Connect with us

iMusic

“Happiest Lokal“ Rilis Single Terbaru Berjudul “Rotasi Seragam”.

Published

on

iMusic – Sebelumnya Happiest Lokal sudah merilis single berjudul Orang Gila, Kereta Cepat, dan Toni, Margi!. Pada tanggal 17 Mei 2020 Happiest Lokal merilis single terbaru berjudul “Rotasi Seragam” yang di rilis oleh label Indie Jakarta Sirkus Records. Rotasi Seragam sudah bisa kalian dengarkan di semua Platform digital.

Happiest Lokal adalah Grup Garasi Rock dengan sedikit aksi Pop. Dibentuk pada tahun 2015 akhir di depan mading sebuah Uni di Depok. Konsisten dengan Rio Lazuardo (Vocal, Gitar), Regi Apriadi (Vocal, Gitar), Ivan Wirawan (Bass), Ferdinand (Drum).

Musik Happiest Lokal terinspirasi oleh band – band Garage Rock terdahulunya sampai gelombang Garage Rock Revival/Alternative 90’s dan bertemakan lirik sosial, bercerita tentang apa yang terjadi di sekitar dan keseluruhan.

Materi lagu “Rotasi Seragam” ini berlatar belakang keresahan menjadi pekerja nine to five di Jakarta. Menceritakan perputaran hidup karyawan yang sama saja setiap harinya, yang pada awalnya berbangga sejenak memasuki persero ternama, namun dikemudian hari berujung banyak meng”kredit masalah” karena kebutuhan sociamateria agar layak dipandang, dan hasrat mengejar rasa berkehidupan harmoni. Dengan upah netto yang tidak seberapa, yang harus disyukuri dan dihabisi.

“Gw juga termasuk gelombang rotasi seragam itu sendiri haha. Mau gimana lagi, harus tetep survive kan? Padahal ketika jadi Mahasiswa, gw ga pernah kepikiran bakalan jadi karyawan. Dulu mikirnya Cuma mau jadi anak band aja sampe mati, tapi pada akhirnya gw merasa stuck!, kekurangan bensin, butuh sumber daya yang baru, karena orangtua udah ga bisa bantu menuhin kebutuhan karir gw dimusik lagi hahaha, yaudah gw kerja aja deh biar bisa jalan dimusik lagi. Ambisi kota memang begitu, orang orangnya juga begitu, selalu butuh sesuatu yang baru. Dan semua harus dikejar serba buru-buru. Itu sih yang gw rasain, Gatau kalau yang lain.

Lagu “Rotasi Seragam” liriknya udah ada sebelum gw jd karyawan, terinspirasi oleh temen-temen yang jadi karyawan dan ceritanya. Jadi seperti boomerang buat gw. Lagu ini dapat dinikmati dengan keresahan akhir bulan ataupun humor diawal bulan melihat tagihan dan list kredit barang baru dengan volume sekencang-kencangnya dengan Vodka iceland atau Captain Morgan, bersama rekan se-office hour. Karena ini Ode untuk kalian. Mari rayakan!” –Rio Single “Rotasi Seragam” adalah rangkaian single terakhir Happiest Lokal untuk menuju sebuah album pertama yang akan hadir dikemudian hari.

“Udah 4 single kita rilis, ya kira-kira album pertama Happiest Lokal materi dan soundnya seperti 2 single terakhir. Kita sudah nyiapin 8 lagu tinggal direkam dan totalnya ada 10 lagu atau bisa juga lebih. Jadi, doakan dan support kita terus ya supaya album perdana Happiest Lokal segera rilis.

Harusnya April kemarin kita rekaman, Karena adanya Covid-19 jadi kita tunda dulu. Oh iya Musik Videonya digarap sama Allan Sinema Pinggiran temanya kolase art, pas sudah Happiest Lokal seperti band Alternative 90’s” Pesan dari kita Stay Safe & Healthy kawan-kawan, Sampai jumpa lagi! (FE)

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading

iMusic

Sundari Gasong luncurkan single “Sedih”

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.

“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih”  siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.

Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.

“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.

Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.

Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.

Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:

“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”

Continue Reading

iMusic

The Rain sambut ulang tahun ke 24 lewat single baru “Cerita Yang Tersimpan”

Published

on

iMusic.id – Setelah lebih 2 dekade bersama, 7 album studio dan sederet single lepasan, The Rain masih bertahan dengan formasi awal sejak berdiri pada tahun 2001. Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal).

Akhir November 2025, beberapa minggu menjelang ulang tahun The Rain ke- 24, grup asal Yogyakarta ini merilis sebuah single baru berjudul “Cerita yang Tersimpan”.

“Salah satu cara kami bersyukur masih diberi umur dan tetap bersama selama ini adalah dengan berkumpul dan melahirkan karya baru, ini juga wujud terima kasih kami pada teman-teman yang menggemari lagu-lagu The Rain selama ini, pada para The Rainkeepers”, ujar Indra.

Dari balutan aransemennya, lagu anyar The Rain ini terdengar seperti mesin waktu yang membawa pendengar ke akhir dekade 80-an.  “Kami mencoba beberapa aransemen untuk lagu ini dan ternyata rasanya paling cocok dibawa ke era 80-an,” ujar Iwan.

Di studio, mereka bernostalgia mendengarkan lagu-lagu dari Richard Marx dan Def Leppard sebagai referensi saat mengerjakan aransemen lagu ini.

“Dulu saat remaja, kami memang tumbuh dengan lagu-lagu di era tersebut, jadi tak sulit untuk menghadirkan kembali nuansanya lewat lagu ini,” tambah Ipul.

“Dari sisi lirik, lagu ini bercerita tentang sebuah kesalahan, sebuah hubungan yang tak diakui terjadi. “Pelik deh.. hahaaa,” sahut Aang yang juga dipercaya untuk mengerjakan artwork single ini.

Cerita yang Tersimpan menjadi single lepasan ke-7 yang The Rain rilis setelah album “Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama” dirilis pada 2022. Akankah di tahun 2026 nanti album ke-8 The Rain akan dirilis?

“Masih dikerjakan. Semoga segera,” tutup Indra.

Continue Reading