Connect with us

iMusic

“Satu di Antara Berjuta”, Single Perdana Dari “Nadiya Rawil”.

Published

on

iMusic – Tak ada yang bisa terima jika ada orang ketiga dalam suatu hubungan. Tak ada yang merasa adil akan hal itu. Salah satu harus mengalah, dan Nadiya Rawil menyuarakan hal itu lewat single perdananya yang berjudul “Satu di Antara Berjuta”.

“Satu di Antara Berjuta” berkisah tentang orang ketiga dalam sebuah hubungan. Orang ini sadar bahwa hal yang dia lakukan itu tidak baik untuk dirinya sendiri, sosok yang dia cintai, dan kekasih sosok tersebut.

Sampai akhirnya, dia lelah dan memutuskan untuk mengalah dengan melangkah pergi dari kehidupan orang yang dia cintai.

“Aku melihat sekelilingku dan somehow, hal ini ini sedikit relate dengan percintaan beberapa orang. Meski aku belum pernah mengalami, aku tahu ada orang-orang yang pernah mengalami hal ini dan sulit untuk menceritakannya ke orang lain karena sangat complicated,” ujar Nadiya Rawil.

Lagu “Satu di Antara Berjuta” mengusung musik yang megah, lengkap dengan permainan piano dan strings. Suara Nadiya Rawil yang angelic turut menambah kemegahan itu dan menjadikannya emosional. Proses rekamannya sendiri memakan waktu kurang lebih 6 jam dan berjalan dengan lancar.

“Musiknya diproduksi Kak Martin (Tintin) dan liriknya workshop bareng sama Kak Mhala (Simhala Avadana). Aransemennya terinspirasi dari drama Korea karena aku suka musik Korea. Aku pengin musik yang classy, dan di saat yang sama, mengiris hati,” ucap Nadiya Rawil.

“Untuk label aku, Trinity Optima Production, terima kasih karena aku diberi kesempatan untuk merilis lagu ini dan bekerja sama. Rasanya senang sekali bisa memiliki single sendiri. Rasanya enggak bisa diungkapkan dengan kata-kata, deg-degan, excited, happy, dan lega karena akhirnya lagu ini rilis juga meski sempat tertunda karena pandemi,” sambungnya.

Video musik “Satu di Antara Berjuta” juga sudah bisa disaksikan di akun YouTube Trinity Optima Production. Video musiknya disutradarai oleh Angga Gadut dengan aktor muda Jerome Kurnia sebagai lawan main Nadiya Rawil.

“Aku suka banget sama jalan cerita videonya. Jerome Kurnia, dia sangat profesional dan dia banyak bantu aku untuk mengeluarkan emosi. Alhamdulillah, enggak ada kendala. Aku sangat menikmati prosesnya,” kata Nadiya Rawil.

Simhala Avadana atau Mhala selaku A&R Trinity Optima Production pun menjelaskan alasan kenapa Nadiya Rawil cocok untuk menyanyikan “Satu di Antara Berjuta”.

“Karena ada sisi vulnerable dari suara Nadiya Rawil yang menurut A&R sangat pas untuk “Satu di Antara Berjuta”, tidak pretensius dan dia effortless banget nyanyinya. Kami ingin Nadiya Rawil menjadi penyanyi yang mampu melakukan story-telling, menceritakan cerita yang relate dengan kehidupan banyak orang,” jelas Mhala.

“Mudah-mudahan, ini menjadi awal yang baik sebagai penanda Nadiya Rawil masuk ke belantika musik Indonesia setelah sebelumnya, dia berkolaborasi dengan Adera di lagu “Dengarkan Hatiku”. Sampai sekarang, video musiknya di YouTube sudah ditonton lebih dari 12 juta kali,” tambahnya.

Nadiya Rawil berharap, orang-orang menyukai “Satu di Antara Berjuta” dan bisa mengambil sisi positif dari lagu perdananya itu.

“Semoga kalian bisa sing-a-long sama lagunya, suka musiknya, bisa tersampaikan pesannya, bisa mengobati luka dalam hati. Buat kamu yang susah mengungkapkan perasaan lewat kata-kata dan mengalami hal yang sama, semoga lagu ini bisa mewakili perasaan kamu untuk orang yang kamu tuju. Selamat mendengarkan, semoga kalian suka, ya,” tutup Nadiya Rawil.

“Satu di Antara Berjuta” sudah tersedia di digital streaming platform seperti Apple Music, Spotify, Joox, Deezer, LangitMusik, YouTube Music, dan Resso. (FE)

iMusic

Unit Emo, Tears Don’t Lie kolaborasi dengan Savira Razak di single “Hancur”

Published

on

iMusic.id – Band modern rock alternative bernuansa emo asal Kota Batik, Tears Don’t Lie, kembali menghadirkan karya emosional yang menyentuh hati. Kali ini, mereka merilis single ketiga bersama dengan musik video berjudul “Hancur” yang secara resmi dirilis pada 30 Juni 2025.

Dalam lagu ini, Tears Don’t Lie menggandeng Savira Razak, mantan vokalis Killing Me Inside, untuk ikut duet mengisi bagian vokal. Kehadiran Savira memberikan warna baru yang kuat, emosional, dan penuh luka, sangat cocok dengan nuansa gelap lagu ini.

“Hancur” bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya, bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya. Lagu ini membingkai kesedihan mendalam saat seseorang mencoba menerima kenyataan pahit bahwa orang yang dicintai tak akan pernah kembali. Dengan aransemen yang dramatis dan lirik yang menggugah, Tears Don’t Lie berhasil menyampaikan rasa duka dengan cara yang indah namun tetap emosional.

Formasi band Tears Don’t Lie saat ini terdiri dari: Oji (Vocals), Didi (Gitar), Ekky (Gitar + Vokal), Tegar (Bass), Tommy (Gitar), dan Yunan (Drum).

Tak hanya menghadirkan kolaborasi vokal, dalam produksi lagu ini Tears Don’t Lie juga bekerja sama dengan Ian Natha dari PolarityAudio sebagai Co-Producer, yang berhasil menambahkan elemen modern dan kedalaman emosional ke dalam komposisi lagu, menjadikannya salah satu karya paling matang dalam diskografi band ini sejauh ini.

Dengan paduan rock alternatif, sentuhan emo, serta produksi modern, “Hancur” diharapkan bisa menjadi soundtrack bagi mereka yang pernah kehilangan dan masih mencoba untuk bangkit.

“Hancur” is here, a new anthem born from pain, wrapped in distortion and honesty. Only from Tears Don’t Lie. Single dan Music Video “Hancur” sudah tersedia di berbagai platform streaming musik digital, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music, mulai tanggal 30 Juni 2025.

Continue Reading

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Weird Genius” Gaet “PB GLAS” Di Single Terbarunya ”Witch Hunt”.

Published

on

iMusic.id –  Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.

Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.

‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.

Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)

Continue Reading