imusic.id – Penyanyi solo Kirana Setio dan proyek kolaborasi The GRNM mempersembahkan single “Bagiku Kaulah Segalanya“, sebuah karya ikonis gubahan Anton Issoedibjo yang pernah dipopulerkan oleh Zwesty Wirabuana pada tahun 1983.
Lagu ini kini dihadirkan kembali oleh Kirana Setio dalam balutan musik modern yang tetap mempertahankan esensi nostalgianya, dengan sentuhan segar oleh produser berbakat Harry Goro serta aransemen baru dari Riza Maulana.
Kirana Setio adalah penyanyi muda yang namanya melejit sejak menjadi Gadis Sampul 2015, sebuah ajang prestisius yang melahirkan banyak talenta besar di industri hiburan Indonesia. Meski awalnya dikenal sebagai model, Kirana selalu memiliki kecintaan mendalam terhadap dunia musik, mengikuti jejak sang ibu yang juga berbakat dalam bernyanyi.
Setelah sukses di dunia fashion, Kirana Setio memutuskan untuk fokus pada karier musiknya, mengawali perjalanan sebagai penyanyi di tahun 2023 dengan merilis debut single. Penampilannya kemudian mencuri perhatian publik dalam lagu “Dawai” yang menjadi soundtrack dari film “Air Mata Di Ujung Sajadah“. Lagu ini menonjolkan kekuatan vokalnya yang lembut namun penuh emosi.
Kini, melalui single “Bagiku Kaulah Segalanya”, Kirana kembali membuktikan bahwa dirinya adalah sosok multitalenta yang mampu memberikan warna baru dalam dunia musik Indonesia. Interpretasi mendalam Kirana dalam lagu ini menjadi pembuktian bahwa dia tak hanya sekadar entertainer, melainkan seniman sejati.
Sebagai proyek unggulan Geronimo Records, The GRNM adalah platform yang mewadahi kolaborasi berbagai talenta solo. Dipimpin oleh Harry Goro, The GRNM menawarkan eksplorasi musik yang inovatif, menghasilkan karya dengan kualitas musikalitas tinggi yang mampu menggabungkan elemen nostalgia dan modernitas.
Dalam single “Bagiku Kaulah Segalanya”, aransemen Riza Maulana memberikan sentuhan baru yang menghidupkan kembali lagu legendaris ini bagi pendengar lintas generasi.
Versi baru single “Bagiku Kaulah Segalanya” dari The GRNM dan Kirana Setio dirilis di bawah naungan Geronimo Records, sebuah label rekaman yang lahir pada tahun 2020 di tengah tantangan pandemi, sekaligus wujud dedikasi terhadap musik independen.
Dimulai dari sekelompok musisi di Yogyakarta yang aktif di berbagai gigs dan band lokal, label ini berkembang menjadi pelopor dalam memproduksi musik berkualitas tinggi. Selain memproduksi single dan album, Geronimo Records juga mengelola seluruh proses kreatif, mulai dari pra-produksi hingga pascaproduksi, untuk proyek musik komersial maupun non-komersial.
“Sebagai label indie, kami selalu menempatkan seni sebagai inti dari setiap karya. Kami percaya bahwa musik adalah medium untuk menyampaikan emosi dan membangun koneksi dengan pendengar,” tutur Harry Goro.
Melalui proyek ini, Geronimo Records ingin menghidupkan kembali warisan musik Indonesia dengan pendekatan modern-classic yang unik.
Single “Bagiku Kaulah Segalanya” bukan sekadar lagu, melainkan gerakan untuk menjaga warisan musik Indonesia tetap relevan bagi generasi baru. Dengan suara lembut namun kuat dari Kirana dan eksplorasi musikal The GRNM, lagu ini menghadirkan harmoni yang memikat dan menggugah emosi.
Saat ini, single “Bagiku Kaulah Segalanya” milik The GRNM dan Kirana Setio sudah bisa didengarkan di berbagai platform pemutar musik digital mulai Jumat, 4 April 2025.
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)