iMusic.id – Tiga musisi folk Indonesia, yakni Jason Ranti, Iksan Skuter dan Bagus Dwi Danto resmi memperkenalkan kelompok musik baru bernama ‘Trio Lesehan’ dengan melepas single perdana berjudul “Siapa yang Tak Pernah“.
Lewat keterangan tertulisnya, Jason Ranti yang akrab disapa Jejeboy menjelaskan bahwa single “Siapa yang Tak Pernah” merupakan nomor pembuka kolaborasi mereka dalam unit ‘Trio Lesehan’. Ide membentuk entitas anyar ini, hadir demi merayakan persahabatan mereka.
“Mungkin supaya persahabatan ini tidak sia sia, kami seperti selalu ingin melakukan suatu bersama-sama di entitas ‘Trio Lesehan’. Entah apa, entah siapa jadi apa, siapa yang apa, siapa yang menulis, siapa yang main gitar, tampaknya tidak begitu dipedulikan alias dirasa semengalirnya saja,” kata Jason Ranti.
Sebelum membentuk ‘Trio Lesehan’, Jason Ranti sendiri dikenal publik sebagai penyanyi solo asal Tangerang Selatan. Saat ini, ia telah melepas 3 buah album penuh yang masing-masing berjudul “Akibat Pergaulan Blues” (2017), “Sekilas Info” 2019, dan “Jalan Ninja” (2023).
Deretan single semisal “Lagunya Begini Nadanya Begitu” yang ia ciptakan untuk penyair Sapardi Djoko Damono, “Variasi Pink”, “Bahaya Komunis”, “Sabda Tiang Listrik”, hingga nomor terbaru “Hari Hari Musik“, lekat dengan sosok penyanyi bernama lengkap Patrick Jason Ranti ini.
Sementara Iksan Skuter adalah solois asal Malang, Jawa Timur. Namanya demikian wangi di kancah folk lantaran kekuatan lirik dalam karya-karyanya. Sepanjang karier bermusiknya, ia tercatat pernah merilis sedikitnya 13 album penuh, serta beberapa album live session.
Sedangkan Bagus Dwi Danto yang pernah dikenal dengan moniker Sisir Tanah, merupakan penyanyi asal Yogyakarta yang sudah merilis setidaknya dua album penuh berjudul “Woh” dan “Kudu“, serta belasan single lainnya yang kebanyakan bertema tentang sosial dan lingkungan.
“Kami tinggal di kota yang berlainan, provinsi yang berlainan. Jarang-jarang bertemu. Maka ketika ada kesempatan bertemu, selain wara-wiri dan haha-hihi ke sana kemari, tentunya kami juga ingin produktif dan berkarya bersama sama,” tutur Iksan Skuter.
Dalam liriknya, single “Siapa yang Tak Pernah” milik Trio Lesehan mengangkat tema tentang dua orang yang saling puji atas kesetiaan menjalani kehidupan bersama. Dibalut petik gitar akustik, harmonisasi vokal Jason Ranti, Iksan Skuter dan Bagus Dwi Danto terbagi sempurna di lagu ini.
Proses produksi lagu yang ditulis oleh Jason Ranti dan Iksan ini, dilakukan di studio Kua Etnika, Yogyakarta dengan melibatkan nama Rama Satria sebagai sosok yang mengurusi lini mixing dan mastering.
Sebelumnya, Jason Ranti, Iksan Skuter dan Bagus Dwi Danto pernah terlibat dalam proyek kolaborasi berjuluk ‘Proyek Bahaya Laten’ dan sempat merilis album penuh dan tur bersama pada 2018 silam. Lewat unit ‘Trio Lesehan’, ketiganya memiliki rencana untuk melanjutkan kerja bareng tersebut.
“Kami ingin buat album, Ya memang demikian, Kami ingin pergi tur Bersama, Ya memang demikian. Semoga lagu ‘Siapa yang Tak Pernah’ bisa menjadi awalan dari sebuah petualangan kehidupan yang entah lah, Semoga barokah,” kata Bagus Dwi Danto.
Single “Siapa yang Tak Pernah” milik Trio Lesehan sudah mengudara dalam format audio visual di saluran YouTube milik Iksan Skuter.
Sementara format audionya bisa dinikmati di digital store platform mulai saat ini.
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)