Connect with us

iMusic

“Soulfood”: Gairah Soul-R&B Pulau Dewata, Rilis Mini Album “It Won’t Over”.

Published

on

iMusic – Grup soul R&B terpanas di Pulau Dewata saat ini, Soulfood, menghadirkan rekaman mini album debutnya yang bertajuk It Won’t Over dalam format digital dan compact disc pada Jumat, 19 November 2021.

Pesta peluncuran mini album It Won’t Over dilaksanakan pada tanggal 21 November 2021 di Potato Head, Bali, di mana fisik mini album dan juga merchandise-nya akan tersedia, tak ketinggalan penampilan panggung dari Soulfood.

Rilisan ini juga menjadi wujud kerja sama lanjutan antara label rekaman tempat mereka bernaung, Pohon Tua Creatorium, dengan partnernya di ibu kota, demajors.

Mini album It Won’t Over berisikan 5 trek orisinal berbahasa Inggris yang penuh dengan groove musik yang menular seperti dua singel awal “Ain’t No Money It’s Okay” dan “Mi Say” yang berbau Afrobeat, dan balada yang soulful seperti “It Does Make Alright” yang juga dipilih sebagai focus track perilisan kali ini.

“It Does Make Alright” yang terinspirasi oleh musik soul-R&B ’90-an, merupakan salah satu lagu pertama yang dibuat oleh Soulfood setelah bertahun-tahun hanya menyanyikan lagu milik orang lain. Ditulis oleh sang vokalis, Lyta Lautner, berdasarkan pengalaman pribadinya.

“Sejujurnya lagu ini untuk jiwa pesimis yang entah bingung menentukan pilihan atau tidak yakin akan adanya kebaikan dalam hidup” ujar sang vokalis berdarah Madura.

“Semakin ke sini, ternyata kondisi kami sekarang bisa menjadi alasan ‘It Does Make Alright’ harus didengarkan. Mengenai sebuah kepercayaan pada apa pun itu, vibe positif dan energi yang universal, mengingatkan untuk bersyukur, pasrah, dan yakin.” tambah Lyta.

Seluruh materi di mini album diproduksi oleh salah satu laboratorium musik paling aktif di Pulau Bali, Pohon Tua Creatorium, yang dibina oleh seorang Dadang Pranoto dari grup Navicula.

Mixing dan mastering dikerjakan oleh Rhesa Aditya yang lebih dikenal sebagai Rhesa di duo Endah N Rhesa.

Versi compact disc dari It Won’t Over menampilkan satu trek bonus berbau Afrobeat dan musik Jamaika yang berjudul “Come And Get Stoned”.

Soulfood terbentuk di Bali pada tahun 2016 dengan formasi lengkap; Lyta Lautner, seorang vokalis yang tumbuh dengan musik reggae, Palel Atmoko, penabuh drums yang juga bermain untuk grup Navicula, dan Bam George, seorang gitaris yang besar dengan musik jazz.

EP It Won’t Over, serta focus track yang berjudul “It Does Make Alright”, sudah bisa didapatkan dalam format compact disc melalui www.demajors.com dan seluruh jaringan edar demajors, serta bisa dinikmati di berbagai platform streaming digital. (FE)

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Weird Genius” Gaet “PB GLAS” Di Single Terbarunya ”Witch Hunt”.

Published

on

iMusic.id –  Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.

Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.

‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.

Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Emma Elliott” Kembali Dengan Single Terbarunya, “Bingkai”.

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.

Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.

“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.

“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.

Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.

Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.

“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”

Tentang Emma Elliott

Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.

Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.

Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)

Continue Reading