuh harap dan raut wajah bahagia anak-istrinya, Reza justru menatap lekat wanita berjilbab lain yang duduk di seberangnya yaitu Asih (Ariel Tatum).

Wanita itu pun berbalas pandang dengan Reza diiringi senyuman licik sambil mengangkat segelas jus berwarna merah di tangan kanannya, dan menggendong bayi di tangan kirinya. Sementara itu, di bawah meja, sebelah kaki Asih terlihat mengelus kaki Reza yang agak maju ke depan menyambut kaki Asih.

“La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” diadaptasi dari kisah viral oleh Elizasifaa. Ini merupakan cerita kedua Eliza yang difilmkan oleh MD Pictures setelah” Ipar adalah Maut”. Seperti pendahulunya, “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” yang disutradarai Hanung Bramantyo ini menyoroti kehadiran orang ketiga dalam sebuah keluarga harmonis yang relijius. “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” akan mulai tayang di seluruh bioskop tanggal 14 Agustus 2025, sementara itu Lagu “Segalanya” akan tersedia di seluruh platform digital (DSP) serta YouTube mulai 8 Juli 2025.

Continue Reading

iMusic

Unit Emo, Tears Don’t Lie kolaborasi dengan Savira Razak di single “Hancur”

Published

on

iMusic.id – Band modern rock alternative bernuansa emo asal Kota Batik, Tears Don’t Lie, kembali menghadirkan karya emosional yang menyentuh hati. Kali ini, mereka merilis single ketiga bersama dengan musik video berjudul “Hancur” yang secara resmi dirilis pada 30 Juni 2025.

Dalam lagu ini, Tears Don’t Lie menggandeng Savira Razak, mantan vokalis Killing Me Inside, untuk ikut duet mengisi bagian vokal. Kehadiran Savira memberikan warna baru yang kuat, emosional, dan penuh luka, sangat cocok dengan nuansa gelap lagu ini.

“Hancur” bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya, bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya. Lagu ini membingkai kesedihan mendalam saat seseorang mencoba menerima kenyataan pahit bahwa orang yang dicintai tak akan pernah kembali. Dengan aransemen yang dramatis dan lirik yang menggugah, Tears Don’t Lie berhasil menyampaikan rasa duka dengan cara yang indah namun tetap emosional.

Formasi band Tears Don’t Lie saat ini terdiri dari: Oji (Vocals), Didi (Gitar), Ekky (Gitar + Vokal), Tegar (Bass), Tommy (Gitar), dan Yunan (Drum).

Tak hanya menghadirkan kolaborasi vokal, dalam produksi lagu ini Tears Don’t Lie juga bekerja sama dengan Ian Natha dari PolarityAudio sebagai Co-Producer, yang berhasil menambahkan elemen modern dan kedalaman emosional ke dalam komposisi lagu, menjadikannya salah satu karya paling matang dalam diskografi band ini sejauh ini.

Dengan paduan rock alternatif, sentuhan emo, serta produksi modern, “Hancur” diharapkan bisa menjadi soundtrack bagi mereka yang pernah kehilangan dan masih mencoba untuk bangkit.

“Hancur” is here, a new anthem born from pain, wrapped in distortion and honesty. Only from Tears Don’t Lie. Single dan Music Video “Hancur” sudah tersedia di berbagai platform streaming musik digital, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music, mulai tanggal 30 Juni 2025.

Continue Reading

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading