Connect with us
Kanaya Aisyah Kanaya Aisyah

iMusic

“Kanaya Aisyah” rilis “Stop Bully – Bully” agar Anak Indonesia Bahagia dan ceria.

Published

on

iMusic – Kanaya Aisyah, artis cilik pendatang baru di Blantika Musik Indonesia yang biasa disapa Kanaya, telah memulai kiprahnya sejak usia 9 tahun, dimana ia berduet bersama sang mama, Shinta Priwit dan merilis lagu yang berjudul “CINTA AKU DAN MAMA.” Di usia 11 tahun Kanaya tampil perdana sebagai penyanyi solo dengan lagu berjudul “DOA UNTUK KEDUA ORANG TUA” yang dirilis baik secara digital maupun video lirik di kanal Youtube sang mama.

Di usianya yang kini menginjak 13 tahun dan telah memasuki masa remaja, Kanaya dengan dukungan penuh dari sang mama kembali merilis lagu “STOP BULLY-BULLY” tepat di penghujung bulan peringatan Hari Anak Nasional 2021. Rilis lagu ini ditandai dengan penayangan video lirik lagu STOP BULLY – BULLY di kanal Youtube Shinta Priwit. Lagu ini juga akan segera dapat didengarkan melalui seluruh gerai musik digital.

Lagu ini diciptakan oleh Shinta Priwit sebagai bentuk keprihatinan terhadap maraknya kasus perundungan atau bullying, tidak hanya terjadi di kalangan anak usia sekolah namun juga dialami oleh orang usia dewasa. Melalui lagu “STOP BULLY-BULLY” ini Shinta Priwit ingin menyampaikan pesan agar anak – anak sebagai generasi penerus bangsa Indonesia berhenti membully dan mulai saling mengasihi.

“Kasus bullying makin banyak itu parah sih, sekarang terjadinya bukan cuma di kalangan anak sekolah tapi juga sudah dialami orang dewasa.” ungkap Shinta Priwit menyampaikan keprihatinannya. “Maka dari itu, gue buat lagu “stop bully – bully” biar semua sudahlah berhenti aja tindakan bullying yang gak asyik itu.” tutup Shinta Priwit.

Dalam pembuatan lagu ini melibatkan musisi Rachmat Ady sebagai penata musiknya serta Andre Mesa sebagai penata suara.

Seperti kita ketahui bersama, perundungan atau bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus, baik yang dilakukan secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya. Dampak bullying antara lain perasaan tidak nyaman, sakit hati, tertekan dan bahkan dalam kasus tertentu dapat menyebabkan gangguan mental bagi korbannya.

Saat ditanya apakah Kanaya pernah mengalami aksi perundungan? Kanaya menjawab dengan cepat, “Pernah, hehehe.”, dan ia pun melanjutkan, “Kayanya hampir semua anak seusianya pernah mengalami hal tersebut, tapi perundungannya dalam bentuk verbal bukan fisik.”

“Waktu SD dulu aku juga aku pernah jadi korban verbal bullying di sekolah, dan aku cerita ke mama, lalu aku disupport sama mama dan ayah dikasih tahu,  supaya aku jadi baik-baik saja, alhamdulillah  dan  sekarang  malah bisa jadi lagu dan aku nyanyiin deh hehehe.”Tutup cerita Kanaya

Kanaya merasa sangat senang tetap dapat berkarya di tengah kesibukannya di sekolah dan di tengah masa pandemi Covid-19. Baginya pembuatan lagu ini sangat menyenangkan karena selain lagu ini mengandung pesan yang ingin ia sampaikan kepada teman-teman dan seluruh anak Indonesia, ia juga dapat memanfaatkan waktu berkegiatan di rumahnya lebih asyik dan lebih seru.

Harapan Kanaya adalah semoga lagu “STOP BULLY – BULLY” bisa menjadi inspirasi anak-anak Indonesia untuk dapat berhenti saling membully, agar anak-anak Indonesia bahagia dan CERIA. (FE)

iMusic

Band Jogja, Shakey rilis single baru “Yang Ada Padamu”

Published

on

iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.

Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).

Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,

Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.

“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.

“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.

Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.

Selamat menikmati “Yang Ada Padamu”

Continue Reading

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading

iMusic

Sundari Gasong luncurkan single “Sedih”

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.

“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih”  siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.

Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.

“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.

Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.

Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.

Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:

“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”

Continue Reading