imusic.id – NOXA FEST ke 5 bakal segera hadir digelar pada 4 juni 2023 mendatang, kabar ini tentu bakal disambut dengan meriah oleh para metalhead, pecinta grindcore dan tentu saja fans Noxa di tanah air. Festival musik metal yang bakal mengambil tema “NOXAFEST V : 20 Years of Madness” ini akan melanjutkan eksistensi festival musik cadas yang sejak awal dulu digagas oleh para personil Noxa.
Noxa Fest yang bakal digelar tahun 2023 mempunyai muatan yang sangat istimewa buat Noxa karena festival ini bersamaan dengan peringatan 20 tahun eksistensi Noxa di kancah musik metal tanah air. Sebelumnya Noxa Fest gagal digelar pada tahun 2019 dan 2020 akibat ada 2 kendala yaitu bencana pandemi covid 19 yang berkepanjangan serta wafatnya vokalis Noxa, Tonny Christian Pangemanan pada 13 November 2020 lalu.
“Setelah terhalang oleh pandemi berkepanjangan, kami akhirnya bisa kembali menggelar NOXA FEST tahun ini dan NOXA FEST ke 5 ini bakal dedikasikan untuk Tonny Christian Pangemanan,” tutur Ade Himernio, gitaris Noxa ditemui saat press conference di bilangan Jakarta selatan, Rabu (8/3/2023).
Untuk pelaksanaan festival kali ini, NOXA FEST bakal menggaungkan tema “Indonesia x Polandia”, dengan misi agar kedua negara bisa saling mengenal dan berhubungan di bidang budaya satu sama lain di acara ini.
“Kami di sini akan mengundang tiga band (death metal) dari Eropa, tepatnya dari Polandia yaitu Vader, Hate dan Thy Disease. Kami rencananya juga akan mengundang band – band dari luar kota Jakarta,” seru Ade menambahkan.
Saat ini, Noxa yang diperkuat oleh Dipa Biomantara (bass), Alvin Eka Putra (drum), dan Diegoshefa (vokal) tengah melakukan kurasi untuk memilih band – band yang bakal ikut memeriahkan festival ini sebagai line up.
“Kami ingin mengajak band dari luar Jakarta juga, termasuk dari berbagai genre,” ujar Diegoshefa, sang vokalis.
Untuk menampung para metalhead yang diperkirakan bakal membanjiri konser “NOXAFEST V : 20 Years of Madness” ini panitia acara telah mempersiapkan areal yang lebih luas kapasitasnya serta mempunyai system keamanan yang terjamin yaitu di Gladiator Arena Bekasi.
“Kami ingin Noxa Fest di tempat yang lebih luas, dengan kapasitas sekitar 10 ribu penonton,” tambah Ade menjelaskan.
Sedikit catatan tentang band yang terbentuk pada Maret 2002 silam ini, Noxa telah merilis lima album studio, yakni “self-titled” (2002), “Grind Viruses” (2006), “Legacy” (2010), “Buka Mata” (2016) dan “Propaganda” (2018).
Sementara itu NOXA FEST sendiri telah digelar sebanyak 4 kali yaitu : “NOXA FEST : 10 Years Grinding Party” (2012) yang di dedikasikan kepada mendiang Robin Hutagaol, dramer pertama Noxa yang meninggal pada 17 Januari 2009 silam, “NOXA FEST 2 : Noxa 15 Years” (2017) dilanjut dengan NOXA FEST ke 3 dan 4 di tahun 2018.
iMusic.id – Setelah sebelumnya merilis Sesungguhnya, Jebung yang eksploratif kembali mempersembahkan karya terbaru berjudul “Jawab Aku”, sebuah lagu yang lahir dari perasaan frustrasi ketika menyukai seseorang, tapi hubungan itu tak kunjung bergerak maju.
Terinspirasi dari pengalaman pribadi, “Jawab Aku” menjadi refleksi saat hati merasa dekat, tapi tidak ada kepastian. “Ini terinspirasi dari momen-momen gue lagi feeling connected with someone tapi rasanya hubungan itu jalan di tempat alias stuck terus. Rasanya dari tingkah laku, dia ini kaya attracted sama gue. Tapi hubungan ini nggak ada kemajuan dan dia nggak ngubungin gue lagi,” ungkap Jebung.
Perasaan itu kemudian dituangkan dalam lirik-lirik yang blak-blakan namun tetap manis:
“Jawab aku, Atau inikah permainanmu?, Pura-pura jadi malu-malu, Biar aku yang hubungin lu dulu”
dan
“Egoku sebagai perempuan yang menunggu, menunggu jawaban, Kau buat gue runtuh”
Menulis dan menyanyikan lagu ini membawa Jebung ke perasaan yang konyol. “Senyum-senyum sendiri kali ya. Karena kalau inget-inget perasaan frustrasi itu kadang gue ngerasa konyol. Bisa ya segininya mikirin seseorang,” ceritanya sambil tertawa.
“Jawab Aku” juga membawa proses kreatif yang cukup dalam. Walau penulisan lagunya terasa lancar, tantangan justru muncul setelah lagu selesai dibuat terutama ketika take vocal “Pas take vocal, gue suka banget bereksperimen sama layer vokal. Jadi kadang bisa lama banget cuma buat nemuin tone atau adlibs yang paling pas. Gue suka ngulik sampai detail kecil, biar emosinya nyampe banget.
Dalam proses kreatifnya, Jebung menulis sendiri lirik dan melodi lagu ini, sementara aransemen dan produksi ditangani oleh produser sekaligus teman dekatnya, Redi Yusri. “Setelah kerja bareng di Sesungguhnya, kita jadi sering bikin lagu bareng. Gue juga biasa direct dan edit vokal sendiri, tapi Redi bantu banget buat bikin layer vokal yang lebih menarik.”
Redi menjelaskan bahwa dalam menciptakan musik “Jawab Aku”, ia mengambil referensi dari “Baby Be Mine” milik Michael Jackson untuk keseluruhan warna musiknya, serta “Fantasy” milik Mariah Carey sebagai acuan mood vokal dan groove, terutama di bagian akhir lagu.
“Ada dua elemen khusus yang gue sisipkan di lagu ini,” jelas Redi. “Pertama, sound bass yang juicy dan funk. Kedua, synthesizer dengan nuansa old school yang ngikutin groove dari bass-nya. Jadi selain vokal ‘jawab aku’ yang catchy, ada hook lain dari elemen musiknya yang bikin nempel.”
Untuk visualnya, Jebung berkolaborasi dengan fotografer Justin Amudra, yang membantu mewujudkan konsep foto dan artwork single ini. “Seru banget bisa lihat interpretasi seorang fotografer terhadap lagu ‘Jawab Aku’. Kolaborasi ini bikin visualnya terasa hidup dan sesuai banget sama nuansa lagunya,” ujar Jebung.
Tidak hanya sebagai penyanyi dan penulis lagu, Jebung juga terlibat penuh dalam proses produksi. “Gue direct vokal, edit vokal track, nulis cerita music video, dan supervise the whole process! Gue seneng banget bisa numpahin visi gue ke tim yang keren banget.”
Menariknya, lagu ini juga ditulis saat Jebung benar-benar mengalami apa yang diceritakan dalam lirik. “Gue lagi ngerasain itu banget. Jadi inspirasi lagunya literally datang dari real-time experience,” katanya.
Proses produksi pun diwarnai banyak momen lucu, terutama saat syuting karena Jebung ingin nunjukin awal ketika semua proses bermusik ini dimulai, dengan video musik yang penuh adegan komikal. “Ada adegan gue keseret di lantai, tertiup angin, gue meleyot dan pas syuting susah untuk nahan ketawa!”
Ketika diminta mendeskripsikan “Jawab Aku” dalam tiga kata, Jebung menjawab: genit, stres, dan meleyot. Sebuah rangkuman yang pas untuk lagu yang terasa ringan, fun tapi menyimpan makna kegelisahan tentang menunggu, berharap, dan akhirnya memilih untuk bertanya: “Jawab aku, dong!” (FE)
iMusic.id – Nuranica, penyanyi muda berbakat, resmi merilis mini album bertajuk “Aku, Dunia dan Pikiranku“. Album ini dirilis serentak di semua platform digital. Lewat album ini, Nuranica mengeksplorasi tema-tema kehidupan sehari-hari danemosi yang dalam, sembari menampilkan aransemennya yang semakin matang.
Mini album ini diproduseri oleh Putra Prastyo (Tyo Closehead), yang sebelumnya juga terlibat dalam single debut Nuranica.
Lagu “Dunia” menjadi sorotan utama dalam mini album ini. Dalam lagu berbalut melodi lembut tersebut, Nuranica membahas tema universal: setiap orang pastipernah merasakan titik terendah dalam hidup.
Pesan-pesan utama yang coba disampaikan lewat “Dunia” antara lain: Titik Terendah itu Wajar: Lagu ini menegaskan bahwa setiap orang pasti pernah mengalami titik terendah, dan perasaan sedih itu adalah hal yang wajar.
Nuranica menjelaskan makna lagu “Dunia” dengan kata-katanya sendiri: “Saya menulis’Dunia’ berdasarkan pengalaman pribadi, melihat teman-teman di sekitar saya yang juga pernah berada di titik rendah.
Lagu ini saya persembahkan untuk mereka yang sedang merasa down: jangan takut untuk menangis, karena itu merupakan cara yangsehat untuk melepaskan beban.
Menangis bukanlah tanda kelemahan, tetapi bentuk pelepasan agar kita bisa bangkit lebih kuat.” Ia menambahkan bahwa harapannya, lagu ini dapat menjadi teman bagi pendengar yang membutuhkan penghiburan dan kekuatan tambahan.
Mini album “Aku, Dunia dan Pikiranku” ini diproduseri oleh Putra Prastyo (TyoClosehead), yang membawa sentuhan aransemen emotif pada seluruh lagu dalam mini album ini. Kolaborasi antara Nuranica dan Putra Prastyo diharapkan menambah kedalaman emosi pada setiap track, sekaligus memperkuat nuansa musik yang dihadirkan. (FE)
iMusic.id – Setelah sekian waktu tanpa rilisan baru, Ninety Horsepower akhirnya kembali merilis single baru berjudul “Betmen“—sebuah karya personal, emosional, dan jadi pembuka menuju album kedua mereka. Lagu ini menjadi penanda babak baru bagi mereka, karena untuk pertama kalinya Ninety Horsepower menulis dan merilis lagu berbahasa Inggris.
Ditulis oleh Ghina Salsabila (vokal/gitar) dan IrvanuddinRahman (drum), “Betmen” terinspirasi dari kucing peliharaan Ghina yang bernama sama. Namun, seiring proses penulisan, sosok Betmen justru menjelma jadi metafora bagi pria-pria yang tidak tahu arah hidupnya—penuh keraguan, sulit ditebak, dan sering merepotkan pasangan.
Lagu ini mengangkat rasa frustasi terhadap sosok yang menyebalkan tapi tetap disayangi, entah itu pasangan atau peliharaan. Liriknya eksplosif dan lugas, dibungkus dalam aransemen indie rock dengan sentuhan garage yang energik dan raw.
Diproduseri oleh Vit Alian, lagu ini menunjukkan sisi lain dari Ninety Horsepower yang lebih berani dan eksperimental dibanding karya-karya sebelumnya. Meski masih mempertahankan identitas band, kali ini Vit mengarahkan band ke arah produksi yang lebih lepas dan liar. Sementara proses mixing dan mastering dipercayakan kepada Muhammad Ghur, menjadikan keseluruhan lagu terdengar lebih kasar tapi tetap fokus.
“Betmen” hadir untuk siapa saja yang pernah merasa harus jadi cenayang dalam hubungan. Lagu ini menyuarakan keresahan yang sangat relate bagi banyak orang muda dewasa—tentang hubungan ambigu, kelelahan emosional, dan usaha memahami orang lain yang bahkan tak paham dirinya sendiri.
Dengan spirit itulah, “Betmen” disiapkan untuk mengawali era baru menuju album kedua Ninety Horsepower. Lagu ini tersedia di seluruh platform digital, dan siap menggedor hati para pendengarnya. (FE)