Connect with us

iMusic

Misellia rilis ulang album “Penyendiri (Deluxe)”.

Published

on

iMusic.idMisellia, penyanyi muda berbakat kelahiran Surabaya, kembali merilis ulang album perdananya dengan tajuk “Penyendiri (Deluxe)”. Album ini hadir dengan tambahan tiga lagu populer yang diadaptasi ke dalam versi bahasa Korea, yaitu “Akhir Tak Bahagia, Repetisi” dan “Sendiri” yang memberikan warna baru sekaligus memperluas jangkauan kreativitas sang musisi.

Perilisan ulang ini tidak hanya menjadi momen selebrasi dua tahun perjalanan album “Penyendiri” yang dirilis pada 27 Januari 2023, tetapi juga bukti konsistensi dan kedewasaan musikal Misellia. Ia saat ini sedang mengemban pendidikan di salah satu universitas di Korea Selatan.

Maka dari itu melalui karya ini, Misellia mengundang pendengarnya untuk memahami dunia-nya, seorang introvert yang beranjak dewasa, membuka ruang bagi pendengar untuk menyelami isi pikirannya yang personal dan autentik melalui versi bahasa korea.

Album “Penyendiri” memiliki tempat yang spesial untuk Misellia, album ini menjadi tanda sebuah pijakan penting dalam kariernya, membawa Misellia meraih pencapaian demi pencapaian, termasuk lebih dari 3,5 juta pendengar bulanan di Spotify dengan lagu “Akhir Tak Bahagia” sendiri mencapai total lebih dari 250 juta pendengar.

Rasa terima kasih dari Misellia akan para pendengar inilah, yang menjadi dasar terciptanya versi deluxe dari “Penyendiri” Selama proses kreatif album “Penyendiri”, Misellia menuangkan kisah pribadinya ke dalam setiap lirik dan nada, menghadirkan keajaiban dunia yang unik miliknya.

Dengan tambahan tiga lagu dalam versi bahasa Korea, “Penyendiri (Deluxe)” menghadirkan sentuhan berbeda, memadukan keindahan lirik dengan tweak aransemen yang diperbarui. Transformasi ini tidak hanya memperkaya emosi dalam lagu, tetapi juga memberikan pengalaman mendalam bagi pendengar dari berbagai latar budaya.

Misellia menuturkan, “Aku ingin membawa sesuatu yang baru dalam versi deluxe ini, tetap setia pada cerita di balik lagunya, tetapi dengan cara yang segar dan berbeda. Versi bahasa Korea ini adalah upaya untuk berbagi emosi yang sama dengan audiens yang lebih luas.”

Pada usia 18 tahun saat album ini pertama kali dirilis, Misellia masih merasa awam dengan dinamika cinta. Alih-alih menulis tentang cinta yang masih asing baginya, Misellia memilih untuk menyoroti pengalaman hidup yang ia alami, termasuk rasa kesepian, overthinking, dan proses memahami dirinya sendiri.

Oleh karena itu, banyak dinamika hidup yang tergambar di album ini, mulai dari lagu “Akhir Tak Bahagia” yang menyentuh sisi emosional yang mendalam, lagu “Sendiri”, yang ditulis bersama Yura Yunita yang menggambarkan refleksi Misellia tentang kekuatan sekaligus tantangan dari kesendirian, lalu sebaliknya “Repetisi” yang menghadirkan sisi riang, seolah menjadi seruan untuk merayakan hidup meski penuh ketidakpastian.

Selain Yura Yunita, dalam proses penulisan dan produksi, Misellia juga berkolaborasi dengan Donne Maula, dimana kedua-nya juga berada di bawah naungan label Merakit. Melalui karya-karyanya, Misellia berharap dapat menemani pendengar yang merasa serupa dengannya. Ia ingin menunjukkan bahwa menjadi seorang introvert bukanlah kelemahan, tetapi perjalanan yang penuh makna, ia juga berharap karya-nya dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk lebih memahami dan berempati terhadap sesama.

“Album ini sangat pribadi bagiku. Aku ingin pendengar merasa terhubung, seolah-olah mereka tidak sendirian dalam menghadapi apa pun yang mereka rasakan,” ujar Misellia.

Dengan “Penyendiri (Deluxe)”, Misellia tidak hanya memperkuat posisinya sebagai salah satu musisi muda paling unik di Indonesia, tetapi juga memperluas resonansi musiknya ke kancah internasional. Album Penyendiri (Deluxe) oleh Misellia dirilis di bawah naungan label Merakit dan bisa didengarkan di semua digital streaming platform (DSP).

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Weird Genius” Gaet “PB GLAS” Di Single Terbarunya ”Witch Hunt”.

Published

on

iMusic.id –  Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.

Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.

‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.

Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Emma Elliott” Kembali Dengan Single Terbarunya, “Bingkai”.

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.

Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.

“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.

“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.

Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.

Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.

“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”

Tentang Emma Elliott

Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.

Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.

Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)

Continue Reading