iMusic.id – Setelah sukses dengan dua single sebelumnya, Nadzar kembali ngegas dengan single ke-3 mereka yang berjudul “Di Sini Untukmu“. Lagu ini siap nemenin kamu yang lagi galau berat karena cinta bertepuk sebelah tangan.
Lagu ini bercerita tentang seseorang yang selalu ada buat orang yang disayang, meski si dia terus-terusan nangisin seseorang yang gak layak diperjuangin. Dengerin liriknya aja udah bikin hati nyesek, apalagi pas bagian reff-nya:
Gak cuma liriknya yang relatable banget, aransemen pop rock/alternative-rock di lagu ini juga bakal bikin kamu auto nge-headbang! Dengan musik yang fresh, enerjik, dan easy listening, lagu ini gak cuma buat galau doang, tapi juga ngajak kamu bangkit dan sadar kalau ada seseorang yang beneran peduli sama kamu.
Nadzar Band adalah band alternative/pop-rock asal Cianjur, Indonesia, yang dibentuk pada tahun 2014. Band ini terdiri dari empat anggota berbakat: Uky sebagai vokalis, Aldy sebagai drummer, TomTom sebagai gitaris, dan Rara sebagai bassist. Dengan menggabungkan elemen-elemen musik alternative dan pop-rock, Nadzar Band telah menciptakan melodi yang khas yang memikat hati para pendengar.
Sejak terbentuk, Nadzar Band telah merilis beberapa single yang mendapatkan respons positif dari penggemar musik di seluruh Indonesia. Single debut mereka, “Sahabatku Kekasihmu,” menampilkan kemampuan mereka dalam menyampaikan emosi yang mendalam melalui lirik dan melodi yang kuat. Single berikutnya, “Sadisnya Kamu,” melanjutkan kesuksesan mereka dengan menawarkan nuansa yang berbeda namun tetap setia pada ciri khas mereka.
Kini, Nadzar Band kembali dengan single terbaru mereka yang berjudul “Di Sini Untukmu.” Lagu ini mengeksplorasi tema cinta tak berbalas dengan pendekatan yang berbeda, memadukan aransemen musik yang enerjik menjadikan “Di Sini Untukmu” sebagai lagu yang segar dan ear-catchy untuk didengar.
Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi terhadap musik, Nadzar Band terus berinovasi dan menghasilkan karya-karya yang relevan dan menginspirasi. Mereka siap untuk terus menghibur dan menginspirasi para penggemarnya melalui lagu-lagu mereka yang penuh makna. (FE)
iMusic.id – Sempat setahun hiatus, solois gitar ‘Patrick Lesmana’ kembali memperkenalkan karya musik keduanya yang berjudul “Yabai”. Dalam bahasa Jepang, “Yabai” mengandung arti tentang sesuatu yang ‘berbahaya, gila’ dan bahkan ‘keren’ tergantung konteksnya, gitaris muda asal Malang, Jawa Timur tersebut mengungkapkan keunikan kata ‘Yabai’ tersebut sebagai konsep dari komposisi musik yang dia tulis.
“Yabai” merepresentasikan sisi spontan, eksperimental dan energi tak terduga dalam musik yang saya tulis. Saya memilih konsep Jepang karena saya sangat terinspirasi oleh kultur dan estetika mereka dari anime, seni visual, sampai cara musisi fusion Jepang seperti Casiopea, T-Square, dan Dezolve membentuk sound yang khas tapi tetap “tightt” dan teknikal”, terang Patrick Lesmana tentang single keduanya tersebut.
Tumbuh dewasa dengan mendengarkan dan terpengaruh oleh musik Progessive-Rock/Jazz-Rock medio 60-80an seperti King Crimson, Frank Zappa, Yes, Genesis, Weed, Kansas, I.O.U (Allan holdsworth) dan lainnya, Patrick Lesmana tertarik untuk menggabungkan musik – musik prog-rock diatas dengan elemen musik Jazz-Fusion dan musik – musik game Jepang ke single “Yabai” tersebut.
“Yabai” adalah judul EP saya yang sudah rilis di tahun 2023 lalu dan di dalam mini album saya tersebut juga ada lagu yang berjudul “Yabai” yang saya perkenalkan sebagai single ke 2 setelah “Paradise Of Inner Fire”. Kalau disimak secara keseluruhan, EP saya itu tidak berusaha menampilkan gitar sebagai instrumen utamanya melainkan semua instrumen bermain dengan porsi yang sama. Dalam hal ini, komposisi adalah yang saya coba tonjolkan dalam lagu – lagu di dalam EP tersebut termasuk “Yabai”,tandas Patrick Lesmana.
“Secara komposisi, “Yabai” menggabungkan elemen progressive rock, jazz fusion, dan nuansa Japanese contemporary fusion. Ada banyak permainan time signature, harmoni kompleks, dan improvisasi yang tetap punya alur emosional”, jelas Patrick lagi.
Dalam proses produksi single “Yabai”, gitaris yang sangat menggemari gitaris – gitaris dunia seperti Allan Holdsworth, Al di meola, Eric johnson, Ritchie blackmore dan lain – lain ini mengaku tidak menemui kendala yang berarti. Proses rekaman yang dilakukan di studio pribadinya “Suara Wibu Production” ini terbilang lancar.
“Tantangan terbesarnya justru menjaga keseimbangan antara teknikalitas dan feel, karena di genre seperti progressive fusion, mudah sekali terjebak dalam permainan rumit tapi kehilangan rasa”, terang Patrick.
Sementara itu, Fransiscus Eko dari Cadaazz Pustaka Musik yang berperan sebagai co-producer mengaku cukup lega bisa merilis lagu “Yabai” ini sebagai single kedua Patrick Lesmana.
“Patrick ini sibuk banget, proyek musiknya banyak dan dia juga ikut bergabung dengan beberapa band berbeda genre di Malang. Bisa merilis single kedua ini sudah membuat saya cukup lega. Yang masih nge-ganjel adalah video musik nya belum sempat di buat karena Patrick sendiri masih belum punya waktu luang ke Jakarta”, terang Fransiscus Eko.
Setelah merilis single “Yabai” ini, Patrick Lesmana berencana menampilkan komposisi musik dengan genre yang berbeda pada karya EP berikutnya,
“Saya tidak ingin terpatok satu genre saja, saya ingin menjadikan karya – karya solo saya sebagai sebuah kolase untuk menunjukan banyaknya repetoar yang saya dengarkan sehari – hari dan tidak berhenti di satu genre saja”, ujar Patrick.
Single dan EP “Yabai” karya Patrick Lesmana sudan bisa di simak diseluruh Digital Store Platform serta seluruh media sosial seperti Instagram feed dan story, Tiktok, Facebook dan lain – lain, sementara itu video visualizer nya bisa di tonton di Cadaazz Pustaka Musik Official Youtube Channel.
Credit Title
Single : Yabai
Artis : Patrick Lesmana
Song : Patrick Lesmana
Production by Cadaazz Pustaka Musik & Patrick Lesmana
Executive Producer : Patrick Lesmana
Producer : Patrick Lesmana
Co Producer : Fransiscus Eko & Christian Wibisono
Music Recorded at Suara Wibu Production Studio by Patrick Lesmana
Guitar. Bass, Keys, Drums played & recorded by Patrick Lesmana
Mixing by Bayu Randu at Musicblast / Greenland Studio
Mastering by Bayu Randu at Musicblast / Greenland Studio
Patrick Lesmana Artist Management & Contact Person : Fransiscus Eko (081277666468)
iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.
Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).
Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,
Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.
“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.
“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.
Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.
iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”
Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.
Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.
Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.
Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.