Connect with us

Uncategorized

Sound Modern Dengan Mikrofon “Murah” JIWA YANG BERANI Che Cupumanik & Robi Navicula

Published

on

Seperti diketahui dari berita sebelumnya, bahwa duet Vokalis dedengkot Grunge Indonesia Che Cupumanik dan Robi Navicula meluncurkan single “Jiwa Yang Berani” pada 20 Oktober 2020. Mengundang tanda tanya besar, kenapa single yang di produksi dan rampung pada ahir 2015 ini baru release sekarang?

“Entah kenapa, saat itu rekaman single beres, November 2015. Dua hari proses rekaman di Bali, saya langsung pulang ke Jakarta. Robi di Bali melanjutkan proses mixing mastering. Nah dalam proses itu saya sudah pulang ke Jakarta, saya percayakan penuh hasil mixing mastering ke Robi. Sejak beres proses mixing mastering, saya dan Robi sama-sama sibuk dengan band kami masing-masing, dan memang tak pernah membahas target perilisan single” cerita Che pada iMusic.id.

Dan ternyata juga single ini tidak pernah direncanakan serius kapan akan release. Seperti yang Che utarakan “kami tidak pernah terlibat obrolan serius setelah itu kapan lagu “Jiwa Yang Berani” mau dirilis. Lagu ini tersimpan lama. Dan tiba-tiba di masa pandemi ini, tak terasa buku ROCK MEMBERONTAK berusia 5 tahun tepat 20 Oktober 2020, nah di momen peringatan 5 tahun buku Rock Memberontak itulah akhirnya tercetus ide untuk merilis lagu ini dalam bentuk video lyric melalui youtube.”

Menariknya di single yang sudah 5 tahun tersimpan dalam hardisk ini adalah sound yang masih terdengar modern di era 2020 ini. Adalah Wayan Jos Vokalis Zat Kimia & Kaimsasikun sebagai produser yang bertanggung jawab dalam melahirkan single dengan sound yang bagus dan modern, dan juga Deny Surya, drummer dari band Dialog Dini Hari sebagai Mixing Mastering Engineer.  Menurut cerita Che dia selalu memakai mikrofon legendaris Shure SM58 untuk rekaman dan bahkan saat live perform di panggung. Sangat unik dimana banyak para vokalis yang rekaman menggunakan mikrofon jenis kondensor dengan harga belasan dan puluhan juta tapi Che memilih menggunakan mikrofon dinamic SM58 yang biasa orang gunakan untuk live perform dan harganya tidak lebih dari 2 juta rupiah ini. Sound yang dihasilkan dari mikrofon ini memang menjadikan indentitas sound sendiri buat Vokal Che, bisa dibilang suara Che di Rekaman dan di Panggung sama.

Lucunya Deny Surya tidak mengetahui kalau mereka menggunankan mikrofon dynamic Shure SM58, “Jujur saya ga tau waktu itu pake mic apa , karena proses rekaman saya ga disana, mereka kirim data saja, saya denger aman ya lanjut saya coba maksimalkan hehehehe. Menurut saya enak juga sih ga tau spec gear yg digunakan, jadi ga ada sugesti, jadi pure berkhayal bikin materinya lebih terasa nyaman dari segi penempatan ornamen lagunya. Meskipun tidak pernah ketemuan saat proses itu, hasilnya sesuai ekspektasi dan harapan mereka” tutup Deny pada tim iMusic.id


Lagu ‘Jiwa Yang Berani’ adalah tentang keberanian melawan rasa minder dan kemalasan untuk tetap berkarya. Tidak ada batasan dalam berkarya, bahkan dalam gear yang digunakan, “tetaplah berkarya dengan rasa”.

Bagi yang penasaran dengan lagu dan sound nya bisa dilihat di :

(BR)

Uncategorized

Gelaran Hardcoustic di Twalen Warong Jadi Etalase Pekarya Musik Independen

Published

on

By

Jakarta – Dua penyanyi solo, yakni Aip DPO dan Qiyansyah, sukses menjajakan karyanya di gelaran Hardcoustic besutan Dapurletter yang dihelat di Twalen Warong, kawasan M Bloc, Jakarta Selatan pada Kamis malam, 18 Agustus 2022.

Sejumlah lagu dibawakan dengan maksimal oleh Aip, di antaranya single-single miliknya yang masing-masing berjudul Rambu Riot, Cerita Si Alan, serta Kau Bilang Aku Jahat.

Tak hanya membawakan lagu-lagu milik sendiri, pria bernama asli Hadi Arif ini juga menyanyikan tembang cover dari single milik Rage Againt The Machine (RATM) berjudul Killing the Name, menggunakan sebuah gitar listrik tanpa pengiring apapun.

Sementara Qiyansyah yang menjadi penampil kedua di gelaran Hardcoustic malam itu, membawakan pula tembang-tembang karyanya yang telah dirilis sebelumnya.

Single macam Kau Butuh Tuhan, Jangan Mati Dulu, dan Tatap Muka, dibawakan pria yang baru mulai berkarya sebagai solois sejak 2020 itu dengan sempurna bersama dua pengiringnya di posisi bas gitar dan cajon.

Aip DPO dan Qiyansyah kemudian menyepatkan diri berkolaborasi. Keduanya, menutup pentas dengan membawakan single milik Bob Marley berjudul Redemption Song.

Gelaran Hardcoustic sendiri merupakan acara rutin yang dibesut Daputletter, media musik bentukan Aziz. Program ini diinisiasi sebagai wadah bagi para pekarya musik yang ingin menampilkan karyanya.

Selain itu, keriaan Hardcoustic juga diisi sesi obral-obrol bertajuk Ngopi (Ngobrol Pinter) yang rencananya bakal diasuh Eno Suratno Wongsodimedjo, bersama sederet narasumber yang diundang bergantian ke acara tersebut.

Acara yang dijadwalkan berlangsung setiap Kamis malam, mulai pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB ini, mendapat dukungan penuh dari Twalen Warong, Aracbica, dan manajemen M Bloc.

Continue Reading

Uncategorized

Solois muda “Satine Zaneta” dan rintik hujan pertamanya.

Published

on

By

iMusic – Satine Zaneta Putri Hujan atau biasa disapa dengan nama Satine Zaneta adalah seorang solois muda yang memiliki platform Social Media dan YouTube dengan nama ‘Dikala Hujan’. Gadis yang memang menyukai dunia musik sejak usia dini ini siap menjejakan kaki di industri musik dengan melepas singel perdana  berjudul ‘Utuh’.

Singel ‘Utuh’ dirasa menjadi lagu yang tepat untuk diawal perjalanan karier bermusiknya karena Satine amat sangat dekat dan tumbuh besar mendengarkan lagu yang ditulis oleh Abimana Aryasatya dan Ario Bayu pada tahun 2008. Lagu ini menceritakan tentang keinginan untuk dimengerti dan didengarkan dalam sebuah hubungan.

Lagu ‘Utuh’ ini juga menjadi salah satu soundtrack dalam Film ‘Virgo and The Sparklings’ yang dimana Satine juga terlibat menjadi salah satu pemainnya.

Singel ‘Utuh’ sudah dapat dinikmati di seluruh platform musik digital mulai tanggal 9 Juni 2021, dan Lagu ini juga akan menjadi pembuka dari mini album Satine yang berjudul ‘Rintik Hujan’ yang sedang dalam proses penggarapan.

Semoga lagu ini bisa menjadi pintu pembuka dan awal yang baik untuk karier Satine di Industri musik kedepannya. (FE)

Continue Reading

Uncategorized

“The Sentimental” bukan Untuk Saingi Yovie Nuno, rilis single “Bila Memang”.

Published

on

By

iMusic – Sukses sebagai composer dan Produser dengan karya lagu-lagu yang cukup hits dibawakan para penyanyi seperti Mahen, Aalliyah Massaid, Aurel Hermansyah, Mahalini X Nuca, Mawar De Jongh yang mendapatkan sambutan yang baik dari penikmat musik tanah airPika Iskandaar Bersama Dudy  Oris (ex-Vokalis Yovie & Nuno) dan Pramditto yang juga seorang music Produser membentuk sebuah band dengan nama “THE SENTIMENTAL” dengan karya perdananya Bila Memang.

Tujuan membuat sebuah Project Band ini tak lain memang untuk lebih meng-explore karya-karya musik yang warnanya cocok untuk format band, di tambah basic ketiga personil ini adalah anak band sebelum berkarier dibalik layar sebagai Songwriter,composer,produser dan penyanyi solo untuk Dudy

“Sebenarnya  project band ini sudah lama ingin di buat, karena secara pribadi saya pengen berkerjasama dengan Dudi yang memiliki karakter vokal yang khas, sedangkan Ditto itu rekan saya dalam membuat musik yang juga seorang produser, namun karena kita memiliki kesibukan masing-masing, Alhamdulillah baru 2021 ini The Sentimental bisa memulai semuanya,” jelas Pika

Untuk penamaan The Sentimental mengikuti arti secara harfiahnya yakni sebuah kata  yang dapat menyentuh perasaan, begitu pun karya perdana yang bertajuk “Bila Memang” menceritakan tentang seseorang yang terus diberikan harapan cinta tetapi pada kenyataan nya harapan tersebut adalah palsu, dengan latunan khas vocal dari Dudy Oris membuat lagu ini semakin berasa lebih dalam maknanya bagi para pendengar yang tengah mendapatkan harapan palsu dari pasangannya

“Arti nama The Sentimental di ambil dari sentimental yang makna artinya bisa di sebuat sebuah ungkapan/kata yang dapat menyentuh hati, sama hal nya lagu-lagu kita yang kita rilis kita berharap juga dapat menyentuh hati pencinta musik tanah air terutama yang sedang memiliki permasalah hubungan cinta yang dalam,” ungkap Pika

Sebagai penyanyi yang telah malang-melintang di industri musik tanah air terutama bersama band sebelumnya Yovie Nuno , Dudy Oris mengaku tanpa perlu berpikir lama untuk mengiyakan bergabung dalam pilot project band Pika Iskandar karena memiliki kesamaan dalam bermusik

“Kenal dengan Pika lumayan sudah lama, begitu dia kasih demo lagu nya, langsung saya iyakan, karena memang merasa ada kesamaan nih soal selera musik, semoga lagu dari Sentimental ini dapat menyentuh hati-hati yang sedang merasakan kegundahan dapat terwakilkan lewat lagu kita,” ucap Dudy

Untuk penggarapan Music Video di percayakan pada Brian Lim sebagai sutradara, dimana dalam konsep klip ini menceritakan kisah cinta segitiga antara pasangan muda yang baru berrumah tangga dan wanita lain yang masuk kedalam kehidupan pasangan muda ini

“Dalam klip lagu ini selain mengambil scene The Sentimental bermusik dengan view yang meneduhkan mata,  ada alur ceritanya untuk menggambarkan dari cerita lagu Bila Memang ini soal kepalsuan cinta padahal hatinya ternyata ada orang lain di dalamnya,seperti kisah cinta segitiga dengan orang terdekat, yang memang kisah seperti ini banyak di alami,” ungkap Brian

Dengan dirilisnya “Bila Memang” dibawah label Made Entertaiment Asia sebagai sebuah band The Sentimental berharap dapat di terima dengan baik para pencinta musik dan juga rekan-rekan media baik radio maupun cetak/online dan Televisi. (FE)

Continue Reading