Connect with us

iMusic

“SUAR” Halaman Baru “SUAR NASUTION” DAN “YOGA PATRIA”.

Published

on

iMusic – Apabila nama Suar Nasution sudah dikenal baik sebagai musisi yang menjadi pemeran utama di banyak karya besar Pure Saturday, maka saat ini nama SUAR telah bertransformasi menjadi nama band yang ia kepalai dengan menggandeng Yoga Patria untuk menyempurnakan formasinya.

Hari ini, menjadi langkah penting untuk SUAR dengan merilis single perdananya yang berjudul ‘Terjadilah’. Kerinduan Suar dan Yoga untuk kembali berkarya di musik dan memperdengarkannya ke masyarakat menjadi tujuan utama mereka ingin kembali aktif.

Perbedaan ekosistem dan cara berpromosi di industri musik pada era saat ini menjadi tantangan baru yang akan mereka hadapi. Langkah kecil namun kuat, sudah mereka persiapkan untuk rencana jangka panjang perjalanan bermusiknya yang baru.

“Lagu ini merupakan karya pembuka untuk karya lagu lainnya yang akan dirilis berikutnya. Semoga bisa mengobati rasa rindu akan karya saya dan bisa meramaikan industri musik Indonesia.” – Suar Nasution.

Suar kembali penjadi pemeran utama di penulisan lirik karya ini. Yoga memberikan

kontribusinya dalam segi elemen instrumen musik dan teknis produksi sebagai produser musik.

“Lagu ini ditulis oleh Suar Nasution pada bulan Oktober 2018. Ceritanya tentang seseorang yang mengenang kisah indah di masa lalu dan masih membayang hingga saat ini. Bisa dibilang lagu susah move on, Hehehe.” Yoga Patria.

Gitar akustik menjadi warna primer di aransemen musik ‘Terjadilah’, membuat hal itu menjadi tanda gaya bermusik Suar Nasution yang kental. Namun tambahan elemen instrumen yang lebih moderen, menunjukan bahwa Suar dan Yoga berani untuk berevolusi dan beradaptasi dengan gaya bermusik di era yang berbeda dari era awal mula mereka bermusik.

“Perubahan atau evolusi band SUAR ini akan dirasakan secara perlahan di karya-karya berikutnya. Sehingga pendengar bisa merasakan mata rantai yang hilang selama ini. Selamat mendengarkan.” – Suar Nasution.

Tentang Suar Nasution

Pure Saturday dikenal sebagai band indie-pop yang muncul di era awal tahun 1990an, asal Bandung. Suar Nasution dikenal sebagai pencipta lagu untuk banyak karya Pure Saturday, sebut saja ‘Kosong’, ‘Desire’, dan ‘Cokelat’. Suar Nasution mengundurkan diri di masa keemasan Pure Saturday karena alasan personal di tahun 1994. Yang juga membuat dia berhenti sejenak dari industri musik dan fokus dengan profesi lain di luar Indonesia. Tahun 2014, Suar kembali memutuskan kembali ke Indonesia dan memutuskan untuk fokus ke usaha produksi gitar akustik yang dikenal dengan Genta.

Tentang Yoga Patria

Tahun 1997, Yoga Patria memulai karir musiknya secara professional di Peanuts band, dan dilanjutkan sebagai bagian dari Nineball di tahun 2000. Pada tahun 2002, dirinya kembali bereksplorasi dengan proyek JOGA dan kembali memfokuskan diri bersama Nineball di tahun 2018. Selain fokus bermusik dengan Suar Nasution, Yoga juga banyak bekerja sebagai produser musik dan memiliki studio musiknya sendiri, Tattva Studio, di Bandung. (FE)

iMusic

Stand Here Alone kolaborasi dengan Tresno Tipe X di single “Kura – Kura”

Published

on

iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”

Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.

Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.

Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.

Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.

Continue Reading

iMusic

Sundari Gasong luncurkan single “Sedih”

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.

“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih”  siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.

Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.

“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.

Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.

Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.

Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:

“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”

Continue Reading

iMusic

The Rain sambut ulang tahun ke 24 lewat single baru “Cerita Yang Tersimpan”

Published

on

iMusic.id – Setelah lebih 2 dekade bersama, 7 album studio dan sederet single lepasan, The Rain masih bertahan dengan formasi awal sejak berdiri pada tahun 2001. Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal).

Akhir November 2025, beberapa minggu menjelang ulang tahun The Rain ke- 24, grup asal Yogyakarta ini merilis sebuah single baru berjudul “Cerita yang Tersimpan”.

“Salah satu cara kami bersyukur masih diberi umur dan tetap bersama selama ini adalah dengan berkumpul dan melahirkan karya baru, ini juga wujud terima kasih kami pada teman-teman yang menggemari lagu-lagu The Rain selama ini, pada para The Rainkeepers”, ujar Indra.

Dari balutan aransemennya, lagu anyar The Rain ini terdengar seperti mesin waktu yang membawa pendengar ke akhir dekade 80-an.  “Kami mencoba beberapa aransemen untuk lagu ini dan ternyata rasanya paling cocok dibawa ke era 80-an,” ujar Iwan.

Di studio, mereka bernostalgia mendengarkan lagu-lagu dari Richard Marx dan Def Leppard sebagai referensi saat mengerjakan aransemen lagu ini.

“Dulu saat remaja, kami memang tumbuh dengan lagu-lagu di era tersebut, jadi tak sulit untuk menghadirkan kembali nuansanya lewat lagu ini,” tambah Ipul.

“Dari sisi lirik, lagu ini bercerita tentang sebuah kesalahan, sebuah hubungan yang tak diakui terjadi. “Pelik deh.. hahaaa,” sahut Aang yang juga dipercaya untuk mengerjakan artwork single ini.

Cerita yang Tersimpan menjadi single lepasan ke-7 yang The Rain rilis setelah album “Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama” dirilis pada 2022. Akankah di tahun 2026 nanti album ke-8 The Rain akan dirilis?

“Masih dikerjakan. Semoga segera,” tutup Indra.

Continue Reading