

iLive
International Golo Mori Jazz 2025 digelar 12 April.
Published
4 months agoon
By
iMusiciMusic.id – International Golo Mori Jazz (IGMJ) menghadirkan harmoni musik jazz yang berpadu dengan pesona alam eksotis dari Timur Indonesia. Acara ini akan digelar di Bukit Golo Mori, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, pada 12 April 2025.

International Golo Mori Jazz bukan sekadar acara musik, tetapi juga sebuah perayaan budaya dan kebersamaan. Dengan mengangkat tema “Jazz dari Timur, Eksotis!”. Bertempat di Golo Mori Convention Center,konser ini menghadirkan pengalaman spektakuler dan berkesan untuk menikmati musik jazz dengan lanskap lautan dan bukit yang mempesona.
Acara ini akan menyuguhkan orkestra musik yang merayakan keindahan alam Indonesia bagian timur serta budaya lokal yang unik. Para pengunjung akan dimanjakan dengan penampilan musisi legendaris seperti Andien, Maliq & D’Essentials, Sheila Majid, serta penampilan spesial Tohpati dalam format orkestra. Dengan alunan musik yang penuh kenangan dan romansa, acara ini menjanjikan momen tak terlupakan bagi setiap penontonnya.
Acara ini juga merupakan bentuk sinergi antara industri musik dan pariwisata. ITDC (InJourney Tourism Development Corporation), sebagai pengembang kawasan The Golo Mori, berkomitmen untuk mengembangkan destinasi pariwisata berbasis MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) yang berkelanjutan. Melalui event ini, diharapkan Golo Mori semakin dikenal sebagai destinasi eksotis yang dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.

Troy Warokka, Director of Commercial ITDC, menyampaikan, “International Golo Mori Jazz 2025 merupakan wujud nyata dari potensi besar yang dimiliki Golo Mori sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia. Kami berharap acara ini dapat semakin memperkenalkan Golo Mori kepada dunia dan mendorong pertumbuhan sektor pariwisata serta ekonomi kreatif di Indonesia.”
Dengan mempertimbangkan berbagai aspek, International Golo Mori Jazz 2025 akan berlangsung pada 12 April 2025. Perubahan jadwal ini memungkinkan kami untuk menghadirkan pengalaman yang lebih matang, dengan konsep yang lebih kuat serta berbagai kejutan yang semakin memperkaya acara. Kami ingin memastikan bahwa setiap orang yang hadir akan merasakan semangat, kebersamaan, dan romantisme dalam alunan musik jazz yang menginspirasi.
Bagas Indyatmono, Direktur Utama Jazz Gunung Indonesia, menambahkan, “Kami sangat antusias dapat menjadi bagian dari International Golo Mori Jazz 2025. Acara ini bukan hanya sekadar perayaan musik jazz, tetapi juga bentuk komitmen kami dalam memajukan ekosistem musik dan memperkenalkan ragam budaya yang ada di Indonesia Timur.”

Andien, salah satu musisi yang akan tampil dalam acara ini, mengungkapkan, “Saya sangat menantikan momen untuk tampil di International Golo Mori Jazz 2025. Musik jazz memiliki kekuatan untuk menyatukan banyak orang, dan ketika dimainkan dengan latar belakang keindahan alam seperti di Golo Mori, saya yakin pengalaman ini akan menjadi sangat istimewa bagi semua yang hadir.”
International Golo Mori Jazz 2025 juga mendapat dukungan penuh dari berbagai mitra strategis yang percaya pada kekuatan musik sebagai medium untuk membangun koneksi dan mempromosikan destinasi wisata.
Perwakilan dari Wondr, salah satu sponsor utama, menyatakan, “Kami melihat International Golo Mori Jazz sebagai platform yang luar biasa untuk memperkenalkan keindahan Indonesia Timur ke dunia. Kolaborasi antara seni, budaya, dan alam di acara ini mencerminkan visi kami dalam menciptakan pengalaman yang autentik dan menginspirasi.”

Sementara itu, perwakilan dari Pelita Air, yang juga turut mendukung acara ini, menyampaikan, “Sebagai maskapai yang berkomitmen untuk mendukung industri pariwisata, kami sangat bangga menjadi bagian dari International Golo Mori Jazz 2025. Kami berharap acara ini dapat memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung dan mendorong lebih banyak wisatawan untuk menjelajahi keindahan Golo Mori dan sekitarnya.”
Dengan perpaduan musik berkualitas, pemandangan alam yang menakjubkan, serta atmosfer yang intim dan romantis, International Golo Mori Jazz 2025 akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi para penikmat musik dan pencinta alam.
You may like
-
Prinsa Mandagie luncurkan single “Bertahan Sendiri”
-
Lewat lagu “Kumpul Bocah”, MALIQ & D’Essentials isi Soundtrack film “Jumbo”
-
Selesai di 5 kota, MALIQ & D’Essentials bakal sambangi Kuala Lumpur
-
Jazz Gunung Burangrang: Sora-Sora Bergembira! siapkan banyak kejutan
-
Bank Mandiri mempersembahkan Konser Kahitna 2 Tahun Menuju 40
-
Lifetime Tribute To Chrisye Concert di gelar di tanggal lahir Chrisye
-
Blaze Jakarta Music Lounge sajikan hiburan berkualitas dan nyaman
-
‘Telkomsel Awards 2024’ dukung industri kreatif nasional
-
Jazz Gunung Bromo 2024 umumkan kategori harga tiketnya
-
Penggalangan dana untuk anak – anak Palestina lewat “Jazz in Unity” sukses digelar
iLive
Ravel Entertainment umumkan agenda “Hammersonic 2026 : Decade Of Dominion”
Published
2 hours agoon
July 7, 2025By
Frans Eko
iMusic.id – Setelah banyak spekulasi yang memprediksi kapan festival musik Rock terbesar se-Asia Tenggara ini akan digelar, akhirnya Ravel Entertainment dengan resmi mengumumkannya, Festival yang bertajuk “Hammersonic 2026 : Decade of Dominion“, akan berlangsung pada tanggal 2 dan 3 Mei 2026 di Jakarta, Indonesia. Hal ini merupakan titik puncak dari berbagai rangkaian acara yang sudah dihelat sejak tahun 2024.

Rangkaian acara yang dimulai dengan konser band asal Inggris While She Sleeps dibulan Oktober 2024, dilanjutkan dengan band Punkrock yang paling dikenal sepanjang masa Green Day di bulan Februari 2025, kemudian menggelar Hammersonic Convention dan menyapa para emo enthusiasts 5 kota besar Indonesia lewat Saosin Indonesia Tour di bulan Mei 2025, disusul dengan band raksasa rock alternative asal Inggris Muse yang akan digelar pada bulan September 2025, dan penutup rangkaian acara menuju puncak adalah band rock legendaris dengan vokalis kharismatik Dave Grohl asal Amerika Serikat yaitu Foo Fighters pada bulan Oktober 2025.
Dengan perjuangan, konsistensi dan komitmen tanpa kompromi akhirnya Hammersonic Festival bertransformasi menjadi panggung dan tujuan utama bagi penggemar musik Rock di Indonesia, kawasan Asia dan bahkan diberbagai belahan dunia. Dengan menampilkan puluhan band berbagai sub-genre seperti death metal, metalcore, hardcore punk, black metal, punkrock, emo bahkan grindcore, Hammersonic menjadi ajang konsolidasi dan reuni bagi komunitas rock dalam negeri dan internasional.
“Tahun 2026 bukan sekadar selebrasi perjalanan panjang Hammersonic, melainkan bukti nyata dominasi kami di panggung rock Tanah Air dan Asia. Hammersonic akan terus tumbuh, berkembang dan berevolusi. Kami bukan hanya menyatukan antar lintas generasi, tapi menciptakan gelombang baru.” ujar Ravel Junardy, CEO Ravel Entertainment sekaligus Founder Hammersonic Festival.

Edisi ke-10 nanti akan dirancang lebih besar, spektakuler, dan akan menjadi tonggak standard baru dalam perhelatan festival musik yang ada di tanah air. Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya, di edisi spesial kali ini lineup band-band internasional akan diumumkan secara bertahap dan penuh kejutan.
Sepanjang perjalanannya, Hammersonic telah sukses menghadirkan ratusan band-band ternama kelas dunia untuk datang ke Indonesia, sebut saja Megadeth, Slipknot, Lamb of God, InFlames, Amon Amarth, A Day To Remember, Trivium, Bullet For My Valentine, Story Of The Year, Kreator, bahkan seorang maestro gitar seperti Yngwie Malmsteen telah mencicipi megahnya panggung Hammersonic. Pesona mereka terbukti mampu menarik perhatian puluhan ribu penonton baik dari Indonesia maupun mancanegara setiap tahunnya.
“Hammersonic 2026: Decade of Dominion” akan menjadi penanda tonggak sejarah baru untuk festival ini. Sebuah selebrasi epic dan kolosal untuk musik keras dan mereka yang hidup di dalamnya. Untuk informasi lebih lanjut tentang Hammersonic 2026 dan pembelian tiket, kunjungi website resmi kami di www.hammersonic.com atau ikuti kami di sosial media @ravelentertainment dan @hammersonicfest.
iLive
BRI Jazz Gunung Series tampilkan musisi – musisi unik dalam dan luar negeri
Published
2 days agoon
July 5, 2025By
Frans Eko
iMusic.id – Konser unik bertajuk “Jazz Gunung Series” akan kembali digelar pada Juli – Agustus tahun ini. Memasuki usia penyelenggaraan yang ke 17, konser musik ini telah menjadi perjalanan panjang yang wajib digelar dan tidak boleh absen setiap tahunnya. Digelar di kawasan Bromo, Jazz Gunung, menjelma menjadi salah satu event jazz yang memiliki kekhasan, keunikan tersendiri.

Muncul menjadi salah satu event festival jazz yang berbeda. “Indahnya Jazz, Merdunya Gunung” memadukan secara harmonis antara musik (jazz), alam hijau pegunungan, semilir angin, dan manusia. Hal tersebut menjadi nilai tambah, yang terus dipelihara dan dikembangkan sampai sekarang.
Kembali hadir di Amphitheatre Jiwa Jawa Resort Bromo, Sukapura, Probolinggo, pengalaman berbeda saat menyaksikan pertunjukkan Jazz Gunung Bromo dapat dirasakan dari pemandangan hijau pegunungan sebagai latar panggung yang menyegarkan mata, serta udara dingin dan sejuk yang terasa dari ketinggian hampir 2.000 meter di atas permukaan laut.
Pada penyelenggaraan di tahun 2025 ini, Jazz Gunung Series hadir dengan dukungan penuh dari BRI. Jazz Gunung Series terdiri dari tiga rangkaian events, yaitu BRI Jazz Gunung Series 1 : Bromo pada tanggal 19 Juli, BRI Jazz Gunung Series 2 : Bromo pada tanggal 26 Juli dan BRI Jazz Gunung Series 3: di Ijen Banyuwangi pada bulan Agustus. Di rentang waktu antara series pertama dan kedua tersebut, akan diisi oleh residency program Bromo Jazz Camp. Program Bromo Jazz Camp sendiri akan menjadi “rumah utama” dari penyelenggaraan jam-session, yang mengambil tempat di Rehat Bromo
Trio muda, Emptyyy, mantan VJ MTV, Jamie Aditya, kelompok campursari bersuasana jazz kental, Kua Etnika, RAN, dan band jazz senior Karimata plus Chagall, musisi Wanita asal Belanda, yang memainkan musik electronic akan menyemarakan BRI Jazz Gunung Series 1 : Bromo.

“Seperti tahun-tahun sebelumnya, Jazz Gunung Bromo, akan menyajikan beragam musik jazz and beyond. Bisa jazz, yang berolah bunyi dan rasa dengan ragam musik lain. Terutama dengan elemen musik etnik, yang dipersandingkan dengan harmonis”. Pada dasarnya kekhasan penyajian jazz dalam rupa festival, konsep ini melanjutkan, mempertahankan dan mengembangkan dari konsep dasar yang dibentuk dan diinisiasi oleh para founder Jazz Gunung Bromo yaitu Sigit Pramono, Butet Kertaredjasa dan mendiang Djaduk Ferianto.” tambah Johan Pramono, sebagai CFO Jazz Gunung Indonesia.
Dalam BRI – Jazz Gunung Series 2: Bromo, akan tampil beberapa performers, yang tentu berbeda dari series pertama. Ada Lorjhu’ dan seorang film-maker sekaligus animator, Badrus Zeman. Selain itu dipastikan juga ada nama-nama yang tidak kalah menarik, ada penampilan dari a young talented jazz-singer, Natasya Elvira. Natasya akan ditemani para musisi session yang menghadiri Bromo Jazz Camp. Selain itu, masih ada Bintang Indrianto, Tohpati Ethnomission, Sal Priadi, Rouge dari musisi folk jazz asal Perancis dan penampilan spesial dari Monita Tahalea.
BRI Jazz Gunung Series 3: Ijen pada bulan Agustus 2025, yang diselenggarakan di Amphitheatre, Taman Gandrung Terakota, Banyuwangi. Sederet musisi berpengalaman dengan penampilan unik, menarik, dan yang tentunya bakal mempesona penonton dipastikan akan tampil di sini. Siapa saja mereka? Mari kita tunggu bersama-sama! Yang jelas Jazz Gunung Series akan selalu meningkatkan performa nya setiap tahun.
Vinsensius Jemadu, sebagaoi Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan dari Kementrian Pariwisata menyatakan siap mendukung konser musik jazz ini,

“Bahkan nanti untuk BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen di tanggal 9 Agustus 2025, saya sudah berbicara dengan penyelenggara dimana nanti kita bisa berkolaborasi. Sebenarnya ada beberapa skema dukungan dari Kementerian Pariwisata, pertama yang pasti adalah amplifikasi promosi, dimana Kementerian Pariwisata akan menggunakan semua channel media promosinya, bahkan termasuk LED, Videotron yang berada di depan Patung Kuda di Kementerian Pariwisata bisa kita manfaatkan untuk bisa mengekspos kepada masyarakat luas. Sehingga nanti level of tendensinya jauh lebih banyak. Begitu juga media sosial yang dimiliki oleh Kementerian Pariwisata,” ungkapnya.
“Jadi kalau kita bisa bicara bahasa birokrasi kita akan bisa melihat komponen-komponen yang sekiranya bisa kita pertanggung jawabkan untuk kita dukung maka ayo kita dukung. Apakah itu panggung, lighting, atau line up artis, jadi ada beberapa komponen yang bisa kita dukung, tetapi sekali lagi ditengah-tengah efisiensi dan penghematan seperti ini tentunya Kementerian Pariwisata juga tahu diri, kira-kira sejauh mana kita bisa support,” tambah Vinsensius Jemadu.
Sigit Pramono selaku Founder Jazz Gunung mengungkapkan kebahagiaannya atas dukungan pemerintah di BRI Jazz Gunung Series ini.
“Jazz Gunung merupakan salah satu festival jazz pertama yang digelar di alam terbuka, bahkan di ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut. Suhu bisa mencapai 6 hingga 7 derajat Celsius. Selama 17 tahun penyelenggaraan, baru tahun ini Jazz Gunung mendapatkan dukungan nyata dari pemerintah lewat kehadiran Vinsensius Jemadu dari Kemenpar. Semoga dukungan kementerian tidak hanya berhenti di tataran wacana, tapi bisa diwujudkan agar manfaat ekonomi lebih terasa bagi masyarakat sekitar.” Ucap Sigit Pramono.

Selaku founder, Sigit juga memberi contoh konkret manfaat ekonomi yang dirasakan masyarakat sekitar Bromo: dari hotel, homestay, penyewa jeep dan kuda, hingga warung-warung kecil.
“Kalau ada 2000 penonton, maka butuh 1000 kamar. Kami hanya punya 80, sisanya tersebar di sekitar Bromo, Pasuruan, Probolinggo, hingga Malang,” terangnya.
“Ada satu yang unik dari Jazz Gunung, selain memang tempat atau venuenya di ketinggian, tapi kita bisa melihat bahwa selama ini musik Jazz itu dianggap terlalu ekslusif kemudian segmentasi nya sempit sekali sedemikian rupa sehingga banyak orang-orang yang merasa bahwa mereka bukan menjadi bagian dari kegiatan Jazz ini. Padahal Jazz sebagai musik itu sifatnya universal dan kalau kita lihat lagi kalau kita bicara Blues itu adalah teriakan orang-orang yang merasa memberontak, tapi kalau kita Jazz itu sebenarnya membuka diri, inklusif, kesetaraan, keberagaman. Ini dipertunjukan dengan baik di Jazz Gunung.” Tambah Andy F Noya selaku Advisor Jazz Gunung Indonesia.
Jazz Gunung Series sudah sedemikian menarik bagi masyarakat Indonesia, penyelenggaraan yang regular tiap tahunnya plus selalu ada inovasi – inovasi baru membuat tidak hanya penonton konser musiknya saja yang tertarik untuk datang menyaksikan, melainkan juga animo para musisi semakin menggeliat buat bisa tampil disana. Semoga ajang ini bisa terbuka untuk para musisi – musisi berbakat yang semakin banyak tumbuh di tanah air, tidak hanya ekslusif bagi pengisi acara yang itu – itu saja seperti yang terjadi di festival – festival musik nasional dewasa ini.

Maka bersiaplah untuk menikmati jazz sembari menikmati udara segar khas pegunungan bersama dengan Jamaah Al-Jazziyah (sebutan intim bagi penonton setia Jazz Gunung series). Bersama-sama kita menyaksikan dan merasakan pengalaman berkesan yang menyegarkan jiwa, menikmati keramaian sebuah festival jazz tertinggi di dunia. Salam Jazz Indonesia.
iLive
Gelar konser “The Crown”, Queennara buktikan kemajuan sejak bergabung di UIG College
Published
3 days agoon
July 4, 2025By
Frans Eko
iMusic.id – Penyanyi, penulis lagu dan content creator cantik, Queennara menggelar resital musik bertajuk “The Crown” di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa 02/07/25. Gedung Kesenian Jakarta menjadi saksi bersinarnya talenta dari Queennara tersebut.

Konser ini merupakan bagian dari DVISVARA Annual Recital Series, platform eksklusif bagi mahasiswa UIC College dalam menampilkan pencapaian artisitik dan akademik mereka. Di balik gemerlap panggung dan kemegahan aransemen live string dan brass section “The Crown” dari Queennara menjadi perwujudan keberanian, elegansi dan transformasi emosional.
Sebagai bagian dari USG Education, ekosistem pendidikan Internasional terpercaya di Indonesia, UIC College merupakan satu-satunya program pathway musik akademis berstandar internasional yang telah dijalani oleh Queennara. Melalui kurikulum BTEC dari Inggris, siswa dapat menempuh studi 1 (satu) hingga 2 (dua) tahun di Indonesia, sebelum melanjutkan studi ke universitas – universitas terkemuka dunia untuk meraih gelar sarjana.
Program Artist Development di UIC College of Music dirancang tidak hanya untuk mengasah keunggulan akademis dan keahlian praktikal, tetapi juga menumbuhkan ide-ide kreatif dan inovatif yang otentik. Ini adalah ruang di mana seniman muda seperti Queennara dipersiapkan untuk memperkaya industri musik, baik di dalam maupun luar negeri.
“Queennara adalah contoh nyata dari filosofi pendidikan kami: membentuk seniman yang tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga kuat dalam menyuarakan identitas dan nilai personalnya,” ujar Niluh Komang Aimee Sukesna atau biasa dikenal sebagai Aimee, Kepala Kampus USG Education BSD.
Dalam konser “The Crown”, Queennara membagikan kisahnya, sebuah perjalanan musikal yang ia racik sendiri selama menempuh studi di UIC College of Music. Bertema Empowerment, Elegance, and Emotional Transformation, konser ini menjadi deklarasi jati diri.
“The Crown” adalah simbol perjalanan saya sebagai perempuan, seniman, dan individu yang sedang belajar untuk berdiri tegak dengan cerita dan suara sendiri. Ini bukan semata soal status, tetapi tentang keberanian menjadi diri sendiri di dunia yang terus berubah. UIC College bukan hanya memoles saya untuk meraih cita-cita di industri musik, tapi juga membantu mewujudkan impian saya untuk mengembangkan pengetahuan hingga ke luar negeri,” ujar Queennara.

Konser ini menjadi puncak pencapaian Queennara selama belajar di UIC College BSD, memperlihatkan dedikasi dan perkembangan artistiknya. Sebelumnya, ia juga memukau publik melalui Junior Recital di ZODIAC Jakarta.
Kini dengan skala yang lebih besar, Queennara menggandeng musisi profesional dari band Asian Beat, serta tampil di hadapan tamu-tamu istimewa seperti produser musik, penyanyi, presenter TV, hingga figur publik dan pelaku industri kreatif lainnya.
Queennara, musisi muda dengan suara kuat, visi jujur, dan pesan berani, membawakan karya-karya musik pilihan yang mencerminkan perjalanan emosional dan kepekaan artistiknya. Dari soft rock ballads, cinematic pop, hingga alternative R&B, seluruh komposisi dikemas dalam aransemen live yang teatrikal dan menyentuh. Gedung Kesenian Jakarta, dengan keanggunan klasik dan akustik superiornya, menjadi panggung yang ideal untuk pertunjukan ini.
“The Crown bukan sekadar konser. Ini adalah cermin potensi besar generasi muda Indonesia di industri kreatif dunia,” ungkap Adhirama G. Tusin, CEO USG Education. “Melalui kurikulum berbasis industri dan pengalaman belajar dunia nyata, UIC College membekali siswa dengan lebih dari sekadar ijazah, kami membentuk karakter dan kesiapan untuk bersaing secara global.”
Program-program UIC College memang berfokus pada real-world learning: mulai dari produksi musik, kolaborasi profesional, penciptaan karya orisinal, hingga manajemen diri sebagai artis independen. Semua ini diajarkan langsung oleh para praktisi dan mentor berpengalaman.
“Yang membuat recital ini spesial bukan hanya kualitas musiknya, tapi juga keberanian artistiknya. Queennara membuktikan bahwa musik bisa menjadi tempat membagi rasa, ia menyampaikan cerita, emosi, dan refleksi dengan cara yang menyentuh,” ujar Irman F. Saputra, Koordinator Akademik UIC College Musik.

Dengan ribuan alumni yang kini berkiprah di berbagai belahan dunia, USG Education terus menjalankan misinya: membuka akses pendidikan internasional yang terjangkau, berkualitas, dan relevan untuk masa depan. Melalui program seperti TBI, UJC, Uniprep, UIC College, dan Unistart, USG Education membangun ekosistem pembelajaran menyeluruh, dari tingkat dasar hingga universitas luar negeri.
“Kami di UIC College percaya bahwa pendidikan seni bukan hanya tentang teknik, tapi juga tentang karakter, refleksi diri, dan keberanian mengekspresikan suara personal. Queennara adalah bukti nyata bagaimana siswa kami berkembang menjadi seniman yang otentik dan relevan,” tutup Aimee.
Melalui konser seperti The Crown, UIC College of Music menegaskan komitmennya untuk terus melahirkan generasi seniman Indonesia yang siap menginspirasi dunia melalui karya dan karakter, Karena di sinilah semua mimpi besar bermula.