iMusic.id – Teaser trailer Qodrat 2 akhirnya dirilis, dan kejutan besar pun terungkap, Acha Septriasa resmi bergabung dalam film yang diproduksi oleh MAGMA Entertainment bersama RAPI Films ini. Aktris berbakat yang sudah malang melintang di industri perfilman Indonesia ini hadir sebagai Azizah, istri dari Ustadz Qodrat. Kehadirannya tentu menambah dimensi emosional sekaligus ketegangan baru dalam Qodrat 2, ketika Ustadz Qodrat harus memilih antara menyelamatkan istrinya atau mempertahankan keimanannya.
Sekuel dari Qodrat (2022) ini kembali disutradarai oleh Charles Gozali dan tak hanya dibintangi Acha Septriasa, film ini juga oleh Vino G. Bastian, Della Dartyan, Donny Alamsyah, Hana Saraswati, dan Septian Dwi Cahyo, menjanjikan deretan karakter yang lebih kompleks dan cerita yang semakin dalam.
Kenapa keterlibatan Acha Septriasa di film Qodrat 2 ini begitu menarik perhatian? Berikut lima fun fact-nya:
1. Kehadirannya Baru Terungkap di Teaser Trailer Tanpa pengumuman sebelumnya, keterlibatan Acha dalam Qodrat 2 benar-benar menjadi kejutan bagi para penggemar. Wajahnya yang muncul di teaser trailer langsung membuat penonton heboh, menambah rasa penasaran akan perannya dalam cerita ini. Yang ternyata, ia berperan sebagai Azizah, istri dari Ustadz Qodrat.
2. Memerankan Azizah, Istri Qodrat yang Hilang Sekuel kedua Qodrat berfokus pada perjalanan sang Ustadz dalam mencari istrinya, Azizah. Namun, perjalanan ini jauh dari mudah. Azizah yang mengalami depresi sempat dirawat di rumah sakit jiwa sebelum akhirnya bekerja di sebuah pabrik. Sayangnya, ada sesuatu yang tidak beres dengan pabrik tersebut dan Qodrat harus turun tangan untuk menyelamatkannya.
3. Azizah: Karakter Kunci yang Penuh Misteri Dalam Qodrat 2, Azizah bukan sekadar karakter pendamping, melainkan sosok yang menjadi pusat dari konflik dan emosi film ini. Apakah ia benar-benar sembuh? Ataukah ada rahasia lain yang menanti? Penonton harus bersiap untuk perjalanan yang menguras emosi dan penuh kejutan.
4. Transformasi Acha Septriasa ke Dunia Horor Aksi Acha bukanlah nama asing di dunia perfilman Indonesia. Karirnya melejit lewat film Heart (2006) dan terus berlanjut dengan berbagai peran kuat, seperti dalam Kartini (2017), 99 Cahaya di Langit Eropa (2013), hingga Layla Majnun (2021). Meski Acha Septriasa dikenal lewat peran-perannya di film drama, Qodrat 2 menjadi salah satu proyek yang menantang dirinya untuk masuk ke genre horor aksi dengan elemen fantasi. Aktingnya sebagai Azizah yang mengalami tekanan mental serta perjalanan emosional yang intens akan menjadi daya tarik tersendiri. Bagaimana Acha membawakan karakter ini? Hal itu tentu menjadi salah satu yang paling dinantikan dalam film ini.
5. Akankah Azizah Kembali di Sekuel Berikutnya? Menariknya, Qodrat tidak hanya berhenti di film kedua. Film ini direncanakan sebagai trilogi plus satu (tetralogi), yang berarti masih banyak misteri yang bisa terungkap di film-film mendatang. Apakah Azizah akan tetap menjadi bagian dari perjalanan Qodrat? Atau justru ada takdir lain yang menunggunya?
Dengan kombinasi horor aksi yang lebih mencekam, elemen fantasi yang semakin kental, dan nilai-nilai kebaikan yang tetap dijaga, Qodrat 2 siap menjadi film horor aksi yang mendobrak batas-batas genre. Siap menyaksikan aksi Acha Septriasa sebagai Azizah? Nantikan Qodrat 2, tayang di bioskop Lebaran 2025!
iMusic.id – Antusiasme penonton terhadap “Danyang Wingit Jumat Kliwon” memuncak. Hanya beberapa jam setelah konferensi pers, lebih dari 3.000 tiket untuk Gala Premiere resmi ludes. Momentum ini menjadi sinyal kuat bahwa gelombang horor berbasis kultur Nusantara terus menemukan penontonnya.
Diproduksi oleh Khanza Film Entertainment, dan film ini disutradarai sekaligus diproduseri oleh Agus Riyanto dengan naskah karya Dirmawan Hatta. “Danyang Wingit Jumat Kliwon” menautkan atmosfer ritual, pusaka, dan mitos danyang dengan drama psikologis tentang harga sebuah ambisi mengarahkan teror bukan semata pada sosok gaib, tetapi pada keputusan-keputusan manusia yang rapuh.
Pesan moralnya tegas: hasrat akan kekuasaan dan keabadian dapat mengikis akal sehat pada titik itu, “hasrat manusia” tampil lebih menakutkan daripada perwujudan iblis itu sendiri. Celine Evangelista memerankan Citra, keponakan Mbok Ning asisten setia Ki Mangun. Citra direkrut sebagai sinden baru di sebuah padepokan, namun di balik panggilan seni itu, ia diam-diam ditetapkan sebagai tumbal terakhir dalam ritual keabadian.
Untuk memperdalam peran, Celine menjalani riset langsung ke pertunjukan wayang, mempelajari dunia nembang, dan berlatih intensif bersama acting coach.
“Saya menonton pertunjukan wayang secara langsung dan riset dari banyak aspek, karena nembang itu tidak mudah. Proses belajarnya cukup menantang, tapi justru itu yang membuat saya tertarik mengambil film ini. Saya juga ingin membuat orang-orang lebih peduli terhadap kesenian tradisional,” ujar Celine.
Di balik itu, Agus Riyanto menegaskan arah nilai yang ingin diantar pulang oleh penonton ialah. “Kita ingin mengangkat bahwa nilai budaya harus di atas nilai mistis yang tertinggal di dalamnya. Pada akhirnya penonton setelah keluar dari ruangan bioskop, membawa pesan, wayang adalah budaya Indonesia yang indah yang harus diperkenalkan ke setiap generasi, Bukan hal hal mistis yang dapat disalahgunakan untuk hal buruk.” kata Agus.
Dengan pijakan itu, “Danyang Wingit Jumat Kliwon” bukan hanya menghidupkan figur-figur penjaga tak kasat mata dalam khazanah lokal, tetapi juga mengangkat konflik keluarga dan konsekuensi ritual sebagai inti emosi cerita membuat teror terasa personal, berlapis, dan relevan. Ludesnya 3.000+ tiket Gala Premiere menjadi validasi awal bahwa perpaduan horor tradisi dan drama psikologis ini memiliki daya pikat kuat untuk peredaran nasional.
iMusic.id – Khanza Film Entertainment mempersembahkan “Danyang Wingit Jumat Kliwon”, film horor berlatar dunia pedalangan Jawa yang mengupas ambisi seorang dalang memburu hidup abadi melalui ritual terlarang.
Disutradarai sekaligus diproduseri oleh Agus Riyanto dengan naskah karya Dirmawan Hatta, film “Danyang Wingit Jumat Kliwon” ini hadir dengan mengedepankan horor okultisme yang berakar pada tradisi lokal, bukan semata deretan jump scare.
Kisahnya “Danyang Wingit Jumat Kliwon” berpusat pada Ki Mangun Suroto (Whani Darmawan), maestro dalang karismatik yang menempuh ilmu-ilmu kuno demi memperkaya diri dan menembus kematian. Tahun 2021, Citra (Celine Evangelista) keponakan Mbok Ning (Djenar Maesa Ayu), asisten setia Ki Mangun direkrut sebagai sinden baru di padepokan.
“Danyang Wingit Jumat Kliwon” menggambarkan di balik panggilan seni itu, Citra diam-diam ditetapkan sebagai tumbal terakhir untuk ritual keabadian. Demi upah yang ia harapkan untuk membantu pengobatan adiknya, Dewi (Aisyah Kanza), citra bertahan meski teror gaib makin menyesakkan. Kecurigaan Bara (Fajar Nugra), salah satu penjaga padepokan, kian menguat.
Alih-alih berpangku tangan, ia memilih menentang majikannya dan berupaya menyelamatkan Citra sebuah keputusan berisiko yang memacu mereka berpacu melawan waktu menuju puncak ritual Gerhana Bulan Merah yang bertepatan dengan malam keramat Jumat Kliwon.
“Danyang Wingit Jumat Kliwon” menautkan atmosfer ritual, pusaka, dan mitos danyang dengan drama psikologis tentang harga sebuah ambisi. Antagonis yang kompleks, heroine yang dipaksa bertahan, serta momentum budaya yang lekat di ingatan publik menjadi pendorong ketegangan dari awal hingga klimaks.
Deretan pemain turut diperkuat Nathalie Holscher sebagai Putri Kusuma Ratih, serta Norma Cinta, Dimas Tedjo, Putri Maya Rumanti, Angga Wijaya, Keona Cinta, dan Bilqis Hafsa.
iMusic.id – Rumah produksi Maxima Pictures bekerjasama dengan Rocket Studio Entertainment kembali menghadirkan karya terbarunya berjudul “Jangan Panggil Mama Kafir”, film yang manampilkan Michele Ziudith ini adalah sebuah film drama keluarga penuh haru yang dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 16 Oktober 2025.
Film yang digarap oleh sutradara Dyan Sunu Prastowo ini menghadirkan kisah tentang cinta, janji, perbedaan iman, hingga konsekuensi dari sebuah keputusan besar dalam hidup. Cerita berpusat pada sosok Maria (Michelle Ziudith), seorang perempuan Nasrani yang menikah dengan pria Muslim bernama Fafat (Giorgino Abraham).
Menurut Dyan Sunu Prastowo, “Jangan Panggil Mama Kafir” lahir dari kenyataan yang dekat dengan masyarakat kita. “Film ini lahir dari kisah nyata perjuangan seorang ibu (Michele Ziudith) lintas iman memperjuangkan hak asuh anaknya, sebuah perjalanan emosional yang hangat namun penuh tantangan, mengingatkan kita bahwa cinta tak pernah mengenal batas perbedaan, ruang, dan waktu meski pada akhirnya akan lebih utuh bila dijalani dalam satu keyakinan,” ungkapnya.
Bagi Michelle Ziudith, peran sebagai Maria menjadi tantangan tersendiri. Ia mengaku banyak belajar dari karakter yang diperankannya. “Tantangan terbesarku adalah menjadi ibu tunggal yang harus tegar demi anak. Pesanku sederhana, seorang ibu harus bisa mencintai dirinya sendiri lebih dulu agar kasih sayangnya kepada anak semakin penuh,” ujarnya.
Sementara itu, Giorgino Abraham menuturkan pentingnya karakter Fafat yang meski singkat tetap menjadi fondasi cerita. “Peran Fafat memang tidak banyak muncul, tapi justru menjadi pengantar penting bagi jalan cerita. Yang membuatku tertarik adalah bagaimana karakter ini menunjukkan cinta tanpa paksaan serta menghargai perbedaan dengan toleransi tinggi. Bagiku, sebesar apa pun agama, relasi keluarga terutama cinta seorang ibu dan anak tetap berada di atas segalanya,” katanya.
Elma Theana, yang memerankan Umi Habibah, juga menilai tokoh yang ia mainkan begitu dekat dengan kehidupan nyata. “Umi Habibah adalah representasi banyak orang tua yang keras karena ingin melindungi. Saya yakin penonton akan melihat sisi manusiawinya, meski caranya berbeda,” tuturnya.
Selain Michelle Ziudith, Giorgino, Humaira, dan Elma Theana, film ini juga menampilkan akting Kaneishia Yusuf, Indra Birowo, Tj Ruth, Dira Sugandi, Ence Bagus, Emmie Lemu, Gilbert Patiruhu, Pratiwi Dwiarti, hingga Runny Rudiyanti.
Kehadiran aktor lintas generasi ini menambah kekuatan cerita yang sarat akan konflik batin, nilai-nilai keluarga, dan ikatan emosional yang mendalam.
“Jangan Panggil Mama Kafir” sekaligus menjadi bagian dari perayaan Ulang Tahun ke-21 Maxima Pictures di industri perfilman Indonesia. Melalui kerjasama dengan Rocket Studio Entertainment, Maxima berharap dapat memberikan karya yang bukan hanya menghibur, tetapi juga membuka ruang empati serta refleksi bagi masyarakat dalam memandang perbedaan iman dan kehidupan keluarga.
Trailer resmi film ini sudah dapat disaksikan melalui kanal YouTube MaximaChannel8, sementara informasi tiket akan tersedia melalui berbagai aplikasi pemesanan bioskop. Dengan tema yang menyentuh dan deretan pemain yang kuat, Jangan Panggil Mama Kafir digadang-gadang menjadi salah satu film drama keluarga yang paling ditunggu di penghujung tahun 2025.
Jangan lewatkan kisah tentang cinta, janji, dan perbedaan ini di bioskop mulai 16 Oktober 2025.