

iLive
Festival Film Indonesia 2020 Umumkan Daftar Nominasi Peraih Piala Citra.
Published
5 years agoon
By
iMusiciMusic – Festival Film Indonesia 2020 mengumumkan daftar nominasi. Total dua puluh satu kategori yang diapresiasi pada penyelenggaraan ke-40 ini. Malam pengumuman nominasi diselenggarakan secara virtual disiarkan secara langsung di YouTube Festival Film Indonesia dan Kemendikbud RI. Malam penganugerahan Piala Citra 2020 akan dilaksanakan tepat sebulan sesudahnya yaitu 5 Desember.
Mereka yang meramaikan malam pengumuman nominasi adalah presenter acara Ge Pamungkas, para pembaca nominasi yaitu Winky Wiryawan, Marthino Lio, Niken Anjani, Aimee Saras, Teuku Rifnu Wikana, Kelly Tandiono, Imelda Therinne, Putri Ayudya, Asmara Abigail, Sha Ine Febriyanti dan Duta FFI Tissa Biani.
Berikut adalah daftar nominasi Piala Citra 2020:
Kategori FFI 2020:
1. Nominasi Film Cerita Panjang Terbaik
- HIRUK-PIKUK SI AL-KISAH (THE SCIENCE OF FICTIONS) – PRODUKSI: KAWANKAWAN
- MEDIA, ANGKA FORTUNA SINEMA, LIMAENAM FILMS – PRODUSER: YOSEP ANGGI NOEN, YULIA EVINA BHARA, EDWIN NAZIR, ARYA SWETA
- HUMBA DREAMS – PRODUKSI: MILES FILMS – PRODUSER: MIRA LESMANA 3. IMPERFECT: KARIER, CINTA & TIMBANGAN – PRODUKSI: STARVISION PLUS – PRODUSER: CHAND PARWEZ SERVIA, FIAZ SERVIA
- MUDIK – PRODUKSI: RELATE FILMS, LIFELIKE PICTURES – PRODUSER: PERLITA DESIANI
- PEREMPUAN TANAH JAHANAM – PRODUKSI: BASE ENTERTAINMENT, IVANHOE PICTURES, CJ ENTERTAINMENT, RAPI FILMS – PRODUSER: SHANTY HARMAYN, TIA HASIBUAN, AUORA LOVENSON, BEN SOEBIAKTO
- SUSI SUSANTI: LOVE ALL – PRODUKSI: TIME INTERNATIONAL FILMS, DAMN! I LOVE INDONESIA MOVIES, OREIMA FILMS, EAST WEST SYNERGY, MELON INDONESIA, BUDDY BUDDY PICTURES – PRODUSER: DANIEL MANANTA, REZA HIDAYAT, GUILLAUME CATALA
2. Nominasi Sutradara Terbaik
- FAOZAN RIZAL – ABRACADABRA
- JOKO ANWAR – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- RIRI RIZA – HUMBA DREAMS
- SIM F – SUSI SUSANTI: LOVE ALL
- YOSEP ANGGI NOEN – HIRUK-PIKUK SI AL-KISAH (THE SCIENCE OF FICTIONS)
3. Nominasi Penulis Skenario Cerita Asli Terbaik
- ADRIYANTO DEWO – MUDIK
- JOKO ANWAR – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- RIRI RIZA – HUMBA DREAMS
- SYARIKA BRALINI, RADITYA, DAUD SUMOLANG, SINAR AYU MASSIE, RAYMOND LEE – SUSI SUSANTI: LOVE ALL
- YOSEP ANGGI NOEN – HIRUK-PIKUK SI AL-KISAH (THE SCIENCE OF FICTIONS) 6. YUSUF RADJAMUDA – MOUNTAIN SONG
4. Nominasi Penulis Skenario Cerita Adaptasi Terbaik
- ERNEST PRAKASA, MEIRA ANASTASIA – IMPERFECT: KARIER, CINTA & TIMBANGAN – SKENARIO ADAPTASI DARI BUKU DENGAN JUDUL SAMA KARYA MEIRA ANASTASIA TERBIT TAHUN 2018
- JOKO ANWAR – RATU ILMU HITAM – SKENARIO ADAPTASI DARI FILM LAYAR LEBAR DENGAN JUDUL SAMA PRODUKSI RAPI FILMS RILIS TAHUN 1981
5. Nominasi Pengarah Sinematografi Terbaik
- BAYU PRIHANTORO – HUMBA DREAMS
- GANDANG WARAH – ABRACADABRA
- ICAL TANJUNG, I.C.S – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- UJEL BAUSAD – MOUNTAIN SONG
- VERA LESTAFA – MUDIK
- YUNUS PASOLANG, I.C.S – SUSI SUSANTI: LOVE ALL
6. Nominasi Pengarah Artistik Terbaik
- DEKI YUDHANTO – HIRUK-PIKUK SI AL-KISAH (THE SCIENCE OF FICTIONS)
- FRANS XR PAAT – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- FRANS XR PAAT – SUSI SUSANTI: LOVE ALL
- VIDA SYLVIA PASARIBU – ABRACADABRA
7. Nominasi Penata Efek Visual Terbaik
- ABBY ELDIPIE – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- GAGA NUGRAHA – RATU ILMU HITAM
- KELIEK WICAKSONO – ABRACADABRA
- KOTAK IDE – MANGKUJIWO
- SATRIYA MAHARDHIKA, WAHYU PONCO, ARDIAN KRISNA WIJAYA, STEPHEN KINGSYAH – SUSI SUSANTI: LOVE ALL
- SATRIYO P UTOMO (RABBIT STUDIO), LUCAS ADHITYO (FIRE POST PRO), KHOLISH ABDULHAQ (BLESSINK STUDIO) – SEBELUM IBLIS MENJEMPUT AYAT 2 7. x. JO – HABIBIE & AINUN 3
8. Nominasi Penyunting Gambar Terbaik
- AHYAT ANDRIANTO – MEKAH I’M COMING
- AKHMAD FESDI ANGGORO, YOSEP ANGGI NOEN – HIRUK-PIKUK SI AL-KISAH (THE SCIENCE OF FICTIONS)
- ARIFIN CUUNK – MUDIK
- ARIFIN CUUNK – RATU ILMU HITAM
- DINDA AMANDA – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- RYAN PURWOKO – IMPERFECT: KARIER, CINTA & TIMBANGAN
9. Nominasi Penata Suara Terbaik
- ARIEF BUDI SANTOSO, HIRO ISHIZAKA – SEBELUM IBLIS MENJEMPUT AYAT 2
- HADRIANUS EKO SUNU, FIRMAN SATYANEGARA, L.H. AIM ADI NEGARA, BAGAS OKTARIYAN ANANTA, YASUHIRO MORINAGA – HIRUK-PIKUK SI AL-KISAH (THE SCIENCE OF FICTIONS)
- KRISNA PURNA RATMARA, DICKY PERMANA – ABRACADABRA
- MOHAMAD IKHSAN, TRISNO, SYAMSURRIJAL – MANGKUJIWO.
- MOHAMAD IKHSAN, SYAMSURRIJAL, ANHAR MOHA – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- MOHAMAD IKHSAN, TRISNO – SUSI SUSANTI: LOVE ALL
- SYAMSURRIJAL, ANHAR MOHA – IMPERFECT: KARIER, CINTA & TIMBANGAN
10. Nominasi Penata Musik Terbaik
- AGHI NAROTTAMA, BEMBY GUSTI – SUSI SUSANTI: LOVE ALL
- AGHI NAROTTAMA, BEMBY GUSTI, TONY MERLE, MIAN TIARA – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- AKSAN SJUMAN – HUMBA DREAMS
- IFA FACHIR, DIMAS WIBISANA – IMPERFECT: KARIER, CINTA & TIMBANGAN
- LIE INDRA PERKASA – MUDIK
- OFEL OBAJA – NANTI KITA CERITA TENTANG HARI INI
11. Nominasi Pencipta Lagu Tema Terbaik
- JUDUL LAGU “DARI KATA TURUN KE HATI” – MUSIK: ANDI RIANTO, LIRIK: TITIEN WATTIMENA – FILM : TOKO BARANG MANTAN
- JUDUL LAGU “FINE TODAY” – MUSIK/ LIRIK: ARDHITO PRAMONO – FILM : NANTI KITA CERITA TENTANG HARI INI
- JUDUL LAGU “PUJAAN HATI” – MUSIK: THE SPOUSE, LIRIK: TIA HASIBUAN – FILM: PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- JUDUL LAGU “TAK HARUS SEMPURNA” – MUSIK: IFA FACHIR, LIRIK: REZA RAHADIAN, IFA FACHIR – FILM : IMPERFECT: KARIER, CINTA & TIMBANGAN
12. Nominasi Penata Busana Terbaik
- ALDIE HARRA – SI MANIS JEMBATAN ANCOL
- ANDHIKA DHARMAPERMANA – IMPERFECT: KARIER, CINTA & TIMBANGAN
- HAGAI PAKAN – ABRACADABRA
- IRMINA KRISTINA – HIRUK-PIKUK SI AL-KISAH (THE SCIENCE OF FICTIONS)
- ISABELLE PATRICE – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- JEANNE ELIZABETH FAM – GURU-GURU GOKIL
- NUNI TRIANI – SUSI SUSANTI: LOVE ALL
13. Nominasi Penata Rias Terbaik
- AKTRIS HANDRADJASA, TEGUH WIDODO – HABIBIE & AINUN 3
- ANISMCAW – HIRUK-PIKUK SI AL-KISAH (THE SCIENCE OF FICTIONS)
- EBA SHEBA – ABRACADABRA
- EBA SHEBA – SUSI SUSANTI: LOVE ALL
- DARWYN TSE – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- TALIA SUBANDRIO – IMPERFECT: KARIER, CINTA &TIMBANGAN 7. UCOK ALBASIRUN – RATU ILMU HITAM
14. Nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik
- ALQUSYAIRI RADJAMUDA – MOUNTAIN SONG
- ARIO BAYU – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- DION WIYOKO – SUSI SUSANTI: LOVE ALL
- GUNAWAN MARYANTO – HIRUK-PIKUK SI AL-KISAH (THE SCIENCE OF FICTIONS) 5. IBNU JAMIL – MUDIK
- REZA RAHADIAN – ABRACADABRA
- REZA RAHADIAN – IMPERFECT: KARIER, CINTA & TIMBANGAN
15. Nominasi Pemeran Utama Perempuan Terbaik
- FARADINA MUFTI – GURU-GURU GOKIL
- JESSICA MILA – IMPERFECT: KARIER, CINTA & TIMBANGAN
- LAURA BASUKI – SUSI SUSANTI: LOVE ALL
- PUTRI AYUDYA – MUDIK
- TARA BASRO – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- ULLY TRIANI – HUMBA DREAMS
16. Nominasi Pemeran Pendukung Pria Terbaik
- ADE FIRMAN HAKIM – RATU ILMU HITAM
- BUTET KARTAREDJASA – ABRACADABRA
- ISZUR MUCHTAR – SUSI SUSANTI: LOVE ALL
- KIKI NARENDRA – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- TOTOS RASITI – MEKAH I’M COMING
- YOGA PRATAMA – MUDIK
- YUDI AHMAD TAJUDIN – HIRUK-PIKUK SI AL-KISAH (THE SCIENCE OF FICTIONS)
17. Nominasi Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik
- ASMARA ABIGAIL – MUDIK
- ASRI WELAS – GURU-GURU GOKIL
- CHRISTINE HAKIM – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- DEWI IRAWAN – IMPERFECT: KARIER, CINTA & TIMBANGAN
- MARISSA ANITA – PEREMPUAN TANAH JAHANAM
- RATNA RIANTIARNO – LOVE FOR SALE 2
- RIA IRAWAN – MEKAH I’M COMING
18. Nominasi Film Cerita Pendek Terbaik
- FITRAH – SUTRADARA: YULINDA DWI ANDRIYANI
- HAI GUYS BALIK LAGI SAMA GUE, TUHAN! – SUTRADARA: WINNER WIJAYA
- JEMARI YANG MENARI DI ATAS LUKA-LUKA – SUTRADARA: PUTI SARAH AMELIA
- KEMANTEN – SUTRADARA: IMAM SYAFI’I
- LANTUN RAKYAT – SUTRADARA: DWI CAHYA
19. Nominasi Film Dokumenter Pendek Terbaik
- CERITA TENTANG SINEMA DI SUDUT YANG LAIN – SUTRADARA: HARIWI
- CIPTO RUPO – SUTRADARA: CATUR PANGGIH RAHARJO
- DULHAJI DOLENA – SUTRADARA: ANITA REZA ZEIN
- GOLEK GARWO – SUTRADARA: WAHYU UTAMI
- IBU BUMI – SUTRADARA: CHAIRUN NISSA
20. Nominasi Film Dokumenter Panjang Terbaik
- BETWEEN THE DEVIL AND THE DEEP BLUE SEA – SUTRADARA: D.S. NUGRAHENI
- 2. YOU AND I – SUTRADARA: FANNY CHOTIMAH
21. Nominasi Film Animasi Pendek Terbaik
- HANDCRAFTED – SUTRADARA: ANGELIA
- KASAT MATA – SUTRADARA: SARI POLOLESSY
- NUSSA BUNDAKU – SUTRADARA: CHRISNAWAN “CICIS” MARTANTIO
- PROGNOSIS – SUTRADARA: RYAN ADRIANDHY
Asosiasi Profesi yang telah melakukan seleksi terhadap film-film Indonesia yang dianggap layak untuk masuk dalam Nominasi Piala Citra 2020 terdiri dari beberapa Asosiasi Perfilman di Indonesia yaitu: Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI), Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI), Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), Karyawan Film Dan Televisi Indonesia (KFT), Indonesian Film Directors Club (IFDC), Indonesian Cinematographer Society (ICS), Indonesian Motion Picture Audio Association (IMPACT), Penulis Indonesia Untuk Layar Lebar (PILAR), Rumah Aktor Indonesia (RAI), Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), Persatuan Artis Film Indonesia 1956 (PARFI1956), Perkumpulan Artis Film Indonesia (PAFINDO), Asosiasi Casting Indonesia (ACI).
Setelah proses seleksi dari Asosiasi Profesi selesai dilakukan, film yang terpilih menjadi nominasi kemudian akan masuk dalam tahapan voting untuk ditentukan sebagai pemenang. Pelaku proses voting ini merupakan anggota FFI yang sudah mengonfirmasikan dirinya untuk mengikuti voting pada tahun ini.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1955, Festival Film Indonesia (FFI) digagas sebagai barometer perkembangan kualitas perfilman Indonesia. Melalui berbagai penghargaan yang diberikan, publik dan kalangan perfilman sendiri bisa membaca pencapaian terbaik yang dihasilkan pekerja film tanah air selama setahun terakhir.
Untuk daftar lengkap nominasi bisa didapatkan di situs resmi Festival Film Indonesia yaitu festivalfilm.id (FE)

You may like
iLive
BRI Jazz Gunung Series tampilkan musisi – musisi unik dalam dan luar negeri
Published
1 day agoon
July 5, 2025By
Frans Eko
iMusic.id – Konser unik bertajuk “Jazz Gunung Series” akan kembali digelar pada Juli – Agustus tahun ini. Memasuki usia penyelenggaraan yang ke 17, konser musik ini telah menjadi perjalanan panjang yang wajib digelar dan tidak boleh absen setiap tahunnya. Digelar di kawasan Bromo, Jazz Gunung, menjelma menjadi salah satu event jazz yang memiliki kekhasan, keunikan tersendiri.

Muncul menjadi salah satu event festival jazz yang berbeda. “Indahnya Jazz, Merdunya Gunung” memadukan secara harmonis antara musik (jazz), alam hijau pegunungan, semilir angin, dan manusia. Hal tersebut menjadi nilai tambah, yang terus dipelihara dan dikembangkan sampai sekarang.
Kembali hadir di Amphitheatre Jiwa Jawa Resort Bromo, Sukapura, Probolinggo, pengalaman berbeda saat menyaksikan pertunjukkan Jazz Gunung Bromo dapat dirasakan dari pemandangan hijau pegunungan sebagai latar panggung yang menyegarkan mata, serta udara dingin dan sejuk yang terasa dari ketinggian hampir 2.000 meter di atas permukaan laut.
Pada penyelenggaraan di tahun 2025 ini, Jazz Gunung Series hadir dengan dukungan penuh dari BRI. Jazz Gunung Series terdiri dari tiga rangkaian events, yaitu BRI Jazz Gunung Series 1 : Bromo pada tanggal 19 Juli, BRI Jazz Gunung Series 2 : Bromo pada tanggal 26 Juli dan BRI Jazz Gunung Series 3: di Ijen Banyuwangi pada bulan Agustus. Di rentang waktu antara series pertama dan kedua tersebut, akan diisi oleh residency program Bromo Jazz Camp. Program Bromo Jazz Camp sendiri akan menjadi “rumah utama” dari penyelenggaraan jam-session, yang mengambil tempat di Rehat Bromo
Trio muda, Emptyyy, mantan VJ MTV, Jamie Aditya, kelompok campursari bersuasana jazz kental, Kua Etnika, RAN, dan band jazz senior Karimata plus Chagall, musisi Wanita asal Belanda, yang memainkan musik electronic akan menyemarakan BRI Jazz Gunung Series 1 : Bromo.

“Seperti tahun-tahun sebelumnya, Jazz Gunung Bromo, akan menyajikan beragam musik jazz and beyond. Bisa jazz, yang berolah bunyi dan rasa dengan ragam musik lain. Terutama dengan elemen musik etnik, yang dipersandingkan dengan harmonis”. Pada dasarnya kekhasan penyajian jazz dalam rupa festival, konsep ini melanjutkan, mempertahankan dan mengembangkan dari konsep dasar yang dibentuk dan diinisiasi oleh para founder Jazz Gunung Bromo yaitu Sigit Pramono, Butet Kertaredjasa dan mendiang Djaduk Ferianto.” tambah Johan Pramono, sebagai CFO Jazz Gunung Indonesia.
Dalam BRI – Jazz Gunung Series 2: Bromo, akan tampil beberapa performers, yang tentu berbeda dari series pertama. Ada Lorjhu’ dan seorang film-maker sekaligus animator, Badrus Zeman. Selain itu dipastikan juga ada nama-nama yang tidak kalah menarik, ada penampilan dari a young talented jazz-singer, Natasya Elvira. Natasya akan ditemani para musisi session yang menghadiri Bromo Jazz Camp. Selain itu, masih ada Bintang Indrianto, Tohpati Ethnomission, Sal Priadi, Rouge dari musisi folk jazz asal Perancis dan penampilan spesial dari Monita Tahalea.
BRI Jazz Gunung Series 3: Ijen pada bulan Agustus 2025, yang diselenggarakan di Amphitheatre, Taman Gandrung Terakota, Banyuwangi. Sederet musisi berpengalaman dengan penampilan unik, menarik, dan yang tentunya bakal mempesona penonton dipastikan akan tampil di sini. Siapa saja mereka? Mari kita tunggu bersama-sama! Yang jelas Jazz Gunung Series akan selalu meningkatkan performa nya setiap tahun.
Vinsensius Jemadu, sebagaoi Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan dari Kementrian Pariwisata menyatakan siap mendukung konser musik jazz ini,

“Bahkan nanti untuk BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen di tanggal 9 Agustus 2025, saya sudah berbicara dengan penyelenggara dimana nanti kita bisa berkolaborasi. Sebenarnya ada beberapa skema dukungan dari Kementerian Pariwisata, pertama yang pasti adalah amplifikasi promosi, dimana Kementerian Pariwisata akan menggunakan semua channel media promosinya, bahkan termasuk LED, Videotron yang berada di depan Patung Kuda di Kementerian Pariwisata bisa kita manfaatkan untuk bisa mengekspos kepada masyarakat luas. Sehingga nanti level of tendensinya jauh lebih banyak. Begitu juga media sosial yang dimiliki oleh Kementerian Pariwisata,” ungkapnya.
“Jadi kalau kita bisa bicara bahasa birokrasi kita akan bisa melihat komponen-komponen yang sekiranya bisa kita pertanggung jawabkan untuk kita dukung maka ayo kita dukung. Apakah itu panggung, lighting, atau line up artis, jadi ada beberapa komponen yang bisa kita dukung, tetapi sekali lagi ditengah-tengah efisiensi dan penghematan seperti ini tentunya Kementerian Pariwisata juga tahu diri, kira-kira sejauh mana kita bisa support,” tambah Vinsensius Jemadu.
Sigit Pramono selaku Founder Jazz Gunung mengungkapkan kebahagiaannya atas dukungan pemerintah di BRI Jazz Gunung Series ini.
“Jazz Gunung merupakan salah satu festival jazz pertama yang digelar di alam terbuka, bahkan di ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut. Suhu bisa mencapai 6 hingga 7 derajat Celsius. Selama 17 tahun penyelenggaraan, baru tahun ini Jazz Gunung mendapatkan dukungan nyata dari pemerintah lewat kehadiran Vinsensius Jemadu dari Kemenpar. Semoga dukungan kementerian tidak hanya berhenti di tataran wacana, tapi bisa diwujudkan agar manfaat ekonomi lebih terasa bagi masyarakat sekitar.” Ucap Sigit Pramono.

Selaku founder, Sigit juga memberi contoh konkret manfaat ekonomi yang dirasakan masyarakat sekitar Bromo: dari hotel, homestay, penyewa jeep dan kuda, hingga warung-warung kecil.
“Kalau ada 2000 penonton, maka butuh 1000 kamar. Kami hanya punya 80, sisanya tersebar di sekitar Bromo, Pasuruan, Probolinggo, hingga Malang,” terangnya.
“Ada satu yang unik dari Jazz Gunung, selain memang tempat atau venuenya di ketinggian, tapi kita bisa melihat bahwa selama ini musik Jazz itu dianggap terlalu ekslusif kemudian segmentasi nya sempit sekali sedemikian rupa sehingga banyak orang-orang yang merasa bahwa mereka bukan menjadi bagian dari kegiatan Jazz ini. Padahal Jazz sebagai musik itu sifatnya universal dan kalau kita lihat lagi kalau kita bicara Blues itu adalah teriakan orang-orang yang merasa memberontak, tapi kalau kita Jazz itu sebenarnya membuka diri, inklusif, kesetaraan, keberagaman. Ini dipertunjukan dengan baik di Jazz Gunung.” Tambah Andy F Noya selaku Advisor Jazz Gunung Indonesia.
Jazz Gunung Series sudah sedemikian menarik bagi masyarakat Indonesia, penyelenggaraan yang regular tiap tahunnya plus selalu ada inovasi – inovasi baru membuat tidak hanya penonton konser musiknya saja yang tertarik untuk datang menyaksikan, melainkan juga animo para musisi semakin menggeliat buat bisa tampil disana. Semoga ajang ini bisa terbuka untuk para musisi – musisi berbakat yang semakin banyak tumbuh di tanah air, tidak hanya ekslusif bagi pengisi acara yang itu – itu saja seperti yang terjadi di festival – festival musik nasional dewasa ini.

Maka bersiaplah untuk menikmati jazz sembari menikmati udara segar khas pegunungan bersama dengan Jamaah Al-Jazziyah (sebutan intim bagi penonton setia Jazz Gunung series). Bersama-sama kita menyaksikan dan merasakan pengalaman berkesan yang menyegarkan jiwa, menikmati keramaian sebuah festival jazz tertinggi di dunia. Salam Jazz Indonesia.
iLive
Gelar konser “The Crown”, Queennara buktikan kemajuan sejak bergabung di UIG College
Published
2 days agoon
July 4, 2025By
Frans Eko
iMusic.id – Penyanyi, penulis lagu dan content creator cantik, Queennara menggelar resital musik bertajuk “The Crown” di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa 02/07/25. Gedung Kesenian Jakarta menjadi saksi bersinarnya talenta dari Queennara tersebut.

Konser ini merupakan bagian dari DVISVARA Annual Recital Series, platform eksklusif bagi mahasiswa UIC College dalam menampilkan pencapaian artisitik dan akademik mereka. Di balik gemerlap panggung dan kemegahan aransemen live string dan brass section “The Crown” dari Queennara menjadi perwujudan keberanian, elegansi dan transformasi emosional.
Sebagai bagian dari USG Education, ekosistem pendidikan Internasional terpercaya di Indonesia, UIC College merupakan satu-satunya program pathway musik akademis berstandar internasional yang telah dijalani oleh Queennara. Melalui kurikulum BTEC dari Inggris, siswa dapat menempuh studi 1 (satu) hingga 2 (dua) tahun di Indonesia, sebelum melanjutkan studi ke universitas – universitas terkemuka dunia untuk meraih gelar sarjana.
Program Artist Development di UIC College of Music dirancang tidak hanya untuk mengasah keunggulan akademis dan keahlian praktikal, tetapi juga menumbuhkan ide-ide kreatif dan inovatif yang otentik. Ini adalah ruang di mana seniman muda seperti Queennara dipersiapkan untuk memperkaya industri musik, baik di dalam maupun luar negeri.
“Queennara adalah contoh nyata dari filosofi pendidikan kami: membentuk seniman yang tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga kuat dalam menyuarakan identitas dan nilai personalnya,” ujar Niluh Komang Aimee Sukesna atau biasa dikenal sebagai Aimee, Kepala Kampus USG Education BSD.
Dalam konser “The Crown”, Queennara membagikan kisahnya, sebuah perjalanan musikal yang ia racik sendiri selama menempuh studi di UIC College of Music. Bertema Empowerment, Elegance, and Emotional Transformation, konser ini menjadi deklarasi jati diri.
“The Crown” adalah simbol perjalanan saya sebagai perempuan, seniman, dan individu yang sedang belajar untuk berdiri tegak dengan cerita dan suara sendiri. Ini bukan semata soal status, tetapi tentang keberanian menjadi diri sendiri di dunia yang terus berubah. UIC College bukan hanya memoles saya untuk meraih cita-cita di industri musik, tapi juga membantu mewujudkan impian saya untuk mengembangkan pengetahuan hingga ke luar negeri,” ujar Queennara.

Konser ini menjadi puncak pencapaian Queennara selama belajar di UIC College BSD, memperlihatkan dedikasi dan perkembangan artistiknya. Sebelumnya, ia juga memukau publik melalui Junior Recital di ZODIAC Jakarta.
Kini dengan skala yang lebih besar, Queennara menggandeng musisi profesional dari band Asian Beat, serta tampil di hadapan tamu-tamu istimewa seperti produser musik, penyanyi, presenter TV, hingga figur publik dan pelaku industri kreatif lainnya.
Queennara, musisi muda dengan suara kuat, visi jujur, dan pesan berani, membawakan karya-karya musik pilihan yang mencerminkan perjalanan emosional dan kepekaan artistiknya. Dari soft rock ballads, cinematic pop, hingga alternative R&B, seluruh komposisi dikemas dalam aransemen live yang teatrikal dan menyentuh. Gedung Kesenian Jakarta, dengan keanggunan klasik dan akustik superiornya, menjadi panggung yang ideal untuk pertunjukan ini.
“The Crown bukan sekadar konser. Ini adalah cermin potensi besar generasi muda Indonesia di industri kreatif dunia,” ungkap Adhirama G. Tusin, CEO USG Education. “Melalui kurikulum berbasis industri dan pengalaman belajar dunia nyata, UIC College membekali siswa dengan lebih dari sekadar ijazah, kami membentuk karakter dan kesiapan untuk bersaing secara global.”
Program-program UIC College memang berfokus pada real-world learning: mulai dari produksi musik, kolaborasi profesional, penciptaan karya orisinal, hingga manajemen diri sebagai artis independen. Semua ini diajarkan langsung oleh para praktisi dan mentor berpengalaman.
“Yang membuat recital ini spesial bukan hanya kualitas musiknya, tapi juga keberanian artistiknya. Queennara membuktikan bahwa musik bisa menjadi tempat membagi rasa, ia menyampaikan cerita, emosi, dan refleksi dengan cara yang menyentuh,” ujar Irman F. Saputra, Koordinator Akademik UIC College Musik.

Dengan ribuan alumni yang kini berkiprah di berbagai belahan dunia, USG Education terus menjalankan misinya: membuka akses pendidikan internasional yang terjangkau, berkualitas, dan relevan untuk masa depan. Melalui program seperti TBI, UJC, Uniprep, UIC College, dan Unistart, USG Education membangun ekosistem pembelajaran menyeluruh, dari tingkat dasar hingga universitas luar negeri.
“Kami di UIC College percaya bahwa pendidikan seni bukan hanya tentang teknik, tapi juga tentang karakter, refleksi diri, dan keberanian mengekspresikan suara personal. Queennara adalah bukti nyata bagaimana siswa kami berkembang menjadi seniman yang otentik dan relevan,” tutup Aimee.
Melalui konser seperti The Crown, UIC College of Music menegaskan komitmennya untuk terus melahirkan generasi seniman Indonesia yang siap menginspirasi dunia melalui karya dan karakter, Karena di sinilah semua mimpi besar bermula.
iLive
Komunitas Salihara Gelar tari “Sloth Canon” bersama T.H.E dan Company 605
Published
7 days agoon
June 29, 2025By
Frans Eko
iMusic.id – Sebuah kolaborasi kelompok tari antara The Human Expression / T.H.E (Singapura) dan Company 605 (Kanada) mempersembahkan karya terbaru mereka dalam pertunjukan “Sloth Canon” pada 28-29 Juni 2025 mendatang.

“Sloth Canon” merupakan hasil gagasan dan koreografi dari Anthea Seah (T.H.E) dan Josh Martin (Company 605), dua figur penting dalam dunia tari kontemporer Asia dan Amerika Utara. Bersama lima penari dari berbagai latar belakang, Brandon Lee Alley, Haruka Leilani Chan, Chang En, Billy Keohavong, dan Rebecca Margolick, pertunjukan ini menafsirkan ulang pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang kerja kolektif, tubuh, kecepatan, dan ilusi dalam masyarakat
Koreografi di dalam “Sloth Canon” menceritakan dunia paralel penuh absurditas yang dimasuki oleh para penari, di mana gerak tubuh menjadi representasi dari “ambisi” yang mengalami berbagai turbulensi. Ketika gelembung imajinasi mereka mulai mendekati dunia realitas, karya ini mengajak penonton memasuki dunia yang tidak stabil dengan pikiran magis yang kompulsif.
Sebagai kelompok seni asing, Indonesia menjadi negara pertama dalam tur mereka dan menampilkan karya “Sloth Canon”. Sebelumnya pentas ini perdana dilakukan di negara asal masing-masing kelompok yakni Singapura dan Kanada, Indonesia menjadi negara pertama di luar negara asal mereka–sekaligus wadah baru dalam mempertunjukkan karya seni lintas-benua ini.
“Ini adalah pertama kalinya saya mengenal istilah Komunitas Salihara. Kami sering menggambarkan tim “Sloth Canon” sebagai sebuah peradaban mikro, jadi datang ke komunitas Salihara terasa seperti peradaban yang melayang bertemu dengan peradaban lain yang berakar di ruang ini.

Kami benar-benar antusias bisa membawakan “Sloth Canon” di ruang dan budaya seperti ini, dan yang paling kami tunggu adalah kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan komunitas lain yang ada di sini.” ujar Anthea Seah, Koreografer T.H.E dalam merespons pertunjukkan mereka di Teater Salihara.
Hal serupa pun juga dirasakan oleh Josh Martin, Koreografer Company 605 saat ditanya bagaimana reaksi kelompok saat akan membawakan karya ini di Salihara. Menurutnya, pengalaman pertama di Indonesia ini membuat ia ingin bersinergi baik dari segi budaya, lingkungan, hingga ruang pertunjukan dalam mempersembahkan apa yang sudah mereka persiapkan untuk pertunjukan nanti.
“Sloth Canon” akan menemani akhir pekan pengunjung Salihara secara perdana. Untuk bisa menikmati pertunjukan ini, pengunjung bisa melakukan pemesanan tiket di tiket.salihara.org dengan harga Rp110.000 (Umum) dan Rp55.000 (Pelajar).