iMusic.id – Setelah tahun lalu merilis single ‘Sama Rata’, Tiara Putri Effendy atau yang lebih dikenal dengan nama Tiara Effendy kembali dengan single terbarunya di tahun 2024 bertajuk ‘Jangan Dipaksa’.
Single ini menjadi single pertama Tiara Effendy yang dirilisnya di tahun ini. Tentu hal ini sangat menyenangkan buatnya karena memang moment merilis lagu baru ini selalu dia nantikan, terlebih karena selama satu tahun terakhir dia bermusik bersama The Groove yang lebih sering membawakan lagu happy.
“Jujur aku kangen membawakan lagu ballad karena hal itu dan memang kebetulan berjodoh dengan lagu ini, jadi ya ini dulu yang aku rilis,” kisahnya.
’Jangan Dipaksa’ bercerita tentang seseorang yang merasa cintanya tidak terbalas oleh orang yang dia cintai dan akhirnya berusaha untuk mencari apa yang terjadi dengan menanyakan langsung ke orang tersebut.
“Dia ingin tahu yang sebenarnya, jadi dia bilang kalau memang sudah tidak cinta katakan saja dan jangan dipaksa. Selain itu di lagu ini juga ada sedikit penyesalan karena mengenal orang yang dia cintai tadi,” kata Tiara.
Lagu yang diambil dari kisah hidup Tiara Effendy ini ditulis oleh Jaz Hayat, Bembong Rifqy dan Gary Anake yang kemudian diaransemen oleh Iwan Popo. Selain itu, untuk single ini, Boni Eko berperan sebagai Executive Producer sementara Ayoe Purnamasari sebagai Vocal Director.
Walau Tiara Effendy merasa lagu ballad yang dia bawakan ini sedikit banyak masih serupa dengan lagu-lagu yang dia bawakan sebelumnya, nyatanya setelah dia memperdengarkan lagu ini ke beberapa kenalannya, mereka ungkapkan hal yang berbeda.
“Mereka malah bilang kalau di lagu ini penghayatan aku lebih dewasa, ya” ungkapnya. Lewat ‘Jangan Dipaksa’, Tiara Effendy menaruh harapan besar agar banyak hati yang terwakili perasaannya dan banyak telinga yang akhirnya sayang sama lagu ini.
Dia juga berharap lagu ini bisa jadi pijakan besar untuk perjalanan kariernya di masa depan. “Semoga lagu ini juga tembus 1 juta streaming lagu ya! Amin!” Tutupnya sambil tersenyum kecil.
Lagu ini jadi pembuka karya-karya baru yang sudah disiapkan oleh Tiara Effendy ke depannya. Dia juga berharap karya-karya yang dia siapkan ini nantinya akan dapat dia perdengarkan ke seluruh penikmat musik di Indonesia.
Sementara itu, mari kita nikmati single terbaru Tiara Effendy, ‘Jangan Dipaksa’ di seluruh digital streaming platform di Indonesia. (FE)
iMusic.id – Kentalz band, baru saja merilis lagu debut mereka yang berjudul “Ironi Frekuensi.” Lagu ini menjadi protes kreatif mereka terhadap fenomena polusi suara ‘Sound Horeg’ yang mengganggu banyak orang, sebuah tema yang kini semakin relevan di tengah kehidupan Kota maupun Kabupaten Malang.
Kentalz adalah grup musik asal Malang, Jawa Timur yang baru dibentuk sejak 2024, Kentalz memiliki musikalitas yang tidak terpatok sebuah influence apapun, Kentalz cenderung menyuarakan keresahan pribadi hingga keresahan masyarakat luas yang diwakilkan melalui lirik dan ornamen musiknya.
Kentalz terdiri dari personel dengan latar belakang musik yang sangat beragam. Cunk, gitaris utama yang juga berasal dari band Denai, beraliran Pop, memberikan sentuhan melodius dan catchy dalam permainan gitarnya.
Patrick, gitaris kedua yang berasal dari band Inheritors yang beraliran Thrash Metal/Crossover, Patrick juga mempunyai band bernama Medreis yang beraliran Math-Rock yang sebentar lagi juga akan melakukan debut, membawa intensitas dan kekuatan riff sedikit kompleks akan tetapi tetap earworm.
Yobis, seorang solois Synth-Pop yang biasa dikenal dengan nama Yobis Siboy yang kemarin baru saja berhasil mendobrak panggung Buzz Youth Fest 2025 di Surabaya. Entitas unik satu ini mengisi posisi bass dengan gaya yang nge-groove, memberikan warna yang unik pada struktur musik mereka.
Sementara itu, Sandy, seseorang yang sebenarnya berprofesi sebagai Disc Jockey (DJ) mengisi posisi drum, memadukan elemen-elemen perkusi digital dan tradisional, menciptakan ritme yang penuh energi. Semua personel di band ini turut berperan dalam vokal. Kolaborasi vokal mereka memberi kekuatan dan keunikan tersendiri dalam setiap lagu yang mereka bawakan.
Proses pembuatan “Ironi Frekuensi” berawal dari keresahan mereka terhadap kegiatan “sound horeg” yang tidak teratur. “Kami lagi resah sama kegiatan sound horeg yang gak aturan ini. Akhirnya kami coba nge-jam di studio, dan tiba-tiba aku iseng coba bikin pattern sound horeg dengan suara yang sember,” kata Yobis, salah satu personel Kentalz. “Mas Cunk meminta aku untuk melanjutkan pattern itu hingga ditemukan sebuah pattern gitar yang absurd, lalu gitar Patrick semakin random, dan drum Sandy membuat lagu ini semakin mantap untuk dipersembahkan ke massa.” Lagu ini bukan hanya soal suara bising yang mengganggu, tetapi juga sebuah ekspresi kreatif dari band yang ingin menyuarakan keresahan mereka dengan cara yang unik dan penuh humor.
Melalui “Ironi Frekuensi,” Kentalz mengajak pendengar untuk menyuarakan keresahan mereka terhadap gangguan suara yang tidak terkontrol. “Pesan kami adalah jika ada sesuatu yang tidak terduga, kami butuh bantuan kalian,” ujar band ini. Lagu ini menyampaikan bahwa sudah saatnya kita bersuara dan meminta perubahan ketika ada sesuatu yang mengganggu kenyamanan hidup bersama.
“Ironi Frekuensi” adalah bentuk keberanian Kentalz untuk menyuarakan isu yang telah lama dianggap mengganggu namun jarang diangkat. “Tidak ada band yang se-nekat kami. Bahkan band lain yang vokal terhadap isu-isu, padahal hal ini sudah sangat meresahkan,” ujar mereka.
Meskipun lagu ini tidak menghadapi kendala teknis yang berarti dalam proses pembuatannya, band ini mengungkapkan bahwa tantangan terbesar justru datang pada saat mereka mempersiapkan perilisan. “Kendala teknis tidak ada, tapi kendala saat perilisan ada, karena takut di gebuk massa,” kata mereka dengan tawa.
Kentalz menegaskan bahwa dalam pembuatan lagu ini, mereka berusaha untuk tidak terpengaruh oleh musisi atau referensi lain. “Kami tidak ingin terhantui oleh pengaruh eksternal. Kami cukup fokus pada proyek kami masing-masing,” tambah mereka, menunjukkan bahwa “Ironi Frekuensi” adalah hasil murni dari ekspresi kreatif mereka.
Saat pertama kali selesai membuat lagu, Kentalz mengaku merasa takut. Namun, mereka tetap berharap “Ironi Frekuensi” bisa diterima dengan baik oleh pendengar. “Harapan kami, semoga selalu sehat dan bisa melaksanakan showcase di acara TV Pagi-Pagi, Pasti Happy,” tambah mereka dengan optimis.
Tidak berhenti di lagu pertama, Kentalz segera melanjutkan untuk mengerjakan lagu kedua mereka yang terinspirasi oleh konten Ferry Irwandi & Pesulap Merah. Sebagai pesan terakhir dari band ini, mereka mengajak pendengar untuk tidak takut mengungkapkan keresahan mereka. “Jangan takut untuk bersuara atas keresahan kalian!”
Dengan “Ironi Frekuensi,” Kentalz telah membuka babak baru dalam perjalanan musik mereka. Sebagai band yang baru terbentuk, mereka sudah menunjukkan keberanian dan kreativitas yang tinggi. Lagu debut ini adalah awal dari perjalanan panjang mereka di dunia musik Indonesia, dan tentunya karya-karya berikutnya yang lebih mengejutkan akan segera hadir. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis single berbahasa Inggris “Love Me Like You”, Rahmania Astrini, yang akrab disapa Astri, kembali dengan lagu berbahasa Indonesia berjudul “Pilihlah Aku”. Dalam lagu ini, Astri tidak hanya membawa musik yang segar, tetapi juga menyampaikan pesan pemberdayaan yang kuat bagi perempuan.
Rahmania Astrini mengungkapkan makna di balik lagu ini: “Empowerment sih. That girls can also do the things yang biasanya di society dilakukan sama laki-laki, contohnya: making the first move.”
Lagu ini sendiri merupakan interpolasi dari karya legendaris Krisdayanti yang dirilis di tahun 2004. Tidak hanya membawakan ulang tapi juga membuat lagu ini berbeda di beberapa bagian menjadi sebuah tantangan besar bagi Rahmania Astrini.
Centil Era vibes is definitely back? “Pastinya ada, karena lagu ini sudah sangat iconic. Aku pengen bisa tetep bawain core value dan essence asli dari lagu ini tapi dengan incorporating sentuhan personalku juga,” kata Rahmania Astrini.
Saat ditanya mengenai bagaimana dia mendeskripsikan versi “Pilihlah Aku” yang dibawakannya, Astri dengan santai menyebutkan, “2 kata lucu: joget centil,” menggambarkan suasana ceria dan penuh energi yang ingin dia tampilkan melalui lagu ini.
Dalam video musik yang dirilis bersamaan dengan lagu ini, Astri menonjolkan gaya yang fresh dan penuh semangat. Pilihan wardrobe yang bold dan dance choreography yang catchy menjadi elemen yang semakin menegaskan tema youth and fun yang ingin dia tonjolkan.
“Inspirasi utamanya adalah youth and fun. Aku pengen bisa ngembaliin masa-masa musik Indonesia yang very fun and youthful,” ujar Astri, menunjukkan kecintaannya pada era musik yang lebih ceria dan penuh warna.
Harapan Astri untuk Pilihlah Aku adalah agar lagu ini bisa diterima dan dinikmati oleh masyarakat luas.
“Semoga bisa enak didengar dan dinikmati oleh masyarakat luas,” tutupnya.
‘Pilihlah Aku’ sudah dapat dinikmati di seluruh digital streaming platforms di Indonesia. Official Music Video juga bisa ditonton di kanal youtube Rahmania Astrini.
iMusic.id – Musikus Indonesia, Reza Arfandy melepas karya musik terbaru berupa single bertajuk “Perfect“. Lagu bernuansa rock and blues dengan lirik berbahasa Inggris ini, dilepas sebagai karya perdananya sebagai penyanyi solo.
Lewat keterangan tertulisnya, Reza Arfandy mengatakan bahwa lagu “Perfect” mengusung tema cinta. Lantaran itu pula, single ini dilepas pada awal Februari menyambut Hari Valentine.
“Liriknya berkisah tentang cinta yang terjalin mendalam dengan pasangan kita, dimana hubungan tersebut saling menyempurnakan satu sama lain,” ucap Reza Arfandy.
“Penggalan lirik ‘we were made perfect for each other’ dalam lagu ini, semoga bisa menghangatkan hati bersama pasangan di hari Valentine tahun ini,” tutur Reza Arfandy .
Dari segi musikalitas, unsur blues dan rock dengan nuansa balada demikian lekat di single “Perfect” ini. Reza Arfandy, melakukan pendekatan pengkaryaan yang terinspirasi dari warna musik slow blues dengan instrumentasi sederhana, yakni vokal, gitar, keyboard, dan drum.
Proses produksi lagu ini melibatkan Andre Pratadaja, rekan Reza di grup band Strolling Wizards untuk mengisi departemen bass. Sementara instrumen drum, ditabuh oleh drummer legendaris Indonesia, Cendi Luntungan. Serta Thomas Budhi Handoyo sebagai produsernya.
Pada proses kreatif di lagu ini, Reza Arfandy bertanggung jawab untuk penulisan lagu, notasi, aransemen, vocal, keyboard, dan mengisi gitar. Sementara liriknya ditulis bersama Gitasanti Djais yang tak lain adalah adik iparnya.
Reza Arfandy sendiri adalah kakak kandung dari chef ternama Farah Quinn dan merupakan musisi kantoran yang pernah tinggal di Amerika Serikat selama 10 tahun. Latar tersebut menjadikan sosoknya demikian terinspirasi warna musik musisi classic/Americana/southern rock seperti Jimi Hendrix, Jack White, The Black Keys, Doobie Brothers, Steely Dan.
Sebelum melepas single “Perfect” dalam format solo, Reza Arfandy sempat berkarya lewat unit musik Strolling Wizards dan telah melepas sejumlah karya berupa single, termasuk “Cherry Girl”, “Fading Magnolia”, “Forever More”, “I’m OK” dan “High”, serta satu mini album berjuluk “Strolling Wizards“.
Setelahnya, Reza Arfandy membuktikan konsistensinya dalam berkarya dengan terlibat di banyak proyek kolaborasi, antara lain bersama Anov Blues One dan Ashley Hamel di single “Bad Boi“, serta bersama Asora dan Anov Blues One dalam EP “Twisted Blues“.
Pada Desember 2024 lalu, pria yang berkarier sebagai profesional di bidang logistics dan international trading ini juga merilis single berjudul “Devil’s Road” dengan melibatkan istrinya, Gitasasti Djais dan putranya, Regiandra Arfandy untuk bernyanyi dan memainkan piano di single tersebut.
Perilisan single “Perfect” menandai langkah baru Reza Arfandy sebagai seorang solois. Sejumlah karya telah disiapkan untuk dilepas dalam waktu dekat, baik dalam bentuk single maupun album penuh.
Single terbaru milik Reza Arfandy bertajuk “Perfect” resmi dirilis secara independen dalam format digital pada 7 Februari 2025 tanpa melibatkan label rekaman manapun.