Connect with us

iMusic

Rilis single ke empat, Icha Yang gaet Posan Tobing

Published

on

iMusic.idIcha Yang, penyanyi yang dulu dikenal dengan nama Icha Christy baru saja meluncurkan single ke empatnya yang berjudul “Ternyata Ku Masih Mencintaimu”. Sempat dikenal sebagai penyanyi special lagu mandarin, Icha Yang menggaet musisi sekaligus drummer The Winner, Posan Tobing yang juga merupakan penulis lagu dari single Icha yang tersebut.

Dalam sesi presscon Bersama wartawan di Black Onyx Resto & Bar, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Utara, pada Jum’at, (03/11/2023), Posan Tobing menjelaskan bahwa lagu ini mengisahkan tentang sepasang kekasih yang telah berpisah, namun menemukan bahwa cinta mereka masih tetap berkobar meskipun waktu telah berlalu.

Meskipun proses pembuatan lagu ini memerlukan penyesuaian jadwal, Posan dan Icha berhasil menyelesaikan dan bahkan telah menyelesaikan mixing serta proses syuting video klipnya yang berlokasi di Puncak dengan melibatkan Adi, seorang tiktokers, sebagai model. Kolaborasi dengan tiktokers dipilih karena platform ini menjadi alat promosi yang efektif di dunia digital.

“Icha pastinya senang dan bersyukur karena proyek ini juga memberi pelajaran tentang dunia hiburan, termasuk arahan dari bang Posan yang akhirnya Icha dapat juga menambah wawasan. Lebih dari sekadar membuat lagu, Bang Posan juga memberikan pesan kepada Icha untuk tetap konsisten, komitmen, dan disiplin dalam perjalanan karir,” ujar Icha Yang.

Sementara itu Posan menjelaskan bahwa Icha memiliki potensi besar untuk menguasai berbagai genre musik dan mengukir kesuksesan.

“Icha saya yakini punya potensi yang besar untuk karirnya, masih muda, berbakat, skill menyanyi yang bagus, itu semuanya ada di Icha, jadi saya yakin kedepannya Icha makin sukses, makin bersinar di industri musik Indonesia,” ungkap Posan.

Awal pertemuan Icha Yang dengan bang Posan Tobing adalah dipertemukan oleh manager Icha Yang.

“Icha Yang menurut aku adalah penyanyi yang bisa menyanyikan berbagai genre music, jadi kedepan harapannya bisa lebih produktif dalam merilis lagu baik single maupun album. Secara pribadi aku berpendapat bahwa Icha Yang ini bila lebih dipoles akan lebih baik dan bagus lagi serta bisa dibawa kemana saja di industri musik Indonesia. Icha Yang ini adalah paket komplit sebagai penyanyi”, terang Posan mengenai Icha Yang.

Proses pembuatan single “Ternyata Ku Masih Mencintaimu” terbilang sangat cepat, take vokal dan video hanya membutuhkan waktu satu hari, tetapi dalam proses penyelesaiannya membutuhkan waktu dua bulan karena untuk mempertemukan Icha Yang dan Posan Tobing cukup sulit akibat kesibukan masing-masing yang padat.

Meskipun tema lagu “Ternyata Ku Masih Mencintaimu” agak sedih, namun Icha yang merasa yakin lagu ini bisa mewakili perasaan banyak orang karena banyak teman – teman Icha Yang yang mengaku related dengan lagu ini.

“Lagu “Ternyata Ku Masih Mencintaimu” related banget, jadi beberapa kali sudah didengar dan dikomentari sama teman-teman aku. Tadi aja udah banyak yang komen katanya lagunya itu related banget sama kisah cinta mereka gitu. Sebenarnya kalau dengar lagu “Ternyata Ku Masih Mencintaimu” ini sering sedih aja inget mantan. Tapi ya gak papa lagu ini justru itu bukan seperti cewe sih, yang pasti malah aku tuh mikirnya kayak semangat gitu”, terang Icha Yang.

“Lagu “Ternyata Ku Masih Mencintaimu” digarap oleh Posan Tobing dengan lebih mengedepankan unsur musik pop, dan ini tentunya sangat berbeda dengan kebiasaan seorang Posan Tobing yang terkenal suka membuat komposisi musik rock dalam karya – karyanya, demikian juga dengan karakter vocal Icha Yang yang terdengar berbeda dari single – single Icha Yang sebelumnya.

“Karakter vokal aku dilagu “Ternyata Ku Masih Mencintaimu” ini memang agak beda dari single-single lain yang sudah aku rilis. Lagu – lagu single yang lalu kan gitaris yang bikin lagunya yaitu mas Tama Kangen Band dan sekarang dengan drummer yaitu bang Posan Tobing”, tambah Icha Yang.

“Teknik vokal Icha Yang di lagu “Ternyata Ku Masih Mencintaimu” berubah dari beberapa single yang sudah dirilisnya. Aku bikin disini Icha Yang teknik vokalnya lebih terasa banget, jadi naik turun vokal dilagu ini terasa banget dan cara nyanyinya dia bisa”, ujar Posan.

Lagu ciptaan itu seperti anak jadi aku tidak menciptakan lagu lalu aku jual putus.Patokan aku dalam membuat lagu bukan lagu itu harus meledak, tetapi lebih adalah lagu itu harus jadi bagus dan baik’, tambah Posan lagi menutup sesi tanya jawab.

“Akhir kata Icha Yang mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah memberikan dukungan, termasuk bang Posan dan istrinya, yang turut mendukung perjalanan karir Icha. Semoga kerjasama ini dapat terus berjalan dengan baik dan membimbing Icha menuju kesuksesan yang lebih besar,” pungkas gadis cantik asal Jember Banyuwangi ini.

iMusic

Patrick Lesmana tawarkan komposisi apik di single kedua bertajuk “Yabai”

Published

on

iMusic.id – Sempat setahun hiatus, solois gitar ‘Patrick Lesmana’ kembali memperkenalkan karya musik keduanya yang berjudul “Yabai”. Dalam bahasa Jepang, “Yabai” mengandung arti tentang sesuatu yang ‘berbahaya, gila’ dan bahkan ‘keren’ tergantung konteksnya, gitaris muda asal Malang, Jawa Timur tersebut mengungkapkan keunikan kata ‘Yabai’ tersebut sebagai konsep dari komposisi musik yang dia tulis.

“Yabai” merepresentasikan sisi spontan, eksperimental dan energi tak terduga dalam musik yang saya tulis. Saya memilih konsep Jepang karena saya sangat terinspirasi oleh kultur dan estetika mereka dari anime, seni visual, sampai cara musisi fusion Jepang seperti Casiopea, T-Square, dan Dezolve membentuk sound yang khas tapi tetap “tightt” dan teknikal”, terang Patrick Lesmana tentang single keduanya tersebut.

Tumbuh dewasa dengan mendengarkan dan terpengaruh oleh musik Progessive-Rock/Jazz-Rock medio 60-80an seperti King Crimson, Frank Zappa, Yes, Genesis, Weed, Kansas, I.O.U (Allan holdsworth) dan lainnya, Patrick Lesmana tertarik untuk menggabungkan musik – musik prog-rock diatas dengan elemen musik Jazz-Fusion dan musik – musik game Jepang ke single “Yabai” tersebut.

“Yabai” adalah judul EP saya yang sudah rilis di tahun 2023 lalu dan di dalam mini album saya tersebut juga ada lagu yang berjudul “Yabai” yang saya perkenalkan sebagai single ke 2 setelah “Paradise Of Inner Fire”. Kalau disimak secara keseluruhan, EP saya itu tidak berusaha menampilkan gitar sebagai instrumen utamanya melainkan semua instrumen bermain dengan porsi yang sama. Dalam hal ini, komposisi adalah yang saya coba tonjolkan dalam lagu – lagu di dalam EP tersebut termasuk “Yabai”,tandas Patrick Lesmana.

“Secara komposisi, “Yabai” menggabungkan elemen progressive rock, jazz fusion, dan nuansa Japanese contemporary fusion. Ada banyak permainan time signature, harmoni kompleks, dan improvisasi yang tetap punya alur emosional”, jelas Patrick lagi.

Dalam proses produksi single “Yabai”, gitaris yang sangat menggemari gitaris – gitaris dunia seperti Allan Holdsworth, Al di meola, Eric johnson, Ritchie blackmore dan lain – lain ini mengaku tidak menemui kendala yang berarti. Proses rekaman yang dilakukan di studio pribadinya “Suara Wibu Production” ini terbilang lancar.

“Tantangan terbesarnya justru menjaga keseimbangan antara teknikalitas dan feel, karena di genre seperti progressive fusion, mudah sekali terjebak dalam permainan rumit tapi kehilangan rasa”, terang Patrick.

Sementara itu, Fransiscus Eko dari Cadaazz Pustaka Musik yang berperan sebagai co-producer mengaku cukup lega bisa merilis lagu “Yabai” ini sebagai single kedua Patrick Lesmana.

“Patrick ini sibuk banget, proyek musiknya banyak dan dia juga ikut bergabung dengan beberapa band berbeda genre di Malang. Bisa merilis single kedua ini sudah membuat saya cukup lega. Yang masih nge-ganjel adalah video musik nya belum sempat di buat karena Patrick sendiri masih belum punya waktu luang ke Jakarta”, terang Fransiscus Eko.

Setelah merilis single “Yabai” ini, Patrick Lesmana berencana menampilkan komposisi musik dengan genre yang berbeda pada karya EP berikutnya,

“Saya tidak ingin terpatok satu genre saja, saya ingin menjadikan karya – karya solo saya sebagai sebuah kolase untuk menunjukan banyaknya repetoar yang saya dengarkan sehari – hari dan tidak berhenti di satu genre saja”, ujar Patrick.

Single dan EP “Yabai” karya Patrick Lesmana sudan bisa di simak diseluruh Digital Store Platform serta seluruh media sosial seperti Instagram feed dan story, Tiktok, Facebook dan lain – lain, sementara itu video visualizer nya bisa di tonton di Cadaazz Pustaka Musik Official Youtube Channel.

Credit Title

Single : Yabai

Artis : Patrick Lesmana

Song : Patrick Lesmana

Production by Cadaazz Pustaka Musik & Patrick Lesmana

Executive Producer : Patrick Lesmana

Producer : Patrick Lesmana

Co Producer : Fransiscus Eko & Christian Wibisono

Music Recorded at Suara Wibu Production Studio by Patrick Lesmana

Guitar. Bass, Keys, Drums played & recorded by Patrick Lesmana

Mixing by Bayu Randu at Musicblast / Greenland Studio

Mastering by Bayu Randu at Musicblast / Greenland Studio

Patrick Lesmana Artist Management & Contact Person : Fransiscus Eko (081277666468)

Artwork by Christian Wibisono

Media Relation : Eny Handayani (0812-9776-547)

Continue Reading

iMusic

Band Jogja, Shakey rilis single baru “Yang Ada Padamu”

Published

on

iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.

Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).

Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,

Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.

“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.

“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.

Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.

Selamat menikmati “Yang Ada Padamu”

Continue Reading

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading