iMusic – Belantika musik Tanah Air kembali kedatangan grup musik baru yang siap mewarnai industri musik Indonesia yakni KAMILA. Meski berstatus sebagai grup musik pendatang baru, trio vocalist-violinist beranggotakan orang orang yang sudah tidak asing lagi dalam dunia musik Indonesia seperti; Ava Victoria, Ana Achjuman dan Mia Ismi Halida.
Ava
Victoria merupakan pemain biola orchestra ternama di Jakarta seperti Magenta
Orchestra, Erwin Gutawa Orchestra, Dian HP, Aminoto Kosin, Oni n friends dan
beberapa lainnya. Saat ini Ava juga dikenal sebagai produser musik, arranger,
komponis, dan juga penata musik di beberapa nomor musikal dan konser antara
lain: Konser Dongeng Naura (2015, 2017, 2018), Teater Musikal Tresna (2014) dan
Monolog Musikal Srintil (2019) oleh Artswara Production, Drama Musikal Bawang
Merah Bawang Putih (2012) dan Musikal Khatulistiwa (2016) bersama kedua
sahabatnya lia Fachir dan Simhala Avadana; juga menjadi penata musik di
beberapa nomor lagu dalam album Naura. Dan menjadi saiah satu nominator AMI Awards
kategori Penata Musik Lagu Anak tahun 2018. Selain KAMILA satu-satunya grup
musik trio vocaI-violinists yang ia bentuk bersama Mia dan Ana, Ava aktif
bermain musik keroncong dan memiliki grup keroncong bernama Keroncong
Musyawarah. Saat ini Ava juga tengah merintis orkestranya sendiri yg ia beri
nama AV Orchestra.
Ana
Achjuman merupakan seorang pemain biola yang merangkap menjadi (qualification
and validation
engineer) untuk beberapa perusahaan Farmasi. Sebagai pemain biola, Ana yang
merupakan Adik Kandung Ava Victoria ini pernah tergabung dalam beberapa
orkestra seperti Magenta Orchestra, Dian HP, Widya Kristiyanti Orchestra, dan
Twilight Youth Orchestra. Ana juga menulis lagu untuk musisi iain seperti
“Tradisi” untuk Keroncong Musyawarah dan “Fine Kind“ untuk BimaZeno.
Mia
Ismi Halida adalah seorang penyanyi, pemain biola, song writer, vocal director
dan vocal coach di Universitas Indonesia. Mia juga kerap tampil Solo di dalam
negeri, istana negara, dan mempromosikan Indonesia di luar negeri seperti di
Rusia, Inggris, Turki, Jepang, Korea, Cina, Dubai, Spanyol, negaraz Asean,
serta konser “Concert Nova” (2017) di Malaysia. Ia juga bermain dalam
beberapa pertunjukan teater dan musikal sejak 2010 (Artswara, teater Abnon,
Getapri teater etc). Dan menjadi penata musik dan suara di pertunjukkan Aruh
Baharin, Beralas Bumi Beratap Langit (2019). Selain bermusik, Mia juga pernah
menyandang gelar sebagai lst runner up Putri Batik Nusantara 2011, none jakarta
pusat, dan Duta Smesco 2013 & 2014.
KAMILA
berdiri sejak tahun 2015, nama KAMILA berasal dari bahasa Arab yang memiliki
arti “Kesempurnaan”. Sejak tahun 2015, KAMILA aktif bermusik dan telah
merilis 8 single secara digital (6 adalah original song dan 2 lagu cover). Dan
pada 7 Oktober 2019 hari ini, KAMILA merilis album perdananya bertajuk KAMILA.
Album
perdana Kamila yang bertajuk KAMILA ini, berisi lagu lagu original Kamila yang
ditulis oleh Ana Achjuman, Mia Ismi, Ava Victoria dan Rishanda Singgih (yang
juga bertindak sebagai Music Producer di album ini). Ada 8 lagu di dalam album
ini yang didominasi nuansa pop elektronik dgn sentuhan strings akustik.
Karena
beragam warna musik yang disajikan dalam single2 KAMILA, yang sebelumnya dalam
penggarapannya, KAMILA berkolaborasi dengan beberapa musisi ternama seperti
Glenn Fredly, Tompi, Oddie Agam dan Jevin, Reza Hernanza “The Groove”,
serta Adhitya Marquee & Arya DTX, juga Barry Maheswara
Lagu-lagu
yang ada dalam album ini memang terasa dekat dengan Kamila dan merupakan karya
orisinil para personil Kamila yang terinspirasi dari kisah-kisah cinta dan
pengalaman orang-orang yang dekat di hati mereka. Disajikan dengan sangat epic
dan tentunya tidak lupa dengan ciri khas Kamila yaitu iringan biola dan
pembagian suara masing-masing personil.
Single
perdana yang diangkat KAMILA di album ini berjudul “Prison of Love”,
Lagu yang ditulis oleh Ana Achjuman ini bercerita tentang perempuan yang sangat
mencintai pasangannya sehingga seolah ingin “memenjarakan” cintanya.
Bekerja sama dengan sutradara Galih Galsudd & The Loop Creative, Kamila
akan sekaligus merilis video klip “Prison of Love” dalarn Launching
Album Kamila, 7 Oktober 2019 ini.
Kamila berharap album ini dapat turut memberi warna baru dalam industri musik indonesia, dan dapat diterima dan dinikmati masyarakat. Karena penghargaan tertinggi bagi para seniman (musisi) adalah ketika karyanya dapat menginspirasi hati orang-orang yang mendengarkannya. (FE)
iMusic.id – MD Pictures merilis Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” Jumat (4/7/2025), perilisan OST yang dibarengi dengan peluncuran official poster film tersebut di gelar di MD Place, Jaksel yang juga merupakan headquarter dari MD Pictures. Acara ini di hadiri oleh Manoj Punjabi selaku Eksekutif Produser dan para cast film tersebut dari Marshanda, Ariel Tatum, Patricia Gouw, Reza Nangin, Elmandsipasi, hingga Asri Welas plus Andi Riyanto sebagai composer dan song writer.
Ost dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” ini adalah sebuah lagu sedih berjudul “Segalanya” yang diciptakan Andi Rianto bersama Ria Leimena dan dinyanyikan oleh Marshanda. Musik dan lirik yang Andi dan Ria hasilkan berhasil menangkap esensi emosional dari film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” itu sendiri.
“Walaupun Marshanda ini tidak aktif bernyanyi seperti sebelumnya, namun saya tahu bahwa Marshanda pasti akan all out di lagu ini dan saya yakin hasilnya pasti bagus”, terang Andi Riyanto ketika teman – teman media bertanya tentang proses rekaman suara Marshanda di lagu ini.
Sementara Marshanda sendiri mengaku bahagia bisa menjadi pengisi suara di lagu “Segalanya” ini, walaupun dia sudah lama tidak pernah melakukan lagi proses rekaman namun semangatnya tetap terjaga.
“Lagu ini catchy tapi sedih banget. It captured the whole feeling-nya Alina dan cerita filmnya. Aku ngerasa blessed banget bisa nyanyi lagu ini, apalagi setelah lama nggak rekaman,” ungkap Marshanda.
Lagu “Segalanya” ini menggambarkan perasaan mendalam sang tokoh utama, Alina (Marshanda), tentang cinta, pengkhianatan, dan kehancuran. Dengan melodi yang catchy tetapi penuh emosi, lagu ini menjadi cerminan perjalanan batin Alina dalam menghadapi pengorbanan dan kekecewaan.
“Lirik favorit aku adalah, “Hancurnya mimpi hidup, cinta, dan segalanya.” Bait tersebut merangkum kepedihan yang dialami tokoh utama dalam lagu ini”, tambah Marshanda.
Andi Riyanto sendiri mengaku terinspirasi dari saat dia menyaksikan adegan – adegan krusial di film “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” tersebut,
“Lagu ini adalah segalanya, cinta, pengorbanan, dusta, ketidaktulusan, kesetiaan, dan pengingkaran, Semuanya ada di lagu ini,” ujar Andi Riyanto.
Lagu “Segalanya” memang berisikan curahan hati seorang istri yang menghadapi pengkhianatan oleh kekasih hatinya.
“Saya tuh paling susah untuk appreciate lagu, Lagu yang laku di platform dan enak didengar, belum tentu sesuai dengan layar lebar. Itu ada formulanya, dan pertama kali kerja sama untuk proyek besar ini, saya terima kasih Mas Andi Rianto sudah dapat formulany,” ungkap produser Manoj Punjabi.
“Lagu ini bukan hanya komunikatif, tapi juga bisa jadi soundtrack. Lagunya simple, menyentuh, dan dapat dramanya.” Tambah Manoj Punjabi lagi.
Sementara itu, Final poster “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka” menunjukkan kesinambungan dengan poster yang dirilis pada Februari silam. Pada poster pertama sebelumnya, hanya tampak pemandangan di bawah meja yang menampilkan adegan seorang wanita menggoda seorang pria dengan sebelah kakinya. Dalam poster final ini, adegan yang masih kabur dengan sosok-sosok yang masih misterius tadi diperlihatkan secara gamblang.
Sedangkan di final posternya diperlihatkan adegan penuh di meja makan dari poster pertama. Di tengah meja, duduk Alina (Marshanda) yang berjilbab dan mengenakan pakaian serba biru. Sedangkan putrinya, Rere (Rachel Mikhayla), tampak bergelayut di pundaknya. Mata kedua perempuan itu mengarah ke sosok pria yang duduk di sebelah kiri meja, Reza (Deva Mahenra). Namun, alih-alih membalas tatapan penuh harap dan raut wajah bahagia anak-istrinya, Reza justru menatap lekat wanita berjilbab lain yang duduk di seberangnya yaitu Asih (Ariel Tatum).
Wanita itu pun berbalas pandang dengan Reza diiringi senyuman licik sambil mengangkat segelas jus berwarna merah di tangan kanannya, dan menggendong bayi di tangan kirinya. Sementara itu, di bawah meja, sebelah kaki Asih terlihat mengelus kaki Reza yang agak maju ke depan menyambut kaki Asih.
“La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” diadaptasi dari kisah viral oleh Elizasifaa. Ini merupakan cerita kedua Eliza yang difilmkan oleh MD Pictures setelah” Ipar adalah Maut”. Seperti pendahulunya, “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” yang disutradarai Hanung Bramantyo ini menyoroti kehadiran orang ketiga dalam sebuah keluarga harmonis yang relijius. “La Tahzan : Cinta, Dosa, Luka…” akan mulai tayang di seluruh bioskop tanggal 14 Agustus 2025, sementara itu Lagu “Segalanya” akan tersedia di seluruh platform digital (DSP) serta YouTube mulai 8 Juli 2025.
iMusic.id – Band modern rock alternative bernuansa emo asal Kota Batik, Tears Don’t Lie, kembali menghadirkan karya emosional yang menyentuh hati. Kali ini, mereka merilis single ketiga bersama dengan musik video berjudul “Hancur” yang secara resmi dirilis pada 30 Juni 2025.
Dalam lagu ini, Tears Don’t Lie menggandeng Savira Razak, mantan vokalis Killing Me Inside, untuk ikut duet mengisi bagian vokal. Kehadiran Savira memberikan warna baru yang kuat, emosional, dan penuh luka, sangat cocok dengan nuansa gelap lagu ini.
“Hancur” bercerita tentang seseorang yang kehilangan cinta sejatinya, bukan karena perpisahan biasa, melainkan karena sang kekasih telah pergi untuk selamanya. Lagu ini membingkai kesedihan mendalam saat seseorang mencoba menerima kenyataan pahit bahwa orang yang dicintai tak akan pernah kembali. Dengan aransemen yang dramatis dan lirik yang menggugah, Tears Don’t Lieberhasil menyampaikan rasa duka dengan cara yang indah namun tetap emosional.
Formasi band Tears Don’t Lie saat ini terdiri dari: Oji (Vocals), Didi (Gitar), Ekky (Gitar + Vokal), Tegar (Bass), Tommy (Gitar), dan Yunan (Drum).
Tak hanya menghadirkan kolaborasi vokal, dalam produksi lagu ini Tears Don’t Lie juga bekerja sama dengan Ian Natha dari PolarityAudio sebagai Co-Producer, yang berhasil menambahkan elemen modern dan kedalaman emosional ke dalam komposisi lagu, menjadikannya salah satu karya paling matang dalam diskografi band ini sejauh ini.
Dengan paduan rock alternatif, sentuhan emo, serta produksi modern, “Hancur” diharapkan bisa menjadi soundtrack bagi mereka yang pernah kehilangan dan masih mencoba untuk bangkit.
“Hancur” is here, a new anthem born from pain, wrapped in distortion and honesty. Only from Tears Don’t Lie. Single dan Music Video “Hancur” sudah tersedia di berbagai platform streaming musik digital, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music, mulai tanggal 30 Juni 2025.
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)