iMusic.id – Memaksa mendamaikan atau berdamai, mungkin uraian yang tepat untuk menggambarkan single ini.
“And I’m Fine To Be With You…” Sebuah penggalan lirik yang cukup bisa menggambarkan dari keseluruhan dari single ini.
Digawangi oleh Bastya Indrawan (Bastya) pada Vocal & Keyboard, Yogie Satya Ferdinand (Yogie) pada Drum, Erland Oktafaisal (Erland) pada Guitar, dan Karima Sasiseptiana (Rima) pada Vocal. Setelah konsisten merilis beberapa single sejak tahun 2020, Eas.y quartet Alternative Pop/Sophisti-Pop asal Kota Malang kembali mengeluarkan single teranyar-nya dengan bertajuk “I’m Fine”.
Setelah sukses dengan single “Sick Of Love Song” pada pertengahan tahun lalu, kini waktunya I’m Fine untuk tampil ke permukaan. Bisa dibilang Eas.y ini spesialis untuk unit sophisti-pop dengan kesedihan-kesedihannya. Isu yang mereka angkat melalui I’m Fine ini bisa dibilang mungkin mayoritas orang pernah mengalaminya.
Memang siapa dari kita yang tidak pernah mengalami (atau mungkin sedang mengalami) hubungan Toxic? Dirasa hampir dari kita mungkin pernah mengalaminya, baik di hubungan asmara, pekerjaan, maupun keluarga.
Bastya sendiri mengatakan, “ya emang tujuan kita untuk menulis I’m Fine ini biar jadi anthem buat kalian yang lagi terjebak di hubungan toxic.”
I’m Fine sendiri seakan-akan mengajak kita untuk meromantisasi hubungan toxic tersebut. Single ini membawa kita ke arah abu-abu terhadap kondisi ini, sebuah posisi yang seharusnya menjadi safe place kita malah menjadi hal buruk bagi diri kita.
“Memang lagu ini didasari dari kondisi salah satu personil kami, dimana dia ini sebenernya sadar kalau keluarganya ini toxic tapi bagaimanapun ya ini keluarga dia, mau gak mau atau suka gak suka ya ini tetap keluarga kita kan.” Jelas Eas.y kepada rekan-rekan media.
“oh can we go back, to the place where we all, to the place you can’t deny where you grow up and do stupid little things…” mungkin menjadi salah satu penggalan lirik yang bisa dibilang cukup naif untuk menggambarkan kondisi yang ingin disampaikan oleh Eas.y.
Hal yang cukup perlu kita garis bawahi dari single ini, jika kita dengarkan single ini bisa dibilang cukup ringan, apalagi jika kita bandingkan dengan single-single Eas.y sebelumnya. Baik dari synthesizer yang cukup mengawang dari awal, tidak seperti single sebelumnya “Sick Of Love Song” yang bisa dibilang lebih tegas.
Selain itu Eas.y juga cukup cerdik untuk menyisipkan unsur Alternative Rock dengan riff gitar yang cukup catchy dan sedikit ditonjolkan dengan repetisi yang cukup pas di single ini. Eas.y menerangkan bahwa mereka cukup terinfluence oleh band-band Alternative Rock semacam U2, unsur elektronik macam band Nu-Metal Linkin Park, hingga sophisti-pop macam 1975.
Dari segi produksi Eas.y tidak menggarap single ini sendirian, pada segi penulisan lirik Eas.y dibantu oleh Galih Faturohman (@shuttleark) yang notabene merupakan drummer dari band Alternative Rock daerah satelit kota Malang Oddwain (@oddwain), dan juga dibantu oleh Ern Myra (@ernmyraaa).
Untuk masalah mixing mastering pada single ini Eas.y mendaulatkan kepada M. Fitryan Al Fajri aka Ryan Abo (@ryan_abo) yang merupakan vokalis dari Shellin (@shellinofficial). “Memang untuk single ini kita banyak dibantu oleh teman-teman dekat kita.” Pungkas Eas.y kepada media.
Single I’m Fine sendiri akan dirilis pada 24 November 2023 di seluruh gerai musik digital dan rencananya akan dirilis sebagai pengantar menuju EP pertama mereka. Saat ditanya soal kapan tentang EP terbarunya, mereka menjelaskan, “ya bisa jadi bulan depan mungkin ya.” Pesan terakhir Eas.y terkait single ini mereka berharap “Semoga single ini bisa jadi anthem hubungan toxic kalian ya.” (FE)
iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”
Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.
Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.
Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.
Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.
iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.
“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih” siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.
Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.
“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.
Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.
Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.
Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:
“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”
iMusic.id – Setelah lebih 2 dekade bersama, 7 album studio dan sederet single lepasan, The Rain masih bertahan dengan formasi awal sejak berdiri pada tahun 2001. Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal).
Akhir November 2025, beberapa minggu menjelang ulang tahun The Rain ke- 24, grup asal Yogyakarta ini merilis sebuah single baru berjudul “Cerita yang Tersimpan”.
“Salah satu cara kami bersyukur masih diberi umur dan tetap bersama selama ini adalah dengan berkumpul dan melahirkan karya baru, ini juga wujud terima kasih kami pada teman-teman yang menggemari lagu-lagu The Rain selama ini, pada para The Rainkeepers”, ujar Indra.
Dari balutan aransemennya, lagu anyar The Rain ini terdengar seperti mesin waktu yang membawa pendengar ke akhir dekade 80-an. “Kami mencoba beberapa aransemen untuk lagu ini dan ternyata rasanya paling cocok dibawa ke era 80-an,” ujar Iwan.
Di studio, mereka bernostalgia mendengarkan lagu-lagu dari Richard Marx dan Def Leppard sebagai referensi saat mengerjakan aransemen lagu ini.
“Dulu saat remaja, kami memang tumbuh dengan lagu-lagu di era tersebut, jadi tak sulit untuk menghadirkan kembali nuansanya lewat lagu ini,” tambah Ipul.
“Dari sisi lirik, lagu ini bercerita tentang sebuah kesalahan, sebuah hubungan yang tak diakui terjadi. “Pelik deh.. hahaaa,” sahut Aang yang juga dipercaya untuk mengerjakan artwork single ini.
Cerita yang Tersimpan menjadi single lepasan ke-7 yang The Rain rilis setelah album “Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama” dirilis pada 2022. Akankah di tahun 2026 nanti album ke-8 The Rain akan dirilis?