iMusic.id – Rocker Kasarunk membuka tahun 2025 dengan meluncurkan single terbarunya yang bertajuk “Forever Now And Then”. Group band rock alternatif yang di besut oleh Ferdy Tahier, frontman dari Element dan band OmOm ini kembali memperkenalkan lagu yang liriknya berbahasa Inggris setelah di bulan Desember 2024 lalu mereka merilis single “I Want To” yang juga berlirik Inggris.
Berbeda dengan single “I Want You” yang bergenre funk disko 80-an, “Forever Now And Then” adalah lagu balada yang di aransemen dengan warna musik yang vintage layaknya lagu – lagu rock balada di era akhir 80-an sampai awal 90-an dimana industri musik dunia mencapai puncak keemasannya. Rocker Kasarunk terlihat penuh totalitas menggarap lagu ini.
Rocker Kasarunk yang saat ini beranggotakan Ferdy Tahier (vokal / piano), Aditia Sahid/ Acoy (gitar), Ricky Rahmadi (bass), Christian Wibisono / Ian (drum) dan Roby Hasibuan (Keyboard) mengakui bahwa dua single mereka terbaru ini terinspirasi dari musik – musik dari era 90, 80 bahkan 70-an,
“Ketika menulis lagu “Forever Now And Then” gw sangat terinspirasi dari musisi – musisi di ketiga era itu, salah satunya adalah dari lagu Ozzy Osbourne yg berjudul “Dreamer” ditambah dengan musik – musik The Beatles yang sangat dominan menjadi inspirasi gw”, terang Ferdy.
Single “Forever Now And Then” ini mundur lagi ke tahun 80 – 90 an, kita bernostalgia di era sweet rock jaman itu seperti contohnya kecilnya penggunaan tambourine yang dipadukan saat snare drum dipukul, Ini kebiasaan sweet rock d era itu”, ujar Ian.
“Untuk mendapatkan vibe musik balada era itu, kebutuhan lagu pun lebih fokus ke instrument piano, dan ini berbeda dengan lagu – lagu kita sebelumnya, karena lagu Rocker Kasarunk sebelumnya lebih banyak dominan ke gitar”, tambah Acoy.
Sempat memakan banyak waktu dan mengalami beberapa kendala disaat menyelesaikan proses produksinya, Rocker Kasarunk akhirnya berhasil bisa meluncurkan single “Forever Now And Then” ke industri musik Indonesia Senin 13/01/25 ini, apa aja kendala yang Ferdy dan kawan – kawan alami siy?
“Saat menulis lagu ini gw sempat mengganti beberapa notasi vokal untuk Reff nya, sampai akhirnya di pastikan pas take vocal, selain itu pas pembuatan lirik juga ada dua opsi, kita mau jadi pakai yg opsi mana, akhirnya fix pake bahasa inggris dengan pembuatan liriknya di serahkan ke anak ke 2 gw, Gada Tahier”, terang Ferdy.
“Untuk Kendala minimalis sekali siy, paling hanya dimasalah waktu saja, itupun karena banyak opsi nada pada saat itu, yang menurut kami enak semua, sampai kita pikirin bener – bener dan fix ambil yang kita sepakat”, tutur Acoy.
“Secara teknis, aransemen lagu ini digarap dengan sangat detail, ada beberapa kali pergantian notasi, terus layer – layer dan isian gitar yang pas, rhythm section yang lebih pas seperti apa, pas solo gitar notasi yg paling asik yang mana? Prosesnya sangat seru dan asik”, tambah Ricky.
Seperti juga di single “I Want To” yang melibatkan anak dari Ferdy Tahier yaitu Deirda Tahier sebagai rapper tamu plus Gada Tahier sebagai penulis lirik dan Video Music Director, pada single “Forever Now And Then” ini selain masih melibatkan Gada Tahier sebagai penulis lirik dan Video Music Director, Rocker Kasarunk juga menggandeng Renaga Tahier, salah satu anak dari Ferdy Tahier yang berprofesi sebagai penyanyi dan aktor untuk berduet dengan Baiti Assegaff sebagai pasangan model dalam video musik single ini.
“Lirik lagu “Forever Now And Then” bercerita tentang sepasang kekasih dengan tingkat keseriusan yang berbeda dalam hubungan. Salah satu dari mereka akhirnya memutuskan pergi karena belum siap menjalani hubungan yang serius. Dalam lagu ini, orang yang ditinggalkan mengenang masa-masa indah bersama pasangannya, sambil mengekspresikan kekecewaan terhadap keputusan tersebut. Dia masih belum bisa move on dan terus mempertanyakan alasan di balik kepergian pasangannya”, terang Gada Tahier tentang lirik yang ditulisnya.
Sementara itu untuk konsep video musik dari single “Forever Now And Then”, Gada Tahier yang menggarap video musik ini bersama team produksi dari AFE Records punya alasan dan penjelasan tersendiri,
“Sesuai dengan cerita di balik lagunya, musik video ini menggambarkan Renaga (model cowok) yang ditinggalkan karena Baiti (model cewek) merasa tidak bisa menjalani hubungan yang terlalu serius. Akhirnya, Baiti memutuskan untuk pergi meninggalkan Renaga. Konsep musik video ini sebenarnya cukup sederhana : full band, black and white, dengan beberapa scene yang menggambarkan apa yang terjadi di dalam pikiran si cowok secara dramatis namun tetap estetik”, ujar Gada.
“Alasan memilih konsep black and white kembali ke inti cerita lagu ini. Dalam sebuah hubungan, ketika rasa cinta mulai hilang, semuanya terasa seperti kehilangan warna, baik bagi yang ditinggalkan maupun yang meninggalkan. Hitam putih juga melambangkan perbedaan keputusan pasangan tersebut, yang tidak bisa menemukan jalan tengah sehingga harus memilih hitam atau putih, berbeda dengan video musik single “I Want You” yang memancing penonton untuk menikmati beat lagu groovy, seru dan menyenangkan, cerita di lagu “Forever Now And Then” lebih berat dan serius”, tambah Gada lagi.
Rocker Kasarunk dan AFE Records, label yang menaungi berharap karya – karya Rocker Kasarunk bisa diterima oleh semua kalangan pendengar, dan menjadi top playlist para pendengar diseluruh Indonesia, dan internasional.
Single “Forever Now And Then” dari Rocker Kasarunk sudah bisa di simak dan di unduh melalui seluruh Digital Store Platform, sedangkan video musik nya bisa disaksikan di AFE Records official Youtube channel mulai 13 Januari 2025 ini. Maju terus musik Indonesia.
iMusic.id – Sempat setahun hiatus, solois gitar ‘Patrick Lesmana’ kembali memperkenalkan karya musik keduanya yang berjudul “Yabai”. Dalam bahasa Jepang, “Yabai” mengandung arti tentang sesuatu yang ‘berbahaya, gila’ dan bahkan ‘keren’ tergantung konteksnya, gitaris muda asal Malang, Jawa Timur tersebut mengungkapkan keunikan kata ‘Yabai’ tersebut sebagai konsep dari komposisi musik yang dia tulis.
“Yabai” merepresentasikan sisi spontan, eksperimental dan energi tak terduga dalam musik yang saya tulis. Saya memilih konsep Jepang karena saya sangat terinspirasi oleh kultur dan estetika mereka dari anime, seni visual, sampai cara musisi fusion Jepang seperti Casiopea, T-Square, dan Dezolve membentuk sound yang khas tapi tetap “tightt” dan teknikal”, terang Patrick Lesmana tentang single keduanya tersebut.
Tumbuh dewasa dengan mendengarkan dan terpengaruh oleh musik Progessive-Rock/Jazz-Rock medio 60-80an seperti King Crimson, Frank Zappa, Yes, Genesis, Weed, Kansas, I.O.U (Allan holdsworth) dan lainnya, Patrick Lesmana tertarik untuk menggabungkan musik – musik prog-rock diatas dengan elemen musik Jazz-Fusion dan musik – musik game Jepang ke single “Yabai” tersebut.
“Yabai” adalah judul EP saya yang sudah rilis di tahun 2023 lalu dan di dalam mini album saya tersebut juga ada lagu yang berjudul “Yabai” yang saya perkenalkan sebagai single ke 2 setelah “Paradise Of Inner Fire”. Kalau disimak secara keseluruhan, EP saya itu tidak berusaha menampilkan gitar sebagai instrumen utamanya melainkan semua instrumen bermain dengan porsi yang sama. Dalam hal ini, komposisi adalah yang saya coba tonjolkan dalam lagu – lagu di dalam EP tersebut termasuk “Yabai”,tandas Patrick Lesmana.
“Secara komposisi, “Yabai” menggabungkan elemen progressive rock, jazz fusion, dan nuansa Japanese contemporary fusion. Ada banyak permainan time signature, harmoni kompleks, dan improvisasi yang tetap punya alur emosional”, jelas Patrick lagi.
Dalam proses produksi single “Yabai”, gitaris yang sangat menggemari gitaris – gitaris dunia seperti Allan Holdsworth, Al di meola, Eric johnson, Ritchie blackmore dan lain – lain ini mengaku tidak menemui kendala yang berarti. Proses rekaman yang dilakukan di studio pribadinya “Suara Wibu Production” ini terbilang lancar.
“Tantangan terbesarnya justru menjaga keseimbangan antara teknikalitas dan feel, karena di genre seperti progressive fusion, mudah sekali terjebak dalam permainan rumit tapi kehilangan rasa”, terang Patrick.
Sementara itu, Fransiscus Eko dari Cadaazz Pustaka Musik yang berperan sebagai co-producer mengaku cukup lega bisa merilis lagu “Yabai” ini sebagai single kedua Patrick Lesmana.
“Patrick ini sibuk banget, proyek musiknya banyak dan dia juga ikut bergabung dengan beberapa band berbeda genre di Malang. Bisa merilis single kedua ini sudah membuat saya cukup lega. Yang masih nge-ganjel adalah video musik nya belum sempat di buat karena Patrick sendiri masih belum punya waktu luang ke Jakarta”, terang Fransiscus Eko.
Setelah merilis single “Yabai” ini, Patrick Lesmana berencana menampilkan komposisi musik dengan genre yang berbeda pada karya EP berikutnya,
“Saya tidak ingin terpatok satu genre saja, saya ingin menjadikan karya – karya solo saya sebagai sebuah kolase untuk menunjukan banyaknya repetoar yang saya dengarkan sehari – hari dan tidak berhenti di satu genre saja”, ujar Patrick.
Single dan EP “Yabai” karya Patrick Lesmana sudan bisa di simak diseluruh Digital Store Platform serta seluruh media sosial seperti Instagram feed dan story, Tiktok, Facebook dan lain – lain, sementara itu video visualizer nya bisa di tonton di Cadaazz Pustaka Musik Official Youtube Channel.
Credit Title
Single : Yabai
Artis : Patrick Lesmana
Song : Patrick Lesmana
Production by Cadaazz Pustaka Musik & Patrick Lesmana
Executive Producer : Patrick Lesmana
Producer : Patrick Lesmana
Co Producer : Fransiscus Eko & Christian Wibisono
Music Recorded at Suara Wibu Production Studio by Patrick Lesmana
Guitar. Bass, Keys, Drums played & recorded by Patrick Lesmana
Mixing by Bayu Randu at Musicblast / Greenland Studio
Mastering by Bayu Randu at Musicblast / Greenland Studio
Patrick Lesmana Artist Management & Contact Person : Fransiscus Eko (081277666468)
iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.
Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).
Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,
Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.
“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.
“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.
Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.
iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”
Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.
Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.
Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.
Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.