iMusic.id – Elsa Japasal meluncurkan single perdana berjudul “Pernah Dicinta”, sosok Elsa sebagai penisi acara di berbagai program TV nasional bernama panjang Elsa Novi Bani Japasal ini menarik perhatian salah satu label terkemuka yaitu Sony Music Entertainment Indonesia untuk menariknya ke dalam dunia tarik suara karena di berbagai moment Elsa terlihat punya bakat di bidang itu.
Single “Pernah Dicinta” yang Elsa Japasal nyanyikan diciptakan oleh Aldi Nada Permana, lagu ini berkisah tentang seorang cewek yang belum bisa move on dari sebuah hubungan.
“Jadi, di single perdana ini, aku membawa tema yang mungkin akan terasa relate bagi sebagian orang yang mengalami atau pernah berada di posisi itu, yaitu sulit untuk melanjutkan hidup setelah sebuah hubungan berakhir. Di liriknya, ada kata-kata ‘Aku akan baik-baik saja, semoga’, jadi cewek ini sudah tahu bahwa kisah cintanya itu sudah berlalu, tapi dia masih belum bisa merelakan karena merasa bahwa orang itu yang terbaik untuknya. Tapi, meski belum bisa move on, dia tidak ingin menahan dan tetap ingin si cowok bahagia,” jelas Elsa Japasal.
Sebagai lagu yang diharapkan bisa memperluas karier Elsa Japasal di dunia tarik suara bersama Sony Music, pemilihan single “Pernah Dicinta” rupanya tidak mudah. Banyak demo yang didengarkan oleh Elsa dan tim A&R untuk mencari manakah lagu yang dirasa tepat dalam mengenalkan gadis kelahiran Makassar ini kepada para pencinta musik Tanah Air.
“Proses pengerjaan single ini hingga siap dirilis sekitar satu-dua bulan, cukup cepat. Yang lama, mungkin ada di proses pemilihannya karena tim A&R ingin lagu yang sesuai dengan karakter vokalku. Setelah mendengar banyak demo, akhirnya terpilihlah “Pernah Dicinta” untuk dijadikan single perdanaku bersama Sony Music. Selain sesuai dengan karakter vokal, “Pernah Dicinta” juga memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi melodi atau pemilihan lirik, karena agak berbeda dari lagu ballad pada umumnya’, terang Elsa
Meski sudah beberapa kali masuk dapur rekaman, namun menurut Elsa, ini adalah rekaman pertamanya yang dilakukan secara layak.
“Saat rekaman “Pernah Dicinta”, aku dibantu oleh Kak Barsena sebagai pengarah vokal. Di sini, aku diminta untuk menyanyikan nada-nada yang agak susah dijangkau oleh karakter vokalku sehingga rekaman single perdanaku di Sony Music ini terasa penuh tantangan, tapi juga seru karena baru pertama kali aku seperti itu. Aku jadi tahu bahwa rekaman itu ternyata membutuhkan proses yang lumayan panjang,” cerita gadis yang gemar memainkan ukulele ini.
Melalui lagu ini, Elsa berharap, para penggemar atau orang-orang yang selama ini hanya melihatnya di layar kaca akan mendapat perspektif lain tentang dirinya.
“Mungkin, orang lain melihatku selama ini tampak ceria, happy, dan bubbly di TV, namun sebenarnya aku juga punya sisi mellow, sedih, atau galau yang jarang muncul. Melalui lagu ini, aku ingin menunjukkan karakter dan kepribadian lain dari seorang Elsa Japasal bahwa hidupku juga sama naik-turunnya seperti semua orang, ada senang, sedih, bahagia, dan juga galau. Semoga karya-karyaku ke depannya bisa memberikan gambaran itu dan menjadi wadah untuk menyalurkan berbagai perasaan yang aku rasakan,” tutup Elsa.
Single pertama Elsa Japasal bersamaSony Music Entertainment Indonesia, “Pernah Dicinta”, bisa didengarkan di platform digital mulai April 2025.
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)