Connect with us

Uncategorized

“Undelayed” Rilis Single Terbaru Berjudul “Karnesha”.

Published

on

iMusic – UNDELAYED kembali dengan merilis single terbaru berjudul “Karnesha” pada tanggal 5 Maret 2021. Lagu ini diciptakan sebagai penghormatan untuk Yudha Erlangga Putra yang merupakan drummer Undelayed dihampir semua rilisan yang band ini punya. Yudha berpulang untuk selamanya pada pertengahan tahun 2020 dan sangat memberi pukulan berat bagi eksistensi band ini.

Setelah menghabiskan waktu dengan nihil ide dan produktifitas, akhirnya band ini memutuskan untuk kembali ke studio tepat 2 bulan setelah kepergian Yudha. “Karnesha jadi lagu yang sangat personal buat seluruh orang di band ini.

Karena jujur kita sempet ngerasa kosong dan hampa pada awal kita nulis lagu ini, karena emang semua orang di band ini masih sangat terpukul sama kepergian Yudha. Rasa sedih, marah dan sakit yang kami semua rasain setelah beliau pergi kami keluarin semua di lagu ini. Bisa dibilang Karnesha adalah lagu yang paling sedih dan sulit yang pernah kami tulis” ujar Yanuar Rizky (Vokal).

Pengerjaan lagu ini dilakukan di SOUNDPOLE STUDIOS dengan Wisnu Ikhsantama yang merupakan figur dibalik kesuksesan album band-band seperti Hindia, .Feast dan Reality Club. “Tahun 2020 adalah tahun yang berat bukan cuma buat gue dan anak-anak tapi mungkin juga buat semua manusia di dunia ini. Gue kehilangan bokap, nyokap dan sahabat dalam waktu yang bisa dibilang singkat tahun lalu.

Rasa duka yang mendalam itu yang bikin gue juga rada susah untuk berusaha jujur sama apa yang gue rasain karena disisi lain gue gamau diri gue jadi lemah. Perasaan ini yang bikin proses penulisan lirik lagu ini menghabiskan lebih dari 2 bulan sampe gue ngerasa bahwa kata-kata yang Yanuar nyanyiin terasa jujur dan emosional” pungkas Raga Maharasta (Bass).

Musik di lagu ini sendiri masih dengan warna khas UNDELAYED yaitu Alternative Rock dan Metalcore barat yang mereka campur dengan warna dari band-band lokal seperti Noah, Padi dan D’Masiv.

Kepergian Yudha membawa kembali dua anggota yang dulu pernah ada di band ini. Mereka adalah Davian Raditya dan Bagus Wirabrata. Bagus adalah salah satu dari anggota pendiri band ini. Davian masuk menggantikan Edrian Purnama Sutarya yang memutuskan untuk rehat sejenak dari dunia musik dan fokus pada kehidupan pribadinya.

Kini UNDELAYED beranggotakan Yanuar Rizky (Vokal), Davian Raditya (Gitar), Dzikri Mufidi (Gitar), Raga Maharasta (Bass/Vokal), dan Bagus Wirabrata (Drum). Kehilangan seseorang yang sangat berarti di hidup kita untuk selamanya bukanlah hal yang mudah untuk dilalui. Hal terberat yang kita sadari adalah bahwa kita tak akan lagi bisa bertemu mereka, tak pernah lagi bisa bicara dan melihat, menyentuh dan bercengkrama lagi dengan mereka.

Yang kita bisa lakukan hanyalah merindukan dan mengenang semua rasa bahagia yang dulu pernah kita lewati bersama mereka. Pesan ini yang ingin UNDELAYED sampaikan pada semua yang telah mendengarkan lagu ini. Karnesha dirilis pada tanggal 5 Februari 2021 di semua streaming platform dan Video Klip nya bisa kalian tonton di channel official UNDELAYED di Youtube. (FE)

Uncategorized

Gelaran Hardcoustic di Twalen Warong Jadi Etalase Pekarya Musik Independen

Published

on

By

Jakarta – Dua penyanyi solo, yakni Aip DPO dan Qiyansyah, sukses menjajakan karyanya di gelaran Hardcoustic besutan Dapurletter yang dihelat di Twalen Warong, kawasan M Bloc, Jakarta Selatan pada Kamis malam, 18 Agustus 2022.

Sejumlah lagu dibawakan dengan maksimal oleh Aip, di antaranya single-single miliknya yang masing-masing berjudul Rambu Riot, Cerita Si Alan, serta Kau Bilang Aku Jahat.

Tak hanya membawakan lagu-lagu milik sendiri, pria bernama asli Hadi Arif ini juga menyanyikan tembang cover dari single milik Rage Againt The Machine (RATM) berjudul Killing the Name, menggunakan sebuah gitar listrik tanpa pengiring apapun.

Sementara Qiyansyah yang menjadi penampil kedua di gelaran Hardcoustic malam itu, membawakan pula tembang-tembang karyanya yang telah dirilis sebelumnya.

Single macam Kau Butuh Tuhan, Jangan Mati Dulu, dan Tatap Muka, dibawakan pria yang baru mulai berkarya sebagai solois sejak 2020 itu dengan sempurna bersama dua pengiringnya di posisi bas gitar dan cajon.

Aip DPO dan Qiyansyah kemudian menyepatkan diri berkolaborasi. Keduanya, menutup pentas dengan membawakan single milik Bob Marley berjudul Redemption Song.

Gelaran Hardcoustic sendiri merupakan acara rutin yang dibesut Daputletter, media musik bentukan Aziz. Program ini diinisiasi sebagai wadah bagi para pekarya musik yang ingin menampilkan karyanya.

Selain itu, keriaan Hardcoustic juga diisi sesi obral-obrol bertajuk Ngopi (Ngobrol Pinter) yang rencananya bakal diasuh Eno Suratno Wongsodimedjo, bersama sederet narasumber yang diundang bergantian ke acara tersebut.

Acara yang dijadwalkan berlangsung setiap Kamis malam, mulai pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB ini, mendapat dukungan penuh dari Twalen Warong, Aracbica, dan manajemen M Bloc.

Continue Reading

Uncategorized

Solois muda “Satine Zaneta” dan rintik hujan pertamanya.

Published

on

By

iMusic – Satine Zaneta Putri Hujan atau biasa disapa dengan nama Satine Zaneta adalah seorang solois muda yang memiliki platform Social Media dan YouTube dengan nama ‘Dikala Hujan’. Gadis yang memang menyukai dunia musik sejak usia dini ini siap menjejakan kaki di industri musik dengan melepas singel perdana  berjudul ‘Utuh’.

Singel ‘Utuh’ dirasa menjadi lagu yang tepat untuk diawal perjalanan karier bermusiknya karena Satine amat sangat dekat dan tumbuh besar mendengarkan lagu yang ditulis oleh Abimana Aryasatya dan Ario Bayu pada tahun 2008. Lagu ini menceritakan tentang keinginan untuk dimengerti dan didengarkan dalam sebuah hubungan.

Lagu ‘Utuh’ ini juga menjadi salah satu soundtrack dalam Film ‘Virgo and The Sparklings’ yang dimana Satine juga terlibat menjadi salah satu pemainnya.

Singel ‘Utuh’ sudah dapat dinikmati di seluruh platform musik digital mulai tanggal 9 Juni 2021, dan Lagu ini juga akan menjadi pembuka dari mini album Satine yang berjudul ‘Rintik Hujan’ yang sedang dalam proses penggarapan.

Semoga lagu ini bisa menjadi pintu pembuka dan awal yang baik untuk karier Satine di Industri musik kedepannya. (FE)

Continue Reading

Uncategorized

“The Sentimental” bukan Untuk Saingi Yovie Nuno, rilis single “Bila Memang”.

Published

on

By

iMusic – Sukses sebagai composer dan Produser dengan karya lagu-lagu yang cukup hits dibawakan para penyanyi seperti Mahen, Aalliyah Massaid, Aurel Hermansyah, Mahalini X Nuca, Mawar De Jongh yang mendapatkan sambutan yang baik dari penikmat musik tanah airPika Iskandaar Bersama Dudy  Oris (ex-Vokalis Yovie & Nuno) dan Pramditto yang juga seorang music Produser membentuk sebuah band dengan nama “THE SENTIMENTAL” dengan karya perdananya Bila Memang.

Tujuan membuat sebuah Project Band ini tak lain memang untuk lebih meng-explore karya-karya musik yang warnanya cocok untuk format band, di tambah basic ketiga personil ini adalah anak band sebelum berkarier dibalik layar sebagai Songwriter,composer,produser dan penyanyi solo untuk Dudy

“Sebenarnya  project band ini sudah lama ingin di buat, karena secara pribadi saya pengen berkerjasama dengan Dudi yang memiliki karakter vokal yang khas, sedangkan Ditto itu rekan saya dalam membuat musik yang juga seorang produser, namun karena kita memiliki kesibukan masing-masing, Alhamdulillah baru 2021 ini The Sentimental bisa memulai semuanya,” jelas Pika

Untuk penamaan The Sentimental mengikuti arti secara harfiahnya yakni sebuah kata  yang dapat menyentuh perasaan, begitu pun karya perdana yang bertajuk “Bila Memang” menceritakan tentang seseorang yang terus diberikan harapan cinta tetapi pada kenyataan nya harapan tersebut adalah palsu, dengan latunan khas vocal dari Dudy Oris membuat lagu ini semakin berasa lebih dalam maknanya bagi para pendengar yang tengah mendapatkan harapan palsu dari pasangannya

“Arti nama The Sentimental di ambil dari sentimental yang makna artinya bisa di sebuat sebuah ungkapan/kata yang dapat menyentuh hati, sama hal nya lagu-lagu kita yang kita rilis kita berharap juga dapat menyentuh hati pencinta musik tanah air terutama yang sedang memiliki permasalah hubungan cinta yang dalam,” ungkap Pika

Sebagai penyanyi yang telah malang-melintang di industri musik tanah air terutama bersama band sebelumnya Yovie Nuno , Dudy Oris mengaku tanpa perlu berpikir lama untuk mengiyakan bergabung dalam pilot project band Pika Iskandar karena memiliki kesamaan dalam bermusik

“Kenal dengan Pika lumayan sudah lama, begitu dia kasih demo lagu nya, langsung saya iyakan, karena memang merasa ada kesamaan nih soal selera musik, semoga lagu dari Sentimental ini dapat menyentuh hati-hati yang sedang merasakan kegundahan dapat terwakilkan lewat lagu kita,” ucap Dudy

Untuk penggarapan Music Video di percayakan pada Brian Lim sebagai sutradara, dimana dalam konsep klip ini menceritakan kisah cinta segitiga antara pasangan muda yang baru berrumah tangga dan wanita lain yang masuk kedalam kehidupan pasangan muda ini

“Dalam klip lagu ini selain mengambil scene The Sentimental bermusik dengan view yang meneduhkan mata,  ada alur ceritanya untuk menggambarkan dari cerita lagu Bila Memang ini soal kepalsuan cinta padahal hatinya ternyata ada orang lain di dalamnya,seperti kisah cinta segitiga dengan orang terdekat, yang memang kisah seperti ini banyak di alami,” ungkap Brian

Dengan dirilisnya “Bila Memang” dibawah label Made Entertaiment Asia sebagai sebuah band The Sentimental berharap dapat di terima dengan baik para pencinta musik dan juga rekan-rekan media baik radio maupun cetak/online dan Televisi. (FE)

Continue Reading