Connect with us

iMusic

Membuktikan Eksistensinya, F.C.K.O Akhirnya Menelurkan Single Perdana “Never Let You Go”.

Published

on

iMusic – Penantian Group For Cool Kids Only atau yang dikenal sebagai F.C.K.O untuk membuktikan eksistensinya di dunia musik telah terjawab. Dengan persiapan matang serta kolaborasi yang apik dengan beberapa musisi ternama di tanah air, akhirnya single perdana F.C.K.O yang berjudul “Never Let You Go” akan dirilis pada tanggal 7 Agustus 2020.

Keberhasilan yang telah dicapai sebelumnya dengan menyanyikan lagu-lagu cover dan pencapaian viewer lebih dari satu juta penonton menjadi bukti bahwa F.C.K.O telah siap bersaing dengan musisi-musisi tanah air. Dengan hal ini F.C.K.O sekaligus ingin memperkuat eksistensinya dan ingin menonjolkan karya sendiri yang akan di release bulan ini.

Dengan bergabungnya F.C.K.O ke dalam label perusahaan rekaman BRO’s Music atau biasa dikenal sebagai BRO’s Studio, menjadi salah satu langkah besar bagi F.C.K.O untuk bisa berada di jajaran teratas musisi di Indonesia, serta agar dapat memenuhi kerinduan pecinta musik di tanah air akan karya yang easy listening namun juga berkualitas.

Walaupun terbilang masih sangat muda, group ini pun tidak main-main dalam mempersiapkan single perdananya. Selain berkolaborasi dengan TUAN TIGABELAS, penggarapan single ini juga dibantu oleh beberapa nama yang tidak asing di industri musik tanah air, salah satunya adalah Abhi Laksana sebagai Produser Musik, dan Irvnat sebagai Vocal Director.

Menurut Icha, “Pertama kali berani bikin musik, pertama kali berani bikin lirik. So far enjoy banget ngejalaninnya. Walaupun sebagai anak yang cukup gloomy, proses nya cukup menantang karena genre dan mood lagu ini agak unik, but finally! Semoga lagu ini bisa dinikmatin sama orang-orang yang denger, and shout out to TUAN TIGABELAS that makes this song even cooler. Love”

“Gue, Dandi & Raissa nulis ‘Never Let You Go’ itu hampir selesai dalam waktu 2 minggu. Yang susah waktu awalnya itu nentuin tempo lagu nya itu sendiri. Gue inget, awalannya ini lagu ada di tempo 110 – 120, yang bener bener nge-beat banget. Tapi karena kendala nanyi di tempo segitu, akhirnya kita turunin ke tempo sekarang. Kita semua ngerasa tempo sekarang udah pas banget. Bersyukur banget tempo nya segini, karena waktu TUAN TIGABELAS akhirnya masuk untuk ngisi rap nya, semua jadi nge-blend perfectly”, Vontian menambahkan.

“Untuk gue pribadi lagu ‘Never Let You Go’ sangat amat menantang karena pertama kali gue nulis lirik sendiri lalu jadi sebuah lagu ciptaan sendiri, tapi bukan cuma menantang single ini juga sekaligus membuat penasaran, seneng, takut dan bikin perasaan campur aduk, karena ini adalah single pertama kita bertiga dan lagu pertama juga yg kita captain, Ujar Dandi. Ditambah lagi dengan kehadiran TUAN TIGABELAS makin menambah rasa penasaran dan excitement. Tapi semoga dengan semua usaha kita, pesan dari lagu ini bisa tersampaikan dan setiap nada yang ada bisa sampai juga ke hati pendengar.”

Tentu saja untuk mewujudkan hal tersebut kami harus melakukan banyak upaya dan membutuhkan kesabaran. F.C.K.O bahkan harus menunggu hingga satu tahun untuk dapat benar-benar merasa siap mengeluarkan karyanya. Meskipun kami sudah terbentuk setahun lalu, namun kami mempersiapkan kejutan-kejutan manis di setiap komposisi lagu yang akan kami release kedepan.

“Single ini begitu membahagiakan untuk kami. Semoga ‘Never Let You Go’ bisa diterima dan jadi lagu favorit buat semua pecinta musik dimana pun berada khususnya di tanah air,” ujar F.C.K.O kompak. (FE)

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading

iMusic

Sundari Gasong luncurkan single “Sedih”

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.

“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih”  siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.

Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.

“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.

Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.

Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.

Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:

“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”

Continue Reading

iMusic

The Rain sambut ulang tahun ke 24 lewat single baru “Cerita Yang Tersimpan”

Published

on

iMusic.id – Setelah lebih 2 dekade bersama, 7 album studio dan sederet single lepasan, The Rain masih bertahan dengan formasi awal sejak berdiri pada tahun 2001. Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal).

Akhir November 2025, beberapa minggu menjelang ulang tahun The Rain ke- 24, grup asal Yogyakarta ini merilis sebuah single baru berjudul “Cerita yang Tersimpan”.

“Salah satu cara kami bersyukur masih diberi umur dan tetap bersama selama ini adalah dengan berkumpul dan melahirkan karya baru, ini juga wujud terima kasih kami pada teman-teman yang menggemari lagu-lagu The Rain selama ini, pada para The Rainkeepers”, ujar Indra.

Dari balutan aransemennya, lagu anyar The Rain ini terdengar seperti mesin waktu yang membawa pendengar ke akhir dekade 80-an.  “Kami mencoba beberapa aransemen untuk lagu ini dan ternyata rasanya paling cocok dibawa ke era 80-an,” ujar Iwan.

Di studio, mereka bernostalgia mendengarkan lagu-lagu dari Richard Marx dan Def Leppard sebagai referensi saat mengerjakan aransemen lagu ini.

“Dulu saat remaja, kami memang tumbuh dengan lagu-lagu di era tersebut, jadi tak sulit untuk menghadirkan kembali nuansanya lewat lagu ini,” tambah Ipul.

“Dari sisi lirik, lagu ini bercerita tentang sebuah kesalahan, sebuah hubungan yang tak diakui terjadi. “Pelik deh.. hahaaa,” sahut Aang yang juga dipercaya untuk mengerjakan artwork single ini.

Cerita yang Tersimpan menjadi single lepasan ke-7 yang The Rain rilis setelah album “Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama” dirilis pada 2022. Akankah di tahun 2026 nanti album ke-8 The Rain akan dirilis?

“Masih dikerjakan. Semoga segera,” tutup Indra.

Continue Reading