iMusic – Seakan
tak ingin berdiam diri akan pandemi,
Atlesta baru saja menggelar sebuah konserintimate bertajuk “It’s Okay This 2020 Concert”.
Pertunjukan offline pertama soloistelectro–pop asal Malang
ini digelar di RomanticCamp, GunungBanyak, Batu
pada tanggal 3 Oktober 2020.
Di tengah kondisi hari ini,
tentu saja konser ini digelar dengan kewaspadaan tingkat tinggi. Penonton yang
hadir dibatasi hanya lima puluh (50) orang. Semua orang—termasuk artist dan kru
juga melaksanakan protokol kesehatan dari mulai cek suhu badan, cek kesehatan,
hingga physicaldistancing.
Mengenai hari H, konser
dimulai tepat pukul 15.30 WIB. Atlesta
men-set panggung putih- lengkap dengan sound & lighting yang mumpuni- yang
terkesan ngeblend dengan sekitar. FifanChrista, orang di balik nama Atlesta,
menuturkan ia tetap ingin menghadirkan kesan elegan Atlesta meskipun lokasi ada
di alam terbuka.
Seperti yang telah
disampaikan, It’s Okay This 2020 Concert adalah liveshow pertama Atlesta di tahun 2020.
Iapun tak menyia-nyiakan momen ini untuk membawakan lagu-lagu yang belum pernah
dibawakan sebelumnya. Semisal, semua trek dari album spin-off Inner Feelings Pt. 1 serta
single teranyarnya, “Essential Love”.
Seakan tak puas, ia juga membawakan lagu berjudul “Something You
Still”, sebuah trek yang belum pernah dirilis sebelumnya,
pada konser ini.
Beberapa momen emosional
hadir dalam konser tersebut. Seperti saat Fifan menangis kala menyanyikan lagu
“Shovia” (dari album ketiganya, Gestures). Ia begitu terharu melihat
pertunjukan yang sukses digelar ini. “Rasanya ga percaya aja. Persiapan penuh
perjuangan ini terbayar dan bahkan melebihi ekspektasi. Magical!,” tuturnya.
Konser kemarin diakui Fifan,
juga merangkum semua hal yang terjadi di 2020
ini, terutama yang menimpa dirinya. Dari mulai kehilangan pekerjaan, mandegnya
konser-konser, hingga hubungan personalnya. “Kehilangan” memang seakan menjadi
tema besar Atlesta di tahun 2020, terutama disampaikan pada MV single “Essential Love” kemarin.
“Dan ini konklusinya. Masalah-masalah
yang terjadi di awal pandemi itu seakan hilang seiring pemandangan indah
Romantic Camp, sunset, serta
udara sejuk yang menyertai konser ini. Like saying, Look at me! I do survive!,”
kata Fifan mengenai hal ini.
Beralih ke belakang layar,
persiapan konser ini memakan waktu kurang lebih 3 bulan. Menggelar konser di
tengah pandemi memang merupakan sebuah challenge
tersendiri bagi Atlesta (dan hampir semua promotor, tentunya), dan itu hanyalah
satu dari beberapa ujian yang harus dilaluinya sebelum akhirnya sukses di hari
H. Detail mengenai proses belakang layar ini ditampilkan dengan jelas pada
jejaring sosial Atlesta di Twitter
& Instagram.
“Yang jelas bersyukur banget
bisa menggelar (konser ini). Dan ini membuktikan—seenggaknya ke aku
sendiri—kalau 2020 gak seburuk itu. Proses naik-turun yang kita lalui pada
akhirnya membuahkan sesuatu yang baik. Seperti aku bisa ketemu orang-orang
baru, manggung dengan player baru, belajar dari mereka, dan pada akhirnya bikin
aku bisa bilang, ‘It’s (gonna be) okay. This 2020,” tutur pemuda yang baru
merayakan ulang tahunnya yang ke-30 ini.
Tentu saja konser seambisius
ini tidak akan sukses digelar tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk ini, Fifan
mengucapkan terima kasih kepada Realizm, Televibe (part of Goodvibes), KameraMalang, Toko Kopi Malang, Next Sound & Lighting, dan CiliwungCamp.
Tak lupa juga, ia mengucapkan terima kasih kepada tenant yang ikut memeriahkan
acara: SabotenShokudo, HundredSmoke, MieMasFa,
& DimsumPalingSerius.
Ke depannya, Atlesta akan
mengolah hasil dokumentasi konser ini menjadi sebuah fulldocumentary.
Ini mirip dengan apa yang telah dilakukannya di Lost After Lovv—film
pendek sekaligus live session album kedua miliknya pada tahun 2014. Hasil
akhirnya akan dijadikan virtualconcert yang akan digelar dalam waktu
dekat. (FE)
iMusic.id – Bernadya dan Juni Concert baru saja mengumumkan jadwal tur “Untungnya, Untungnya”. Malaysia menjadi negara pertama yang diumumkan dan terdapat dua kota pertunjukan, 13 July 2025 – Zepp, Kuala Lumpur dan 19 July 2025 – KDAC Hall, Kota Kinabalu.
Informasi terbaru ini dibarengi oleh perilisan poster resmi Bernadya “Untungnya, Untungnya” Malaysia Tour 2025. Kali ini Juni Concert menggandeng Sembangkari sebagai co-promoter yang menggarap tur ini.
“Senang sekali bisa kembali ke Malaysia, karena Malaysia selalu punya tempat spesial di hati ku. Semoga tur “Untungnya, Untungnya” ini bisa menjadi tur perayaan atas keberuntungan-keberuntungan kecil atau besar yang jarang kita apresiasi”, tutur Bernadya.
Aku juga mau ajak Bersenadya Malaysia untuk menikmati sajian tampilan pertunjukan ku lebih dekat dengan set yang lebih lengkap dari mini album dan album pertamaku. Aku juga mau ajak Bersenadya untuk bareng-bareng hadir dan rayakan dengan menggunakan baju yang cerah, karena melambangkan bahwa kamu tidak ada di phase yang gelap-gelap lagi. Kita mau rayakan bersama-sama, pulang dan datang dengan hati yang gembira” ujar Bernadya, antusias.
“Kali kedua untuk JUNI dan Bernadya datang ke Malaysia, sebelumnya sambutan Tur Berjalan sangat meriah dari publik Malaysia. Kali ini bekerjasama dengan Sembang Kari Entertainment kami menghadirkan Bernadya di venue yang punya kapasitas lebih besar untuk peminat musik Bernadya,” tutur Adryanto Pratono dari Juni Concert.
“Kami merasa bangga dapat berkolaborasi dengan Juni Concert dan sangat berbesar hati dapat membawa Bernadya ke Sabah untuk pertama kalinya. Kami percaya konsert ini akan menjadi pengalaman yang luar biasa bagi para penonton, dengan produksi yang intim namun tetap megah, serta kejutan spesial yang hanya bisa dinikmati secara langsung di panggung. Kami juga berharap konsert ini dapat memajukan industri hiburan di Sabah dan menjadi benchmark hadirnya konsert lain di masa mendatang.” Ujar Fuad Simim dari Sembang Kari Entertainment
“Untungnya, untungnya” Malaysia Tour 2025 ini juga dilengkapi dengan penampilan kolaborasi Bernadya bersama Adrian Khalif. Tidak hanya tampil sebagai kolaborasi dalam lagu “Asumsi”, Adrian juga akan tampil dengan set yang special turut merayakan tur ini Berikut adalah informasi lengkap tiket “Untungnya, Untungnya”.
iMusic.id – “Metal Attack Fest 2025” sebuah acara berkumpulnya fans metal besutan A Metal Project yang akan berlangsung pada 13 Juli 2025, di Usman Harun Sport Centre, Cilandak, Jakarta. Panggung disiapkan, ampli telah dipanaskan, dan gerbang ledakan suara mematikan akan segera dibuka!
Bersiaplah untuk malam yang menggemparkan dengan penampilan band-band ekstrim dari Indonesia dan luar negeri yang akan “membakar” panggung Metal Attack Fest 2025.
Edisi tahun ini “Metal Attack Fest” 2025 : A NIGHT OF EXTREME SONIC DESTRUCTION IN JAKARTA” menghadirkan Thulcandra (Jerman) sebagai headliner, sang empu black-death metal yang akan membawa energi tanpa henti dan riff-riff yang mencekam ke skena metal Jakarta.
“Metal Attack Fest” 2025 Juga akan didukung oleh deretan band metal terbaik Indonesia, masing-masing siap memberikan rentetan riff brutal, dentuman drum, dan geraman tanpa henti.
Berikut daftar local heroes yang akan tampil:
– Darksouls
– Beside
– Finsmoonth
– Tumenggung
– Mouthless
– Harmony Gothic
– Rising The Fall
– Repture
– Mahasura
– Alligator
Dengan deretan penampil yang mencakup black metal, death metal, metalcore, dan semua yang ada di antaranya, Metal Attack Fest 2025 akan menjadi festival metal yang patut diperhitungkan tahun ini. Acara ini menjanjikan pertunjukan music yang brutal, kerumunan penonton yang bergemuruh, dan semangat persaudaraan para metal-head yang solid.
Selain pertunjukan skill metal yang tak ada habisnya, festival ini juga akan menampilkan booth merchandise eksklusif, sesi meet & greet, dan jadi ajang silaturahmi para penggemar berat musik metal di Indonesia. Nantikan panggung konser yang sangar, dengan pencahayaan yang intens, tata suara yang menggelegar dan pit yang siap meledak!
Tiket Presale akan tersedia sejak tanggal 15 Maret 2025, jadi nantikan pengumuman lebih lanjut dan amankan tiket acara ini. Simak website A Metal Project maupun akun media sosial untuk informasi terbaru, penjualan tiket, dan semua hal tentang Metal Attack Fest 2025!
iMusic.id – Berawal dari Festival, Grassrock kini menyalakan api semangat regenerasi musisi rock Indonesia lewat ‘Festival Rock Pelajar Se-Jawa Bali 2025’. Kompetisi musik rock ini digelar bertujuan untuk menumbuhkan kembali semangat musik rock di kalangan generasi muda serta merangsang minat musisi rock muda di Indonesia untuk lahir menjadi penerus musisi rock pendahulunya.
Memperingati Hari Musik Nasional yang jatuh pada 9 Maret, ‘Festival Rock Pelajar Se-Jawa Bali 2025’ dengan tema #ROCKGENERASI siap digelar pada 14-15 Juni 2025 di Kota Madiun. Ajang Festival ini merupakan hasil kolaborasi Grassrock, band rock legendaris asal Surabaya, dengan komunitas Madiun Rock City (MRC).
Dengan mempertandingkan Piala Bergilir Grassrock, acara ini menjadi wadah bagi para pelajar dari berbagai tingkatan mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi untuk menyalurkan kreativitas dan bakat bermusik mereka lewat genre rock.
Musik rock pernah menjadi ikon budaya populer di Indonesia, namun dalam beberapa dekade terakhir, mengalami penurunan regenerasi musisi dan pendengar. Melalui #ROCKGENERASI dan dukungan Grassrock diharapkan lahir generasi baru yang mampu membawa musik rock Indonesia ke panggung nasional maupun internasional dengan warna khas Nusantara.
“Kami ingin memastikan musik rock tetap memiliki tempat di hati generasi muda dan terus berkembang dengan inovasi tanpa kehilangan esensinya. Regenerasi ini penting untuk memperkuat ekosistem musik kreatif di Indonesia,” Kata Rere, drummer Grassrock.
Rere memulai karir sebagai anak band sejak masih SMP. Kini, dia telah menjadi drummer legendaris yang pernah membantu sebagai additional / session player rekaman maupun live band dan penyanyi terkenal seperti Dewa 19, Ada Band, Iwan Fals, Nicky Astria, Mel Shandy, Yovie & Nuno, Black Out dan lainnya.
Tak hanya Rere, gitaris Grass Rock, Edi Kemput juga menjadi additional player ternama daari Erwin Gutawa, Chrisye, Ari Lasso, KLA dan Andi Rianto. Selain menjadi member di Grassrock, mereka juga aktif berkontribusi di industri musik Tanah Air.
“Jadi, mereka memulai dari festival musik hingga membantu puluhan musisi terkenal tanah air. Termasuk Mas Mando, Almarhum Dayan dan Yudhi Rumput. Saya juga memulai sebagai penyanyi sejak SD dari ajang festival penyanyi hingga band,” ujar Hans Sinjal, vokalis Grass Rock saat ini.
Sementara itu, menurut Anwar, manajer Grassrock, festival rock pelajar ini momentum kebangkitan musik rock, #ROCKGENERASI bukan hanya sekedar festival, tetapi juga sebuah gerakan untuk membangun kembali semangat dan identitas musik rock Indonesia di era kekinian.
Selain kompetisi band pelajar, festival ini juga menghadirkan berbagai program edukatif dan kolaboratif, antara lain:
• School of Rock: Workshop dan mentoring tentang teknik bermain, produksi musik, hingga manajemen karier di belantika industri musik.
• Kolaborasi Antar Generasi: Ajang pertemuan dan penciptaan karya bersama antara musisi rock senior dan musisi muda.
• Digital Rock Movement: Inisiatif membangun komunitas online melalui podcast, konten kreatif, dan streaming musik rock lokal.
• Inkubator Band Lokal: Pendampingan band dalam produksi, distribusi, dan promosi karya mereka.
“Festival ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk musisi rock senior, komunitas musik, label rekaman, platform digital, media, serta dukungan dari pemerintah dan sektor swasta. Dengan sinergi ini, diharapkan ekosistem musik rock Indonesia semakin berkembang dan berkelanjutan,” pungkas Anwar.
Untuk informasi lebih lanjut kerja sama, kolaborasi dan pendaftaran, silakan kunjungi: