iMusic – Setelah kemunculannya di industri musik pada 2020 lalu, akhirnya penyanyi cantik bertalenta, Ziva Magnolya, merilis album perdana yang diberi judul Magnolya, tentunya di bawah bendera label rekaman Universal Music Indonesia.
Album Magnolya ini menjadi sebagai sebuah mimpi yang terwujud, dan telah dinantikan oleh Ziva Magnolya yang juga menjadi jebolan ajang pencarian bakat Indonesian Idol musim kesepuluh. Pasca Indonesian Idol, karier Ziva Magnolya sebagai penyanyi profesional semakin berkembang dan menyita perhatian banyak pecinta musik di Indonesia.
Nama Magnolya sendiri dipilih sebagai judul album bukan tanpa alasan. Ini menjadi sebuah penegasan juga penanda akan sesuatu yang dinantikan oleh Ziva telah terealisasi, sebuah full album. Juga sebagai wujud eksistensi Ziva di industri musik yang dikemas dalam sebuah album atas namanya sendiri, sebuah kebanggaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Album Magnolya terdiri dari delapan lagu, yang lima di antaranya telah dirilis dalam bentuk single sebelumnya. Ada lagu “Tak Sanggup Melupa #TerlanjurMencinta” yang menjadi single perdana Ziva yang dirilis pada 26 Juni 2020 lalu. Kemudian ada juga “Mata-Mata Harimu“, “Sampai Kapan”, “Terlukis Indah” berduet dengan Rizky Febian. Dan, yang terakhir ada lagu “Peri Cintaku” yang belum lama ini dirilis, tepatnya pada April 2022 lalu.
Lagu “Peri Cintaku” mendapatkan respon yang sangat baik, menduduki trending #1 di YouTube dan mencapai posisi top 3 di berbagai chart. Beberapa hari sebelum album perdana dirilis, Ziva juga memberikan kejutan dan membanggakan para penggemarnya dengan keberhasilan terpilih sebagai Spotify EQUAL Ambassador dari Indonesia untuk bulan Juli, yang menjadikan sosok Ziva Magnolya terpampang di billboard di New York Times Square.
Tiga lagu baru
Selain lima lagu yang telah dirilis sebelumnya, di album Magnolya ini juga disertakan tiga lagu baru yang belum pernah dirilis atau diperdengarkan di publik sebelumnya. Tiga lagu itu adalah “Munafik”, “Bahagia?”, dan “Pilihan yang Terbaik”.
Lagu Munafik ditulis sendiri oleh Ziva Magnolya bersama SOIN. Menceritakan kisah penantian dari sebuah percintaan yang entah sampai kapan karena tidak adanya sebuah kepastian. Untuk aransemennya, lagu ini mengambil warna musik pop ballad yang sendu dengan dibungkus instrumen piano dan strings section yang menjadikannya lebih syahdu untuk didengar.
Sedangkan untuk lagu “Bahagia?” mengambil nuansa musik yang upbeat, pop ceria yang nyaman untuk didengarkan. Walaupun sebenarnya, lagu yang juga diciptakan Ziva dan SOIN ini bercerita tentang kondisi patah hati seseorang yang ditinggal pasangannya.
Terakhir, ada lagu “Pilihan yang Terbaik” yang ditulis oleh Seto Bramana. Ini menjadi salah satu lagu cinta bernuansa sedih dengan cerita tentang akhir dari sebuah hubungan. Sesuai dengan ceritanya, lagu ini dikemas dengan sangat apik. Penempatan instrumen cello di beberapa bagiannya menjadi sebuah pemanis yang pas dari sebuah lagu cinta yang sangat indah.
Semua delapan lagu yang ada di album Magnolya dapat kalian dengar dalam bentuk audio di semua platform layanan musik digital. Selain dalam bentuk audio, tiga lagu baru dirilis dalam bentuk video yang tayang di akun YouTube resmi Ziva Magnolya.
Untuk lagu “Munafik”, musik videonya digarap oleh kausa.xyz dengan bertindak sebagai sutradara adalah Isdam Atrahadena. Di musik video ini juga menghadirkan salah satu aktor muda berbakat, Chicco Kurniawan, yang sebelumnya pernah tampil di musik video “Peri Cintaku”.
Selain itu, dua lagu lain, “Bahagia?” dan “Pilihan yang Terbaik” akan dibuat juga dalam bentuk lirik video. Lagu “Bahagia?” digarap oleh Holyred Studioworks, sedangkan “Pilihan yang Terbaik ” oleh VSLZM. Sementara itu, lirik video “Munafik ” akan dirilis menyusul yang juga dikerjakan oleh kausa.xyz.
Boxset terbatas
Nah, yang lebih mengejutkan lagi, album Magnolya ini juga dikeluarkan dalam bentuk boxset yang terbatas. Boxset eksklusif ini berisikan album fisik Magnolya, dan beberapa item yang dapat kalian jadikan koleksi. Ada holographic box, friendship bracelet, holographic photocard, sticker set, booklet lirik, dan satu buah CD album.
Jadi, tunggu apalagi. Langsung saja dengarkan semua materi yang ada di album Magnolya persembahan Ziva Magnolya ini. Jadikan playlist kamu supaya hari-hari kalian makin berwarna. Jangan lupa bagi kalian para pencinta rilisan fisik, boxset album ini juga bisa kalian koleksi. So, enjoy guys! (FE)
iMusic.id – MD Pictures merilis Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” Jumat (4/7/2025), perilisan OST yang dibarengi dengan peluncuran official poster film tersebut di gelar di MD Place, Jaksel yang juga merupakan headquarter dari MD Pictures. Acara ini di hadiri oleh Manoj Punjabi selaku Eksekutif Produser dan para cast film tersebut dari Marshanda, Ariel Tatum, Patricia Gouw, Reza Nangin, Elmandsipasi, hingga Asri Welas plus Andi Riyanto sebagai composer dan song writer.
Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” ini adalah sebuah lagu sedih berjudul “Segalanya” yang diciptakan Andi Rianto bersama Ria Leimena dan dinyanyikan oleh Marshanda. Musik dan lirik yang Andi dan Ria hasilkan berhasil menangkap esensi emosional dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” itu sendiri.
“Walaupun Marshanda ini tidak aktif bernyanyi seperti sebelumnya, namun saya tahu bahwa Marshanda pasti akan all out di lagu ini dan saya yakin hasilnya pasti bagus”, terang Andi Riyanto ketika teman – teman media bertanya tentang proses rekaman suara Marshanda di lagu ini.
Sementara Marshanda sendiri mengaku bahagia bisa menjadi pengisi suara di lagu “Segalanya” ini, walaupun dia sudah lama tidak pernah melakukan lagi proses rekaman namun semangatnya tetap terjaga.
“Lagu ini catchy tapi sedih banget. It captured the whole feeling-nya Alina dan cerita filmnya. Aku ngerasa blessed banget bisa nyanyi lagu ini, apalagi setelah lama nggak rekaman,” ungkap Marshanda.
Lagu “Segalanya” ini menggambarkan perasaan mendalam sang tokoh utama, Alina (Marshanda), tentang cinta, pengkhianatan, dan kehancuran. Dengan melodi yang catchy tetapi penuh emosi, lagu ini menjadi cerminan perjalanan batin Alina dalam menghadapi pengorbanan dan kekecewaan.
“Lirik favorit aku adalah, “Hancurnya mimpi hidup, cinta, dan segalanya.” Bait tersebut merangkum kepedihan yang dialami tokoh utama dalam lagu ini”, tambah Marshanda.
Andi Riyanto sendiri mengaku terinspirasi dari saat dia menyaksikan adegan – adegan krusial di film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” tersebut,
“Lagu ini adalah segalanya, cinta, pengorbanan, dusta, ketidaktulusan, kesetiaan, dan pengingkaran, Semuanya ada di lagu ini,” ujar Andi Riyanto.
Lagu “Segalanya” memang berisikan curahan hati seorang istri yang menghadapi pengkhianatan oleh kekasih hatinya.
“Saya tuh paling susah untuk appreciate lagu, Lagu yang laku di platform dan enak didengar, belum tentu sesuai dengan layar lebar. Itu ada formulanya, dan pertama kali kerja sama untuk proyek besar ini, saya terima kasih Mas Andi Rianto sudah dapat formulany,” ungkap produser Manoj Punjabi.
“Lagu ini bukan hanya komunikatif, tapi juga bisa jadi soundtrack. Lagunya simple, menyentuh, dan dapat dramanya.” Tambah Manoj Punjabi lagi.
Sementara itu, Final poster “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” menunjukkan kesinambungan dengan poster yang dirilis pada Februari silam. Pada poster pertama sebelumnya, hanya tampak pemandangan di bawah meja yang menampilkan adegan seorang wanita menggoda seorang pria dengan sebelah kakinya. Dalam poster final ini, adegan yang masih kabur dengan sosok-sosok yang masih misterius tadi diperlihatkan secara gamblang.
Sedangkan di final posternya diperlihatkan adegan penuh di meja makan dari poster pertama. Di tengah meja, duduk Alina (Marshanda) yang berjilbab dan mengenakan pakaian serba biru. Sedangkan putrinya, Rere (Rachel Mikhayla), tampak bergelayut di pundaknya. Mata kedua perempuan itu mengarah ke sosok pria yang duduk di sebelah kiri meja, Reza (Deva Mahenra). Namun, alih-alih membalas tatapan penuh harap dan raut wajah bahagia anak-istrinya, Reza justru menatap lekat wanita berjilbab lain yang duduk di seberangnya yaitu Asih (Ariel Tatum).
Wanita itu pun berbalas pandang dengan Reza diiringi senyuman licik sambil mengangkat segelas jus berwarna merah di tangan kanannya, dan menggendong bayi di tangan kirinya. Sementara itu, di bawah meja, sebelah kaki Asih terlihat mengelus kaki Reza yang agak maju ke depan menyambut kaki Asih.
“La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” diadaptasi dari kisah viral oleh Elizasifaa. Ini merupakan cerita kedua Eliza yang difilmkan oleh MD Pictures setelah” Ipar adalah Maut”. Seperti pendahulunya, “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” yang disutradarai Hanung Bramantyo ini menyoroti kehadiran orang ketiga dalam sebuah keluarga harmonis yang relijius. “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” akan mulai tayang di seluruh bioskop tanggal 14 Agustus 2025, sementara itu Lagu “Segalanya” akan tersedia di seluruh platform digital (DSP) serta YouTube mulai 8 Juli 2025.
iMusic.id – Band modern rock alternative bernuansa emo asal Kota Batik, Tears Don’t Lie, kembali menghadirkan karya emosional yang menyentuh hati. Kali ini, mereka merilis single ketiga bersama dengan musik video berjudul “Hancur” yang secara resmi dirilis pada 30 Juni 2025.
Dalam lagu ini, Tears Don’t Lie menggandeng Savira Razak, mantan vokalis Killing Me Inside, untuk ikut duet mengisi bagian vokal. Kehadiran Savira memberikan warna baru yang kuat, emosional, dan penuh luka, sangat cocok dengan nuansa gelap lagu ini.
“Hancur” bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya, bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya. Lagu ini membingkai kesedihan mendalam saat seseorang mencoba menerima kenyataan pahit bahwa orang yang dicintai tak akan pernah kembali. Dengan aransemen yang dramatis dan lirik yang menggugah, Tears Don’t Lieberhasil menyampaikan rasa duka dengan cara yang indah namun tetap emosional.
Formasi band Tears Don’t Lie saat ini terdiri dari: Oji (Vocals), Didi (Gitar), Ekky (Gitar + Vokal), Tegar (Bass), Tommy (Gitar), dan Yunan (Drum).
Tak hanya menghadirkan kolaborasi vokal, dalam produksi lagu ini Tears Don’t Lie juga bekerja sama dengan Ian Natha dari PolarityAudio sebagai Co-Producer, yang berhasil menambahkan elemen modern dan kedalaman emosional ke dalam komposisi lagu, menjadikannya salah satu karya paling matang dalam diskografi band ini sejauh ini.
Dengan paduan rock alternatif, sentuhan emo, serta produksi modern, “Hancur” diharapkan bisa menjadi soundtrack bagi mereka yang pernah kehilangan dan masih mencoba untuk bangkit.
“Hancur” is here, a new anthem born from pain, wrapped in distortion and honesty. Only from Tears Don’t Lie. Single dan Music Video “Hancur” sudah tersedia di berbagai platform streaming musik digital, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music, mulai tanggal 30 Juni 2025.
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)