Connect with us

iMovies

Kehidupan “Ratu Keroncong” Waldjinah Akan Segera Difilmkan

Published

on

iMovie – Kehidupan sesosok Waldjinah sang pejuang musik keroncong akan diabadikan dalam bentuk film layar lebar. Film tersebut mengadopsi cerita dari buku biografi berjudul “Waldjinah Sang Maestro” kaya dari penulis Ning Hening Yulia.

Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang Waldjinah sang “Ratu Keroncong” yang mempertahankan dan mengembangkan musik keroncong, serta mengangkat sisi lain kehidupan wanita berusia 72 tahun ini. “Film ini akan mengangkat sisi lain Waldjinah yang jarang diketahui banyak orang, seperti sisi humanis dari beliau saat bersama kucing peliharaannya dan kerbau ternak miliknya dahulu” ujar Ning Hening Yulia.

Pembuatan film ini melibatkan Rako Prijanto sebagai sutradara, dan didukung penuh oleh Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, karena sejalan dengan pemikiran dan keinginan Walikota Solo tersebut untuk mempertahankan dan mengembangkan musik keroncong yang sudah mulai memudar ditimpa oleh budaya asing.

Menurut Ning, perjalanan Waldjinah mempertahankan musik keroncong ini patut ditiru oleh anak-anak muda, ditengah derasnya musik dangdut dan campursari pada saat itu, Waldjinah tetap konsisten bertahan dalam musik keroncong.

Sementara Maestro keroncong, Waldjinah sendiri belum mengetahui seperti apa konsep dari film yang mengangkat tentang dirinya, namun beliau sangat mengapresiasi dan senang atas rencana pembuatan film tentang dirinya.

 

(Tito/iMusic)

iMovies

Serial Drama Remaja “Leiden” Garapan AFE Sinema, Siap tayang di MAXStream dan MyTelkomsel.

Published

on

iMusic.idAFE Sinema bersama Telkomsel melalui MAXStream Studios dengan bangga menghadirkan serial drama terbaru bertajuk Leiden, sebuah kisah mendalam yang mengangkat isu-isu remaja dan diadaptasi dari novel populer karya Dwi Nur Rahmawati. Novel yang telah mencetak lebih dari 17,9 juta pembaca di Wattpad ini kini dihidupkan ke layar kaca dengan penggarapan yang penuh emosional dan visual yang memukau. 

Dalam gala premiere eksklusif yang digelar di XXI Epicentrum (21/1), para penggemar dan media dimanjakan dengan penampilan perdana dari para bintang muda berbakat seperti Saskia Chadwick, Michael Olindo, Antonio Blanco, Echa Japasal, Ferdy Tahier, dan Mieke Amalia yang berperan sebagai tokoh-tokoh sentral dalam serial ini.

Serial Leiden berfokus pada perjalanan kehidupan Rhea yang diperankan oleh Saskia Chadwick, seorang siswi SMA cerdas yang harus menghadapi cobaan berat dalam hidupnya.

Kehilangan ibu, tekanan dari keluarga yang dingin, dan perundungan di sekolah membuat Rhea berada di titik terendah.

Namun, kisah ini tidak hanya menampilkan kesedihan; Leiden juga memperlihatkan kekuatan Rhea dalam menghadapi berbagai tantangan.

Kehadiran karakter lain, seperti Skala (Michael Olindo) yang menjadi sumber perundungan, Atlas (Antonio Blanco) sebagai sosok yang memberikan harapan baru, hingga Karina (Echa Japasal) yang menjadi sahabat sejati Rhea, membuat cerita ini semakin kompleks dan penuh emosi. 

Produser Eksekutif AFE Sinema, Pulung Agustanto dan Hendy Ahmad, mengungkapkan, “Kami sangat antusias dapat bekerjasama dengan MAXStream Studios untuk menghadirkan Leiden sebagai tontonan yang bermakna bagi semua kalangan. Dengan adaptasi dari novel yang memiliki basis penggemar besar, kami ingin memberikan pengalaman sinematik yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pesan yang mendalam tentang kekuatan dan harapan.”

Sementara Vice President Digital Lifestyle Telkomsel, Lesley Simpson, menambahkan, “Melalui Leiden, kami ingin merefleksikan visi Telkomsel untuk memberdayakan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, dengan menyajikan konten yang relevan dan inspiratif.

Serial ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sebuah kisah yang menggugah untuk menghadapi tantangan hidup dengan penuh keberanian dan semangat positif. Dengan kehadiran Leiden di MAXStream, kami semakin memperkuat komitmen kami untuk menyediakan layanan digital yang berkualitas dan membuka lebih banyak peluang bagi pelanggan.”

Dengan kombinasi alur cerita yang kuat, akting para pemain berbakat, dan penggarapan visual yang apik, Leiden diharapkan dapat menjadi salah satu serial drama yang paling berkesan bagi penonton.

Isu-isu seperti perundungan, kehilangan, dan perjuangan dalam menemukan jati diri disajikan dengan pendekatan yang menyentuh hati, menjadikan serial ini relevan bagi generasi muda maupun dewasa. 

Serial “Leiden” akan segera tayang secara eksklusif di platform MAXStream dan MyTelkomsel pada tanggal 24 Januari 2025, memberikan kesempatan bagi para penonton untuk mengikuti kisah inspiratif Rhea. Saksikan perjalanan emosional yang membuktikan bahwa di balik setiap rintangan, selalu ada kekuatan untuk bangkit dan menemukan kebahagiaan. 

MAXStream Studios adalah content producer yang telah melahirkan film dan serial dengan platform penayangan utama pada MAXStream, AllPlay Entertainmenta, AllPlay Sports, Fun Planet, dan MyTelkomsel. MAXStream Studios telah memproduksi sebanyak 130 judul konten film dan series MAXStream Originals yang dapat dinikmati di berbagai kanal penayangan, mulai dari bioskop, platform Over-the-Top (OTT), hingga Free-to-Air (FTA). Informasi lebih lanjut terkait serial “Leiden” dan berbagai konten MAXStream Studios lainnya dapat diakses pada akun media sosial @MAXStream.tv. (FE)

Continue Reading

iMovies

Festival Film Tiongkok 2025 di Jakarta jadi ajang pertukaran budaya

Published

on

iMusic.idFestival Film Tiongkok 2025 telah digelar selama 3 hari mulai dari 14 hingga 16 januari 2025 di Cinepolis, Senayan Park, Jakarta. Banyak hal baik yang muncul mengiringi terselenggaranya ajang pengenalan budaya Tiongkok tersebut melalui karya film.

Digelar dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Indonesia, acara Festival Film Tiongkok 2025 yang di selenggarakan secara gratis untuk masyarakat umum tersebut menghadirkan lima film unggulan.

5 Film asal Tiongkok berjudul “Hers Story, Gold or Shit atau G for Gap, Into the Mortal World, Personal Persistance” dan “Life of Luosang” di putar selama 3 hari pelaksanaan Festival Film Tiongkok 2025. Film “Her Story” yang menjadi salah satu box office di China tahun lalu diputar mengawali acara Festival Film Tiongkok 2025 tersebut. Film ini mengangkat cerita terkait feminisme yang menampilkan dua wanita hidup bertetangga dan saling membantu dalam masalah hidup masing-masing.  

Festival Film Tiongkok 2025 di Jakarta yang diselenggarakan oleh Biro Film Nasional China bekerja sama dengan Asosiasi Pertukaran dan Kerja Sama Industri Produksi Film dan Televisi China-Indonesia, dinilai dapat mempererat pertukaran budaya kedua negara.

“Kami berharap kegiatan ini bisa terus membangun jembatan bagi para pembuat film kedua negara, memperkenalkan kebudayaan China, dan mendorong pertukaran budaya kedua negara,” kata Atase Kebudayaan Kedutaan Besar China untuk Indonesia Wang Siping saat membuka festival itu pada Selasa, 14 Januari 2025 malam.

Wang Siping menambahkan bahwa pameran ini merupakan simbol persahabatan antara Tiongkok dan Indonesia yang sudah terjalin selama 75 tahun.

“Hari ini adalah momen istimewa, tidak hanya memperingati 75 tahun hubungan diplomatik, tetapi juga menyambut Tahun Baru Imlek,” tuturnya.Selain pemutaran film, acara ini juga diramaikan oleh kehadiran sejumlah nama besar di industri film Tiongkok.

Hong Yue Pemain Film “G for Gap” khusus hadir untuk meramaikan acara festival tersebut menemani awak media yang pada Festival Film Tiongkok 2025 hari kedua pada Rabu, 15 Januari tersebut, hadir menyaksikan film bersama – sama.

Hong Yue yang berperan sebagai Woody’s Mother di film “G for Gap” hadir menyapa penonton bersama Sutradara film “Life of Luosang”, Zhang Gudong, Xing Xiao selaku sutradara film ‘Zhong Ken”, serta Lu Wei, produser sekaligus penulis skenario film ‘Lausanne’s Family Affairs’.

Dirilis di China dengan judul “Gold or Shit”, film “G for Gap” bercerita tentang Woody, seorang pria yang patah hati karena kemunduran dalam karier dan kehidupan cintanya, memilih untuk kembali ke kampung halamannya dalam keadaan depresi. Kepulangannya yang “tiba-tiba” ini mengganggu kehidupan keluarganya yang tenang, karena ia tidak hanya harus tinggal berdekatan dengan kerabat tetapi juga mencari kemungkinan baru untuk masa depannya.

Setelah banyak penolakan di dunia nyata, pertemuan tak terduga dengan teman sekelasnya di sekolah menengah, Feng Liuliu, menyebabkan perubahan tak terduga dalam hidupnya.

“Syuting film ini dilakukan Neijiang City, Sichuan, China dengan sutradara Tiongkok Long Fei dan penulis skenario Huang Jia,” jelas Hong Yue

Aktris dari Tiongkok Daratan kelahiran 31 Agustus 1962 ini bercerita tentang pengalaman dan adegan paling berkesan dan selama syuting usai pemutaran film “G for Gap” pada Rabu, 15 Januari 2025.

“Untuk film ini syuting tahun lalu musim panas. Saya juga yang paling suka adegan ibu Woody yang bercerita sama tetangganya mengenai kehidupan mereka,” jelas aktris pemenang dua Penghargaan Golden Rooster tersebut

Hong Yue mewakili tim mengucapkan terimakasih kepada penonton yang terlihat antusias menyaksikan pemutaran film hari ini.

“Sebenarnya di Tiongkok, banyak film besar yang tidak kalah seru dengan film yang diputar selama pameran. Kalau ada waktu juga bisa ke Beijing dan merasakan kehidupan di sana,” tutur pemain film “In the Wild Mountains” (1986), “Zou zhu qiao” (2008) dan “Jing tian dong di” (2009) ini.

Continue Reading

iMovies

NIH Pictures Perkenalkan Film Horror “Aplikasi Iblis”.

Published

on

iMusic.id – Rumah produksi NIH Pictures perkenalkan film terbarunya yang berjudul “Aplikasi Iblis”. Film bergenre suspense horor ini mengambil tema Urban, tidak seperti film horror lainnya yang selalu mengambil tema hutan, pedesaan, rumah tua dan angker.

“Aplikasi Iblis” mengambil tema urban karena set kehidupan kota besar, yang modern,  sangat berhubungan dengan teknologi yang menjadi pegangan hidup kita sehari-hari, penggunaan handphone dan aplikasi.

Film ini tidak hanya menyajikan hiburan semata, tetapi juga mengangkat tema tentang kesedihan, penyesalan, dan bahaya dari keinginan untuk membalas dendam, dimana ini membawa pesan moral yang tinggi untuk setiap penonton film Indonesia. Sebuah pesan dekat untuk setiap penonton, “JANGAN MAIN MAIN DENGAN ARWAH.. KALIAN AKAN TERSESAT..” dan belajar tentang keikhlasan.

Tim produksi film “Aplikasi Iblis” merancang banyak visual khusus yang tidak hanya bertujuan menakutkan, namun juga menghadirkan visual yang memukau dan atmosfer yang mencekam agar penonton mendapatkan pengalaman yang lebih dalam saat menonton Film Aplikasi Iblis ini.

film “Aplikasi Iblis” ini digarap oleh sutradara muda Dimas Anggara yang juga bertindak sebagai produser bersama Dimas Aryanto. Menurut Dimas Anggara, film “Aplikasi Iblis” merupakan film horor pertama yang ia sutradarai.

“Saat ditawari garap film ini, sebenarnya dalam kehidupan sehari – hari,  saya adalah orang yang penakut, tapi tetap saya terima tawaran ini, karena saya melihat film Aplikasi Iblis ini bisa menarik, dan memiliki tantangan yang berbeda,” ujar Dimas Anggara.

Film “Aplikasi Iblis” menampilkan para pemeran sbb : Junior Roberts (Arya), Dosma Hazenbosch (Laras), Aldo Irawan Putra (Bayu), Aulia Deas (Mia), Ruth Marini (Maryati), Dida Arlingga (Boss Arya), Della Dartyan (Jenny), Danang (Agus), Rifal F. Lestusen (Slamet), Cut Ara (Lily), dan Daffa Alharits (Rendy).

Junior Roberts mengungkap karakter yang diperankan hingga pengalaman syuting film Aplikasi Iblis.

“Arya ini karakter yang penuh kasih sayang, baik, hidupnya flat saja, sampai suatu saat kejadian bikin dia berubah, melenceng dan aneh-aneh. Pengalaman syuting banyak momen asyik karena ini pertama kali juga disutradarai Bang Dimas Anggara,” beber Junior Roberts.

Film Aplikasi Iblis juga didukung oleh Gofour, Ismet D Tahir, Ludwina Ismail (Executive Producer), Dimas Anggara (Sutradara), Raden Dimas Aryanto (Producer), serta Associate Producer Tassia Mariska, Indra Bayu, Arlingga Danagati, , Ide Cerita Delly Malik, Indra Bayu, Penulis Tisa TS, Indra Bayu, serta DOP Rama Hermawan.

Proses produksi film “Aplikasi Iblis” telah selesai pada Desember 2024 dan ditargetkan rilis di tahun 2025.

Sinopsis:

Setelah kehilangan kekasih tercinta, Laras, dalam sebuah pembunuhan yang tragis, Arya mencoba mencari jawaban dan penutupan kisah cintanya. Ia menemukan sebuah aplikasi misterius bernama “I Let You In” yang diklaim dapat menghubungkannya dengan arwah. Dengan harapan dapat berkomunikasi dengan Laras, Arya pun mencoba aplikasi tersebut dan tak disangka, ia berhasil “bertemu” dengan arwah Laras.

Didorong oleh rasa kehilangan dan keinginan untuk membalaskan dendam, Arya terjebak dalam sebuah permainan berbahaya. Arwah Laras yang ia hubungi ternyata bukanlah roh kekasihnya yang sebenarnya, melainkan entitas jahat yang memanfaatkan kesedihan Arya untuk melancarkan rencananya. Arya pun harus berjuang untuk menghentikan entitas jahat tersebut dan menyelamatkan dirinya sendiri.

Film Horror “ Aplikasi Iblis” tidak hanya sekedar menampilkan kengerian namun juga penuh dengan plot yang mencengangkan membuat film ini berbeda dari film horor lainnya, ditambah dengan perpaduan antara kisah cinta, balas dendam, dan horor yang dibalut dengan misteri akan semakin membuat penonton terus penasaran hingga akhir film.

NIH Pictures berkomitmen untuk menghadirkan film berkualitas yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dan berharap film “Aplikasi Iblis” dapat menjadi salah satu film Indonesia yang sukses dan mendapatkan tempat di hati penonton. (FE)

Continue Reading