Connect with us

iMusic

Visual Kei Belum Mati! “SCUM” (スカム) Luncurkan Single “STREAM”.

Published

on

iMusic.idSCUM (スカム) terbentuk di Kota SemarangAtlas” pada tahun 2017. Sebuah inisiasi dari “KaitoMahendra sebagai insiator untuk membentuk sebuah grup musik Visual Kei Jepang yang pada awalnya mengajak rekan kampus UDINUS nya di Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang “HIKARI” dan beberapa orang pecinta jejepangan untuk bermusik bersama.

SCUM (スカム) kini terdiri dari Mahendra “Kaito” pada vokal, “FabixFahbian pada gitar, “MuraBoi pada bass, “RyuZain pada Drum, dan “RifRifky pada Keyboard/Synthesizer.

Visual Kei sendiri merupakan sebuah subgenre dari J-Rock/Japanese Rock yang terlihat dari penggunaan fashion yang glamor dan eksentrik yang menonjol. Beberapa band Visual Kei dari Jepang yang cukup terkenal seperti X Japan, Lunasea, dan The GazettE.

Sepanjang karir bermusik SCUM (スカム) telah merilis 2 single “IDEAL” & “NAKUHANA” dan 2 EP “acquire.” & “Memorialize of Idealism”, jika ditotal SCUM (スカム) telah merilis sejumlah 14 track.

Pada awalnya ketika sedang berada di studio, “Kaito” Mahendra sedang melakukan studio rehearsal untuk manggung, seketika menemukan semacam draft lagu yang bisa diaransemen pada waktu itu juga. Pada akhirnya sesi studio rehearsal itu pun menghasilkan lagu “STREAM”.

Di lagu “STREAM” sang vokalis berusaha menceritakan tentang proses kreatif SCUM (スカム) selama ini, dari dianggap sebagai “Underdog” maupun underestimate dari khalayak umum. Genre Visual Kei dianggap sudah tidak relevan di era sekarang. Pada nyatanya hanya SCUM (スカム) lah band Visual Kei terlama di Kota Semarang yang masih bertahan dan eksis hingga saat ini.

“Ambisi ku dan intuisiku bukanlah sebuah bayangan semu belaka” potongan lirik tersebut menceritakan tentang pembuktian bahwa bukan omong kosong belaka, SCUM (スカム) dengan genre Visual Kei bisa bertahan dan bisa mengekspresikan musik yang ingin dipersembahkan kepada khalayak umum maupun fans Visual Kei. Ucap “Kaito” Mahendra bersandar di kursi sembari meminum kopi.

Bahkan ada kejadian yang cukup unik Ketika proses rekaman berlangsung, di dalam studio Ketika sedang proses tracking gitar dengan tidak disangka terjadi mati listik di tempat tersebut yang mana membuat kesan tersendiri untuk SCUM (スカム) dalam proses rekaman.

Ketika proses kreatif pembuatan lagu “STREAM” berlangsung, SCUM (スカム) terinspirasi dari beberapa band jepang idola mereka seperti Girugamesh, Deluhi, dan The GazettE. Mulai sound gitar yang berkarakter, dengan adanya isian synthesizer yang menjadi ciri khas mereka. Ditambahkan dengan teriakan scream yang membuat music menjadi makin melankolis dan dramatic.

Kedepannya SCUM (スカム) akan merilis merchandise, dan CD “Zenyou” (全容) (Full Story/Whole aspect) mereka, Sebuah proses selanjutnya dari “Kaito” Mahendra berupa buku yang menceritakan kisah dari seluruh karya SCUM (スカム).

Tak lupa mereka juga akan merilis beberapa single terbaru kedepannya. SCUM (スカム) kini tergabung dalam Atlas Records dan sudah menyiapkan beberapa agenda besar dalam tahun ini. Music video dan Lyric video menjadi agenda yang paling ditunggu. (FE)

iMusic

Permintaan Maaf “Assia Keva” Lewat Single “Can We Be Friends Again ?”.

Published

on

iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.

Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.

Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.

Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan  entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.

“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.

Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.

“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”

Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Weird Genius” Gaet “PB GLAS” Di Single Terbarunya ”Witch Hunt”.

Published

on

iMusic.id –  Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.

Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.

‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.

Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)

Continue Reading

iMusic

“Emma Elliott” Kembali Dengan Single Terbarunya, “Bingkai”.

Published

on

iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.

Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.

“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.

“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.

Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.

Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.

“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”

Tentang Emma Elliott

Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.

Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.

Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)

Continue Reading