iMusic
– Dua tahun setelah EP “Beberapa Orang Memaafkan” membuat mereka
dikenal di seluruh Indonesia, kini .Feast Kembali dengan album
mini terbaru yang berjudul “Uang Muka”. Dirilis oleh Sun Eater di
layanan-layanan musik digital mulai 11 September 2020.
Uang
Muka adalah kumpulan karya yang akan semakin mengukuhkan posisi Baskara
Putra (vokal), Adnan Satyanugraha Putra (gitar), Fadli “Awan”
Fikriawan (bas), Dicky Renanda (gitar) dan Adrianus Aristo Haryo
alias Ryo Bodat (drum) sebagai salah satu band paling visioner dan
produktif di Indonesia saat ini.
Uang
Muka merupakan sebuah kejutan dari .Feast, karena grup asal Jakarta ini
sebenarnya tengah menggarap album ketiga berjudul “Membangun dan
Menghancurkan”. Mereka bahkan sudah melepas empat single dari album
tersebut secara berkala sejak Juni 2019.
Namun,
menurut Baskara, “Kami merasa Membangun dan Menghancurkan butuh pengalaman dan
kedalaman bermusik yang lebih dibanding apa yang kami punya pada saat itu.” Ia
pun mengakui merasakan tekanan dari diri sendiri untuk menuntaskan album
tersebut dengan sebaik mungkin.
Agar
lepas dari tekanan tersebut sekaligus mengasah kemampuan bermusik, maka
lahirlah Uang Muka sebagai selingan yang digarap dari nol hingga selesai dalam
waktu kurang dari dua bulan pada Juli hingga Agustus lalu. Untuk proses pengerjaannya,
kelima anggota .Feast menjadi produser lagu yang diciptakan masing-masing
berdasarkan tema lirik yang ingin diangkat, dengan kawalan Wisnu Ikhsantama
sang produser andalan mereka dan juga Baskara yang memoles dan melengkapi
melodi vokal dan lirik semua lagu.
Karena
setiap proyek besar .Feast sejak album debut Multiverses di tahun 2017
diperlakukan sebagai dunia yang berdiri sendiri dari segi musik, visual dan
unsur-unsur lainnya, maka Uang Muka menampilkan Earth-08, yakni dunia di
mana segala hal bersifat komersial, bagaikan karikatur ekstrem dari dunia nyata
dan pola konsumsi kita.
Alhasil,
tema besar Uang Muka adalah uang dan bagaimana tiap orang menyikapi hal
tersebut dalam konteks dan situasi yang berbeda-beda, apalagi di masa pandemi
yang membuat masalah keuangan terasa makin pelik.
Baskara
menyumbang “Dapur Keluarga” yang berandai “sejauh apa gue mau cari duit,
bahkan dengan cara yang melanggar etika dan norma, ketika uangnya dibutuhkan demi
kelangsungan keluarga,” diiringi musik rock lawas seperti di sinetron
zaman dulu;
Adnan
menyodorkan “Komodifikasi” yang membicarakan “drama klise media sosial
yang membuat lini masa kurang segar namun menghasilkan uang” dengan musik
kencang ala Fever 333 yang cocok untuk memantik koor massal; “Cicilan
12 Bulan (Iklan)” yang menawarkan rasa garage rock berasal dari
kepusingan Awan yang “selalu tunduk akan hasrat kebendaan dan akhirnya pusing
cari uang lebih, kerja sampingan atau opsi cicilan”.
“Belalang
Sembah” lahir dari eksplorasi Dicky dalam menggunakan program Logic Pro dan
terinspirasi pendekatannya terhadap lawan jenis dari kelas ekonomi berbeda yang
membuatnya menyadari “cinta yang katanya murni itu tidaklah murni, tanpa
disadari prosesnya dipengaruhi status sosial”; dan Bodat kembali ke akarnya
sebagai penggemar musik deathcore lewat “Kembali ke Posisi
Masing-masing” yang terilham keresahan dirinya yang ingin hidup tenang namun
“apakah nanti bisa mencukupi diri sendiri dan keluarga, karena tanah, rumah dan
pendidikan makin mahal.”
Video
musik oleh Yudhistira Israel untuk
“Komodifikasi” selaku single pertama sudah tayang di YouTube sejak 28 Agustus
lalu, dan akan segera disusul dengan video untuk empat lagu lainnya.
Selain
lima lagu utama di atas, Uang Muka juga dibuka dengan “Kata Pengantar oleh Jason
Ranti” yang berisi monolog spontan dan absurd oleh sang musisi eksentrik
tersebut; dan ditutup oleh “Apa Boleh Buat”, penggalan lirik Bodat yang
dinyanyikan sendiri olehnya dengan menghindari kata-kata berhuruf R karena ia
cadel, sambil diiringi petikan gitar akustik oleh Dicky.
Secara
keseluruhan, Uang Muka sudah bisa dianggap sebuah kesuksesan bagi .Feast karena
memungkinkan tiap personel bisa lebih leluasa dalam berekspresi dan berkreasi.
Di samping itu, kementokan yang dirasakan dalam mengerjakan album Membangun dan
Menghancurkan menjadi teratasi berkat ilmu yang didapat melalui penggarapan
Uang Muka. Walau album yang sudah lama dijanjikan masih butuh waktu untuk
diselesaikan, dengan Uang Muka setidaknya .Feast sudah bisa membayar penantian
untuk materi baru yang segar dan memikat. (Hasief Ardiasyah) (FE)