

iMusic
“Shinta Priwit” Rilis Single Terbaru Berjudul “Senyumlah Negeriku”.
Published
5 years agoon
By
iMusiciMusic – Mengawali tahun 2021, Shinta Priwit hadir kembali dengan single terbaru berjudul “Senyumlah Negeriku” yang lagu dan liriknya diciptakan oleh Shinta Priwit.
Sejak 17 Februari 2021, lagu “Senyumlah Negeriku” mulai diperdengarkan untuk dinikmati oleh para pendengar setia radio di manapun berada. Bersamaan dengan itu, video lirik lagu ini juga ditayangkan melalui kanal Youtube Shinta Priwit.
Lagu “Senyumlah Negeriku” dengan genre Pop Reggae dan sentuhan musik nusantara ini bercerita tentang ajakan kepada negeri Indonesia, seluruh masyarakat Indonesia, alam serta seluruh makhluk yang ada, untuk tetap tersenyum dan bergandengan tangan (secara makna hati) dalam berbagai situasi sulit yang kita hadapi.
Lagu “Senyumlah Negeriku” merupakan lagu ke-3 dari rangkaian “ALBUM 7URUS HIDUP MAKIN ASYIK” yang mengusung genre Pop Reggae dan Shinta Priwit terhitung sebagai pendatang baru pada genre ini. Lagu pertama berjudul “Terima Kasih Tuhan Hidupku Asyik” diluncurkan pada tahun 2015 dengan Tony Q Rastafara sebagai Produser Musik sekaligus Arranger.
Diikuti dengan lagu kedua yang berjudul “Baikin Aja” musiknya dibuat oleh Andre Mesa yang juga merupakan tim dari Tony Q Rastafara. Video lirik kedua lagu tersebut telah diupload di kanal Youtube Tony Q Rastafara Salam Damai Production.
Proses rekaman lagu “Senyumlah Negeriku” ini membutuhkan waktu yang cukup cepat yakni sekitar 2 (dua) minggu, dalam proses pembuatan musiknya dipercayakan kepada Yuyut Isabintoro dibantu oleh Anto Frids untuk akustik gitar.
Sedangkan proses mixing dan mastering dikerjakan oleh Andre Mesa, serta proses perekaman suara Shinta Priwit dilakukan di Stick Studio milik drummer Stinky, Mas Edi Stinky. Adapun untuk desain cover “Senyumlah Negeriku” dibuat oleh Servas Adik Beta, untuk photo covernya diambil oleh Ozie Fachrojie dan video liriknya dibuat oleh I2T PROJECT yang terdiri dari Ilman CR, Ipul Rizal & Teddy Ari.
Di tahun 2021 Shinta Priwit akan merampungkan ALBUM 7URUS HIDUP MAKIN ASYIK, dengan meluncurkan satu lagu setiap bulannya hingga lengkap menjadi 7 buah lagu. Untuk mewujudkannya, tidak lepas dari peran serta para Kawan Baik Shinta Priwit seperti Musisi Rachmat Ady yang sering menjadi partner dalam membuat musik untuk lagu-lagu Shinta, Ricky Rachmadi, Kaunang Jiva, dan masih banyak lagi musisi yang mendukung dan siap berkolaborasi. Kawan Baik adalah sebutan untuk seluruh partner, sahabat, kerabat, penggemar, dan seluruh masyarakat dunia yang mendukung Shinta Priwit maupun tidak mendukung.
Harapan terbesarnya adalah lagu ini dapat diterima oleh pencinta musik Indonesia dan menjadi awal kesuksesan Shinta Priwit di Blantika Musik Indonesia agar Shinta Priwit makin bisa menebar kebaikan untuk sesama.
Bagi Shinta Priwit, HIDUP adalah terus berkarya dan bisa berbuat sesuatu yang menjadi manfaat dan membawa berkah manfaat untuk dirinya, keluarganya serta orang banyak.
Shinta Priwit (SIP) sebagai “si muka lama selalu bersemi kembali”, sejak tahun 2000 ia telah mengeluarkan album bersama band KILAS produksi SLI 008 dan Virgo Ramayana. Sejak saat itu pula ia hampir tidak pernah absen untuk berkarya.
Shinta Priwit pernah merilis single “Tebar Pesona” produksi Kamasutra Record yang didistribusikan oleh SONY di tahun 2008, dan menulis lirik untuk lagu “Selamat Jalan Cinta” produksi SONY di tahun yang sama dan lagu tersebut dinyanyikan oleh “All Various Artis”, sebagai ucapan selamat jalan dari para artis antara lain; (alm) Glenn Fredly, Yovie Widianto, Maia Estianty, Abdee Slank, Armand Maulana dan beberapa artis papan atas lainnya atas berpulangnya Barry Djuhana putra dari Bapak Jan Djuhana.
Di tahun yang sama, dalam album pertama “Ashanty” juga membawakan lagu karya Shinta Priwit yang berjudul “Maafkan”. Selain itu, Shinta Priwit juga pernah menciptakan lagu dangdut berjudul “No Money No Honey” yang dinyanyikan oleh Iche Wong (alm).
Pengalaman dalam seni panggung juga sudah dirasakan oleh seorang Shinta Priwit dari mulai tahun 2003 dimana ia bermain satu panggung dengan Artis papan atas sekelas Slank dan Jamrud. Dalam Pagelaran Musik Dunia juga ia pernah mendapat kesempatan dalam “Kereta Kencana World Music Festival 2012”, di Solo pada tanggal 8 Juli 2012 dengan membawakan lagu “Namaku Indonesia” berkolaborasi dengan Dedek Wahyudi Gamelan Orchestra.
Aktif bergabung bersama KPJ Jakarta sejak tahun 2010, membawa Shinta bermain satu band bersama dengan KPJ dan Iwan Fals (YouTube: search: shinta priwit iwan fals kpj), di tahun yang sama ia juga mengeluarkan single “Terima Kasih Tuhan Hidupku Asyik” bersama Tony Q Rastafara, lagu “Namaku Indonesia” bersama Denny Chasmala dan lagu yang sangat indah ini ada dalam satu Album berjudul “Gado-gado Slamet” dimana liriknya dibuat oleh A Slamet Widodo dan di tahun ini juga Shinta terlibat dalam Album Gonjang-Ganjing bersama KPJ.
Di Agustus 2019, Shinta Priwit juga mengeluarkan video lirik lagu bergenre reggae berjudul “Baikin Aja” pada channel youtube Tony Q Rastafara dan “Falling in Love” pada kompilasi reggae Indonesia “POSITIVE VIBRATION” by Imaji Musik.
Pada Desember 2019, Shinta Priwit meluncurkan lagu berjudul INDAHNYA HARIKU dengan tema “Bersyukur, semua pasti indah bila tiba waktunya”. Lagu ini merupakan rangkuman perjalanan panjang hidup dan berkarya Shinta Priwit. Selain itu Shinta Priwit juga mengeluarkan lagu Happy New Year untuk menyambut pergantian tahun.
Pada tahun 2020 saat pandemi virus corona-19 melanda di seluruh dunia, Shinta Priwit mengeluarkan 2 (dua) buah single dengan judul “Lagu Pengusir Corona” dan “Terima Kasih Sayang” yang dipersembahkan untuk para tenaga medis yang telah berjuang di garda terdepan.
Shinta Priwit juga menunjukkan kecintaan terhadap dunia anak-anak dengan menulis lagu anak – anak. Salah satu karyanya adalah album yang diproduserinya dan lagu yang diciptakan bersama dengan Penyair lansia Slamet Widodo, “S2S” produksi CATZ Record. Album lagu anak ini membawa Shinta menjadi sutradara dan penulis operet anak-anak untuk acara Hari Tanpa Tembakau yang dipentaskan di hadapan pejabat dan tamu negara di Istana Negara.
Di tahun 2020 Shinta Priwit membuatkan lagu penyemangat untuk anak disabilitas dan inklusi yang dinyanyikan oleh Tiara, anak penyandang disabilitas dari Kota Lawang, Malang, dengan judul “Aku Tahu Aku Mampu” yang direlease pada Januari 2020. Selain itu Shinta Priwit juga memproduseri artis cilik, Nicole Rossi dalam single berjudul “Tetap Semangat” pada tahun 2020 dan tepat di Hari Pahlawan di tahun 2019, Shinta Priwit juga meramu lagu untuk artis cilik Kanaya Aisyah berjudul “Doa untuk Kedua Orang Tua”. Saat ini, Shinta Priwit juga sedang mempersiapkan lagu untuk album lagu anak-anak berikutnya.
Shinta Priwit juga menciptakan dan menyanyikan beberapa lagu religi. Salah satu lagu religi ciptaan Shinta Priwit yang berjudul “Tafakkur” dinyanyikan oleh Nikita Willy. Selanjutnya pada tahun 2017 Shinta Priwit berkolaborasi dengan pemain sinetron dan penyanyi Ade Fitrie dalam grup duo “Duo Hitz Up” dalam single religi berjudul “Hijrahku”. Di tahun berikutnya pada 2018 Shinta Priwit mengeluarkan single religi berjudul “Dekatilah Dia” karya Ustad M. Arief Budiman (Kang Arief), dan selain itu ia juga mengeluarkan beberapa single religi ciptaanya, , salah satunya berjudul “Semua Yang Hidup Pasti Akan Mati” “
Dalam periode 2015 – 2019 Shinta Priwit tidak hanya berkarya di dunia musik dengan tema-tema umum, namun juga membuat lagu yang digunakan untuk kampanye sosial diantaranya lagu tentang perlindungan terhadap anak. Lagu – lagu karya Shinta Priwit disatukan dalam album dan dikeluarkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) tepat di Hari Anak Nasional, Bulan Juli 2019, dengan judul album “Kumpulan Lagu BERLIAN (Bersama Lindungi Anak).” Lagu dengan judul “3 Ends”, “Raih Mimpi”, “Jauhi Narkoba”, “ 4 Hak Dasar Anak” dan “Kilau Generasi Bebas HIV” menjadikan Shinta Priwit semakin dikenal di kalangan anak-anak, masyarakat pencinta anak serta aktivis perlindungan anak. Selanjutnya pada November 2019 yang lalu juga Shinta Priwit kembali membuatkan lagu untuk para Kader Masyarakat Indonesia Bersama Lindungi Anak dengan judul “KAMI BERLIAN”.
Tidak hanya untuk kampanye perlindungan anak, Shinta Priwit juga aktif dalam kampanye peningkatan kesadaran masyarakat tentang penyakit demensia alzheimer’s dengan menciptakan jingle lagu Jangan Maklum Dengan Pikun yang membawa Shinta Priwit tampil di beberapa negara di Asia Pacific. Pada tahun 2020, lagu tersebut di-aransemen ulang oleh Andi Rianto.
Shinta Priwit juga pernah diminta mengisi beberapa jingle iklan TVC dan radio, seperti biskuit roma, telkomsel, dll. Hal ini tentu tidak mengherankan bagi Shinta Priwit yang pernah dinobatkan sebagai “The Best Vocalist” dalam festival band tingkat nasional Jakarta Music Festival (JMF) 2003 di mana Endah (Endah n Rhesa) dinobatkan sebagai gitaris terbaik saat itu. (FE)

You may like
iMusic
Farell Kasela rilis single berbeda genre dari Ayahnya Ian Kasela
Published
9 hours agoon
September 13, 2025By
Frans Eko
iMusic.id – Industri musik Indonesia kedatangan wajah baru dari generasi muda, yaitu Farell Noviandhika putra kedua vokalis legendaris Radja, Ian Kasela. Farell yang biasa dipanggil dengan Farell Kasela resmi merilis single debut berjudul “Tetaplah Kau Jadi Milikku” pada tanggal 25 July 2025 lalu. Lagu ini diciptakan oleh Moldy dan diproduseri langsung oleh Ian Kasela dibawah bendera label Kasela Musik.

“Lagu ini bercerita tentang perasaan cinta yang tulus, tentang keinginan sederhana untuk tetap bisa bersama seseorang yang spesial. Dari awal dengar notasi lagunya, saya langsung merasa dekat dengan makna yang terkandung. Saya pikir, ini bukan cuma soal cinta romantis, tapi juga tentang bagaimana kita menghargai orang-orang yang berarti dalam hidup”, Jelas Farell Kasela.
“Musiknya sendiri saya coba hadirkan dengan nuansa yang lebih fresh, ringan, dan relevan buat anak-anak Gen Z yang mencari lagu pop bermakna, tapi tetap easy listening,” tambah Farell Kasela panjang lebar tentang musiknya dan alasan memilih “Tetaplah Kau Jadi Milikku” sebagai karya perdana.
Lebih lanjut, Farell Kasela menegaskan bahwa single ini memang menjadi tonggak awal kariernya. “Ini single pertama saya, dan sengaja saya pilih untuk rilis tepat di ulang tahun saya yang ke-17, karena saya ingin menjadikannya momen spesial. Rasanya kayak hadiah untuk diri sendiri, tapi juga bentuk persembahan untuk pendengar”.
“Sekarang lagunya sudah tersedia di semua platform digital Spotify, TikTok, Apple Music, YouTube Music, Deezer jadi siapa pun bisa menikmati. Saya excited banget menunggu reaksi dari teman-teman dan penikmat musik Indonesia,” katanya antusias.
Tak hanya sibuk didunia musik, Farell juga baru saja mengawali langkah akademisnya di Universitas Indonesia (UI).
“Saya bersyukur banget bisa masuk UI lewat jalur undangan. Bagi saya pendidikan tetap penting, meski passion saya di musik. Jadi sekarang saya sedang berusaha menyeimbangkan dunia akademis dan musik. Memang nggak mudah, tapi saya percaya keduanya bisa berjalan beriringan kalau kita punya komitmen,” ujarnya.
Menariknya, Farell mengaku sudah jatuh cinta pada musik sejak kecil, meski baru kini berani melangkah ke industri profesional.

“Saya sejak kecil sudah sering melihat bagaimana ayah saya berkarya, rekaman, manggung, berinteraksi dengan penggemar. Itu secara tidak langsung menular. Musik bagi saya bukan cuma hiburan, tapi cara untuk mengekspresikan diri. Setiap nada, setiap lirik, punya jiwa yang ingin saya sampaikan. Jadi meski baru debut sekarang, perjalanan ini sebenarnya sudah panjang sejak saya belajar gitar, vokal, sampai akhirnya rekaman,” tutur remaja yang kini berusia 18 tahun itu.
Farell juga menjelaskan alasan mengapa dirinya memilih genre pop RnB dalam karya perdananya, berbeda dengan jejak ayahnya yang identik dengan rock.
“Kalau dulu mungkin orang lebih kenal Farell Kasela dengan warna musik rock, tapi saat ini saya ingin hadir dengan sesuatu yang lebih ringan, lebih dekat dengan telinga generasi saya. “Tetaplah Kau Jadi Milikku” adalah pop yang lembut tapi tetap punya spirit. Saya ingin musik saya bisa jadi soundtrack untuk banyak anak muda yang lagi jatuh cinta atau bahkan berjuang mempertahankan cinta,” jelasnya penuh percaya diri.
Meski lahir dari keluarga musisi, Farell menegaskan bahwa ia ingin dikenal karena karyanya sendiri, bukan semata-mata karena nama besar ayahnya.
“Saya sadar banget orang mungkin akan bilang, ‘Oh, ini anaknya Ian Kasela’. Tapi saya ingin membuktikan bahwa saya bisa berdiri dengan karya saya. Saya berusaha totalitas dari sisi vokal, interpretasi, sampai promosi. Ayah saya sebagai produser lebih banyak jadi mentor, bukan pengarah yang mendikte. Justru beliau membebaskan saya untuk menemukan suara saya sendiri,” ucap Farell.
Dengan semangat baru, Farell berharap single debutnya bisa menjadi pintu pembuka untuk karier panjang di industri musik Indonesia.
“Harapan saya sederhana, semoga lagu ini bisa menemani banyak orang di momen-momen penting hidup mereka. Kalau orang bisa merasa terhubung dengan liriknya, itu sudah jadi pencapaian besar buat saya. Ini baru awal, dan saya berjanji akan terus belajar, terus berkarya, dan semoga suatu saat bisa memberi warna baru di musik Indonesia,” pungkasnya. Dan untuk MV dari lagu “Tetaplah Kau Jadi Milikku” ini akan segera tayang di channel youtube Farell Kasela.
Tambahan informasi buat teman-teman bahwa Farell juga sudah beberapa kali hadir diatas panggung besar dijakarta seperti acara musik synchronize fest hingga ke negara tetangga Malaysia sebagai featuring bersama band Radja.
iMusic
Maton Guitar Resmi di Indonesia, Gandeng Tohpati hingga The Overtunes Jadi Brand Ambassador
Published
3 weeks agoon
August 22, 2025By
iMusic
iMusic.id – Maton Guitar produsen gitar asal Australia yang melegenda dengan craftsmanship dan karakter tone khasnya, resmi melebarkan sayapnya di Indonesia pada tahun 2025 ini. Perusahaan ini konsisten memproduksi gitar akustik dan gitar elektrik dengan standar kualitas tinggi, memadukan kayu pilihan Australia dengan pengerjaan presisi. Suara hangat dan kuat yang dihasilkan Maton Guitar membuatnya digemari banyak musisi internasional, termasuk gitaris virtuoso Tommy Emmanuel.

Sebagai distributor resmi Maton guitar di Indonesia berada di bawah naungan Navanti Musika sebuah perusahaan yang lahir dari passion tiga penggiat musik & bisnis: Ivan Tandyo, Pongky Prasetyo, dan Harry Senlitonga. Untuk memudahkan akses para musisi, Navanti menunjuk Melodia Musik sebagai authorized dealer pertama.
“Industri musik Indonesia sedang berkembang pesat. Banyak musisi muda kita butuh instrumen berkualitas untuk mendukung kreativitas mereka. Maton hadir untuk menjawab kebutuhan itu. Kenapa akhirnya Maton Guitar, awalonya saya bilang, Abram, kalau mau beli Ampli Gitar dimana ? dia bilang harus ke Melodia, fun, gitu, udah paling top. Terus, akhirnya saya ke sini, nih, main ke atas. Saya beli Ampli namanya Godin. Keren banget, tuh, Ampli. Ampli di Alkosik, Gitar, bagus. Sampai saya tenteng ke Australia satu, saya beli lagi balik. Nah, saya balik lagi ke sini, tuh, saya bawa Meton, saya. Meton gitar yang saya beli di Australia. Saya main di atas, cuma tujuannya buat ngetes Ampli. Dan temen-temen dari Melodia, kru Melodia pada kelilingin saya, Mas, gitar apaan nih? Kok enak banget? Mas, gitar apa? Gitar apa? Sambil bingung. Masa lu gak tau Meton? Dari situ akhirnya otak bisnis muncul,” ungkap Ivan Tandyo, Co-Founder Navanti Musika saat Grand Launching Maton Guitar di Melodia, Jakarta, (Rabu (20/8/2025).

“Saya kontak David dan direspon. Waktu saya masuk pabriknya saya kaget. Saya melihat bagaimana gitar ini dibuat out of passion. It’s not commercial. This is passion for almost 80 years. Nah saya ini suka beli gitar. Dari dulu saya beli macam-macam. Tapi saya suka banget gitar. Saya udah pakai Taylor. Saya pakai Martin. Ini masih ada di rumah. Saya pakai Gibson, Trier, Hummingbird. Saya udah pakai semua. Waktu saya datang ke satu toko di sana, Australia. Namanya Acoustic Center. Terus ada orang ini memang pakar. Dia punya podcast tentang music segala macam. Saya tanya, eh… gue pengen ditambah koleksi buat so what do you think the best guitar dia nih acoustic center tuh lengkap sekali mungkin kayak melodianya gitu gede banget.” tambahnya.
Menurut David Steedman (Head of Maton Australia) Maton adalah bisnis keluarga, sekarang sudah memasuki generasi ketiga, didirikan oleh Bill, Vera, dan Reg May. Pada tahun 1946, Maton telah melewati generasi kedua, Linger dan Neville Kitchen, dan sekarang juga memasuki generasi ketiga, di mana saya berada di pihak yang sama. Saya bagian dari generasi ketiga karena ini adalah gitar buatan tangan keluarga di Australia, jadi gitar keluarga, buatan tangan di Australia.

“Dan sungguh luar biasa menyambut Indonesia ke dalam keluarga Maton. Terutama Navanti dan Melodian Music, serta semua orang di sini, memainkan peran kunci dalam meluncurkan produk kami di pasar Indonesia. Ivan dan seluruh tim Navanti berada di posisi yang unik untuk meraih kesuksesan dalam kemitraan ini. Mereka sebagian besar non-Indonesia. Lokasi mereka sebagian besar di Australia, dan hal itu memberi mereka wawasan yang luar biasa tentang apa yang kami lakukan dan bagaimana kami melakukannya.”ujar David
“Mereka terus-menerus mengunjungi pabrik kami untuk mempelajari apa yang kami lakukan dan bagaimana kami melakukannya. Mereka benar-benar mendalami segala hal yang terlibat dalam menciptakan gitar-gitar indah kami yang Anda lihat di sini. Mereka melihat kecintaan, teknik, dan masukan yang diberikan pada setiap gitar kami. Hal itu membantu mereka mewariskannya. Itulah yang kami lakukan.”katanya
Dalam debut Maton Guitar di indonesia mengandeng tiga Musisi Indonesia sebagai brand ambassador yaitu Tohpati, The Overtunes dan Sid Mohede. Kehadiran para musisi lintas generasi ini memperkuat pesan bahwa Maton Guitar tidak hanya untuk kalangan tertentu, tetapi untuk semua pecinta musik yang mendambakan instrumen otentik.

“Ada Beberap hal, pertama kebetulan kita kenal baik, dan juga kita nyakin kita mau mereka suka memakai produk kita. Kalau mereka gak suka kita gak mau paksain, . pertama mereka suka dan kedua mereka cocok dengan audiens kita ya akustik gitar,” ujar Harry Senlitonga Founder Navanti Musika.
Tahun ini Maton resmi tersedia di jaringan toko Melodia Musik dan saat ini baru 6 tipe dari 10 tipe yang akan masuk ke Indonesia. 6 tipe gitar Maton tersebut adalah Mini Maton, SRS Maton, 808 Maton, Performance Maton, Trobador Maton, dan EM 6 Maton, dengan rage harga 22 juta rupiah – 70 juta rupiah. (EH).
iMusic
Take Over X John Paul Ivan tampil lebih pop punk di album terbaru
Published
4 weeks agoon
August 19, 2025By
Frans Eko
iMusic.id – Take Over kembali merilis karya baru dalam format EP yang di beri judul “IV”. Masih mengusung brand Take Over X John Paul Ivan, judul “IV” ini merupakan penanda dari jumlah EP yang telah mereka rilis dan album ini adalah album ke empat dari Take Over X John Paul Ivan sepanjang karir mereka melepas karya.

“Ini adalah album ke 4 dari kita yang berformat EP / mini album setelah EP “Take Over” di 2019, yang berlanjut berlanjut ke EP kedua “V.2” di 2021 dan EP ketiga bertajuk “Treble” pada tahun 2023”, terang John Paul Ivan mewakili Take Over.
“Nama Take Over X John Paul Ivan sendiri kita pertahankan sebagai gimmick dan trademark kita di industri musik Indonesia”, tambah John Paul Ivan yang dikenal juga dengan nama JPI.
Memuat 5 track list lagu baru di album “IV” ini, John Paul Ivan (gitar), Joe (drum), Windy Saraswati (vokal), Cynthia Divka (bass) dan Bagus Wyet (gitar) mencoba konsep musik berbeda untuk bisa di terima oleh kalangan gen z,
“Di album ini Take Over X John Paul Ivan memainkan musik rock yang mengarah ke genre pop punk, hal ini kita lakukan bukan tanpa berbagai pertimbangan, kita sudah melakukan survey dan ternyata musik pop punk itu lah yang disukai gen z saat ini”, ujar JPI.

“Dari empat EP Take Over X John Paul Ivan semuanya memiliki perbedaan konsep musik. Walaupun kita tetap memainkan musik rock, tapi ada beberapa perbedaan dari mulai album pertama sampai keempat. Intinya kita memainkan alternative rock lah”, tambah JPI lagi.
Pada EP terbaru ini Take Over X John Paul Ivan memperkenalkan 5 lagu yaitu : “Aku Muak, Lestari Indonesia, Si Paling Benar, Stop” dan “Terbang Tinggi Garuda Ku” dengan lagu “Lestari Indonesia” di plot sebagai fokus single nya yang video musiknya sudah bisa disimak melalui channel Youtube Wave Music Records yang juga merupakan label mereka bernaung saat ini.
“Lagu “Lestari Indonesia” adalah lagu yang bertemakan nasionalisme dan kecintaan akan negara kita, kita harus tetap bisa memberikan vibe yang positif bagi semuanya, walau kita tau sikon Indonesia sebenarnya tidak dalam kondisi yang baik-baik saja”, tutur JPI.
“Perbedaan yang sangat kelihatan di EP ke empat ini adalah di album ini kita tidak menyisipkan lagu yang berirama slow / ballad, kita memberikan full lagu energik berdistorsi. Kita membalut musik yang sudah bernuansa pop punk tapi dengan isian musik yang dimainkan secara natural, bukan dengan isi-isian looping dan squencer”, terang JPI yang juga bertindak sebagai Produser, arranger dan quality control di proses mixing dan masteringnya.

Take Over bukanlah band baru, mereka adalah band alumni dari Rock Festival se lndonesia ke X (terakhir) tahun 2004 yang menyabet juara 2 dan juga meraih penghargaan vokalis terbaik atas nama vokalis saat itu, Damar Teguh. Berevolusi di tahun 2017 dengan mengganti konsep musik dan personelnya dengan masuknya Windy Saraswati sebagai vokalis dan lalu merilis single berjudul “Jangan Modus”. JPI lalu bergabung dan memproduseri tiga EP Take Over.
Di EP terbarunya ini Take Over X John Paul Ivan juga memperkenalkan energi baru di posisi bassis dengan merekrut Cynthia Difka (Geger) sebagai personil tetap.
“Cynthia sudah bergabung sejak akhir 2023, awalnya karena bassis yang lama mengundurkan diri, lalu saya mencari penggantinya dan saya pikir Take Over ini butuh tambahan personil yang wangi – wangi menemani Windy yang juga merupakan vokalis Geger, akhirnya pilihan jatuh ke Cynthia”, canda JPI.