iMusic – The Kadri Jimmo, band power pop tanah air membuka tahun 2018 dengan catatan penting untuk musik Indonesia yang akan melepas single apik berjudul “Seandainya Aku Bisa Terbang”, lagu klasik nan indah ciptaan Yovie Widianto di Kahitna dari album Cerita Cinta (1994), akan dibawakan kembali oleh The Kadri Jimmo dengan arransemen berbeda dan fresh. Single terbaru The Kadri Jimmo “Seandainya Aku Bisa Terbang” yang rencananya dirilis pada 13 Februari 2018 ini memiliki nuansa yang sangat berbeda.
Menurut pengakuan Kadri, Yovie sangat happy dengan “Seandainya Aku Bisa Terbang” versi baru ini. ” Yovie Widianto mengungkapkan kalau di lagu ini menjadi sesuatu yang beda karena dinyanyikan dengan interprestasi yang baru dan modern, dan dia sangat Happy” kata Kadri.
Rendy Pandugo yang bertindak sebagai Producer ini mengemas lagu “Seandainya Aku Bisa Terbang” dengan konsep akustik yang modern dan elegan. Tidak hanya menonjolkan karakter vokal dari The KadriJimmo namun gitar akustik dipadu dengan Chamber Alvin Witarsa membuat aransemen lagu ini lebih fresh dan berkelas.
Candi Soeleman, Sutradara yang tengah laris dengan karya-karya apiknya bersama penyanyi ternama seperti Afgan, Raisa, Rossa, Isyana Sarasvati, Melly Goeslaw turut berkontribusi pada pembuatan video klip dari single terbaru TheKadriJimmo. Proses shooting sendiri dilakukan di Jepang dan Jakarta. Tidak tanggung-tanggung, Shelomita, Glenn Fredly serta Rahmani akan muncul dalam video klip ‘Seandainya Aku Bisa Terbang’.
Valentine 2018 menjadikan moment yang pas untuk meluncurkan single ini, seperti yang diungkapkan Kadri dalam suatu wawancara dengan iMusic, “Lagu Seandainya Bisa Terbang ini bercerita tentang pasangan yang long distance, pas banget untuk bulan galau seperti ini” ungkap Kadri.
Salah satu vokalis The Kadri Jimmo, yaitu Jimmo, pada tahun 2003 pernah populer bersama Melly Goeslaw pada lagu “Pujaanku” untuk film Eiffel I’m In Love, yang kebetulan versi keduanya rilis tahun 2018. Jimmo juga berperan sebagai komposer dalam Band ini.
Kadri Mohamad sendiri adalah vokalis dan komposer dalam The Kadri Jimmo. Kadri sahabat banyak orang, dia dikenal sebagai Singing Lawyer di kalangan netizen, selain juga sukses menjadi promotor Konser Supergroup, inisiator Pagelaran Sang Bahaduri untuk Yockie Suryo Prayogo dan tengah mempersiapkan Ambon City of Music Conference, Maret 2018 mendatang.
Sebelumnya The Kadri Jimmo sudah berhasil melahirkan album Indonesia Hebat (2009) single “Srikandi” karya Sri Mulyani bersama Once, Addie MS, City of Prague Philharmonic Orchestra serta Tanah Sang Pemberani EP (2015). Dibawah ini adalah video lirik dari The Kadri Jimmo yang berjudul Tanah Sang Pemberani.
Formasi The Kadri Jimmo saat ini adalah Kadri dan Jimmo (vokal dan komposer), Noldy (gitar), Popo Fauza (kibor dan piano), Harry (bass), dan, Hayunaji (drums)
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)