“You’ll Only Love Me (When I’m Gone)”, Percampuran Budaya Singapura dan Indonesia Yang Dikemas Menjadi Urban ballad Oleh “Masia One” dan “Sandhy Sondoro”.
iMusic
– Masia One merilis kolaborasi single “You’ll Only Love Me
(When I’m Gone)” dari album The Far East Empress dengan penyanyi
Indonesia Sandhy Sondoro. Percampuran budaya Singapura dan Indonesia
yang dikemas dalam lagu urban ballad dalam bahasa Indonesia-Inggris bertajuk
“Bila Ku Pergi”.
Lagu
ini menceritakan datang dan perginya cinta, dan selanjutnya memelopori pentingnya
perpaduan budaya dan antar generasi dari dunia musik Asia Tenggara.
Lagu
ini awalnya ditulis sebagai lagu tema untuk serial TV Singapura Ti
Tou Dao, dengan rilis kedua dalam bahasa Cina, lagu ini terus
mendapatkan popularitas melalui partisipasi internasional dari kontes cover
lagu Instagram dengan hashtag #B4ImGoneChallenge.
Kumpulan
suara dari Kanada, Malaysia, Brasil, Kuba, Perancis,
Italia dan lebih banyak lagi juga menyanyikan lagu pendek yang sederhana
namun kuat ini dengan versi mereka. Terinspirasi dari suksesnya seorang vokalis
Indonesia dan juga penggemar lama dalam song challenge, Masia
menghubungi Sandhy Sondoro untuk mendengar single dalam Bahasa Indonesia.
Terpikat
dari musik 70-an jawa masa lalu, The Far East Empress membayangkan suasana
sentimental dengan melodi nostalgia yang ditangkap dari salah satu penyanyi Indonesia
terhebat. Beruntungnya berkat karantina Covid 19, Sandhy Sondoro setuju
dan keduanya menuju ke studio bertukar ide untuk duet pertama mereka.
Perpaduan
bahasa, kultur, dan beberapa genre musik ini diproduksi oleh ALX Nusantara
Record, dengan penataan musik dan genre-genre yang saling melengkapi. Karyanya
dalam instrumental lagu ini mengutamakan inklusivitas kreatif terdengar dari
penggabungan Chinese strings (kecapi) dengan pop eurocentris modern
secara harmonis, yang diakhiri dengan dengan nyanyian hiphop.
Lagu
hiphop Masia melepas style dan orang-orang yang menginspirasinya selama
perjalanan internasional termasuk: Toronto, California, Jamaica,
dan Bila Ku Pergi adalah lagu cinta yang membara dengan Sandhy Sondoro dan
merupakan lagu pertama Masia yang rilis di Indonesia. Kita harap ini merupakan awal
dari perkenalan Masia kepada pendengar Indonesia, dengan banyak lagi lagu yang
disukai “Before I’m Gone.”
Masia
One adalah musisi Rap, Raggae, Dancehall ternama asal
Singapura yang besar di Canda, Masia menjadi rapper wanita pertama yang
dinominasikan untuk “video Rap Terbaik” di MuchMusic Video Awards.
Ia tampil di EP Gitaris Red Hot Chilli Peppers,John
Frusciante, Le-tur-Left dan selalu aktif berkolabborasi dengen musisi
dunia.
Masia
One, berjudul “Far East Empress” adalah musisi yang mengagumkan dengan musik
Rap, Dancehall dan musik elektronik. La telah berkolaborasi dengan Pharrell,
John Frusciante, Che Vicious (G.O.O.D Music, Kanye West, Jay-Z)
dan dilakukan festival termasuk Burning Man, Laneway, Ultra Music
Japan. Ia juga melakukan kinerja pembukaan untuk Ms. Lauryn Hill di Festival
Jazz Singapura.
Lagu-lagu dari album terbaru ini, “Far East Empress” juga ditampilkan di sebagai tontonan Netflix Wu Assassin, Altered Carbon, Snowpiercer dan Tiny Pretty Things. Lagu-lagu Masia One ada pesan: untuk terhubung dengan royalti batin anda. (FE)
iMusic.id – Shakey adalah adalah band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 5 Maret tahun 2000. Dalam perjalanan musiknya, Shakey sudah mempunyai dua album kompilasi dimana salah satunya membawa mereka menjadi band yang me-nasional dengan lagu “Miliki Aku” dalam album kompilasi Indie Ten 2 tahun 2002.
Perjalanan panjang itu juga yang membuat mereka mempunyai dua album musik berbentuk kaset dan CD pada tahun 2004 dan 2008. Shakey saat ini adalah format ke 3 dengan beranggotakan empat personil yaitu Dinno (vocal), Opik (Bass), Dionn (keyboard), Andrie (drum).
Genap perjalanan 25 tahun mereka. Shakey meluncurkan single “Yang Ada Padamu” yang menjadi kerinduan tersendiri bagi penggemarnya. Single yang begitu lama ditunggu ini tetap mempertahankan warna dan corak musik Shakey. Rasa otentik timbre vokal Dinno menjadi ciri khas setiap lagu yang dikeluarkan. Nuansa Pop-Rock pada single “Yang Ada Padamu” ini juga tetap memberi sentuhan Shakey tahun 2000-an awal dimana kental dengan distorsi dan ketukan drum yang tight,
Di tahun 2025 ini Shakey, juga merilis album-album terdahulunya di kanal musik digital yang memberikan nafas baru bagi Shakey untuk kembali berkarya. Dinno, vokalis dari Shakey juga adalah penulis lagu dalam single baru shakey dimana ia adalah pencipta lagu-lagu beberapa artist ternama seperti Rossa, Rio Febrian, Nagita Slavina dan memproduseri lagu-lagu seperti Anneth, Armand Maulana, Ruth Sahanaya dan beberapa artist lainnya. Opik, bassis dari band ini juga punya peran bermusik bersama Seventeen, Armada dan banyak musisi lainnya.
“Yang Ada Padamu” jadi lagu pertama yang dirilis Shakey untuk menjadi momentum lahirnya band ini. Di produseri oleh Sasi Kirono, Shakey menunjuk Sasi karena kiprahnya tak main-main dalam memproduseri musisi Jogja seperti Putri Ariani.
“Yang Ada Padamu” bercerita tentang seseorang yang mengagumi seorang lain. Dimana ia belum dapat memilikinya namun dalam hati kecilnya ia akan bisa mendapatkan hati seseorang itu nantinya.
Kali ini, Shakey merilis single ini dengan konsentrasi promo di Radio. Radio adalah platform musik yang membersamai Shakey dalam berkarya sejak dulu. Mereka betul-betul besar di Radio, khususnya di Yogyakarta. Dimana karya pertama mereka di perkenalkan pertama kali oleh Radio di Yogyakarta. Karenanya, bagi Shakey, Radio adalah partner yang sangat berarti bagi perjalanan mereka.
iMusic.id – Sulit rasanya menutup mata dari lagu ini. Ada kejujuran yang berdesir pelan di balik nada riang “Kura-Kura”, kolaborasi antara Stand Here Alone (SHA) dan Tresno, sang vokalis legendaris Tipe-X. Lagu ini bukan sekadar kisah patah hati yang dibungkus jenaka, tapi semacam pengakuan halus bahwa cinta memang kerap berakhir dengan cara yang tidak gagah-gagah amat. Kadang lucu, getir, bahkan absurd. Seperti kisah pria yang ditinggal kekasihnya demi seseorang yang, entah kenapa, “berwajah seperti kura-kura.”
Namun justru di situlah letak keindahannya. “Kura-Kura” adalah cara Stand Here Alone dan Tresno mengubah duka jadi tawa, mengubah kecewa jadi bahan bakar untuk bernyanyi lebih kencang. Mereka seperti ingin bilang: jangan gentar meskipun ditikung reptil, sebab bahkan orang dengan paras hewan melata pun kadang bisa mengajari kita cara menerima nasib dengan elegan, patah hati tidak lagi tentang meneteskan air mata, tapi menghasilkan nada-nada yang membuat dada sesak dan bibir tersenyum di waktu yang sama.
Lagu kolaborasi Stand Here Alone dengan Tresno ini, dengan segala kesederhanaannya, mengingatkan bahwa kita tak berhak untuk dibuat sedih. Dunia sudah terlalu riuh untuk ditambahi keluh kesah yang tidak perlu. “Kura-Kura” hadir seperti kawan lama yang menepuk bahu, berkata pelan: sudahlah, tidak semua janji harus ditepati, tidak semua cinta harus berakhir bahagia, dan tidak semua luka harus disembuhkan, beberapa cukup ditertawakan.
Melalui proyek Album Nusantara, Stand Here Alone menunjukkan bahwa punk dan ska tak melulu soal pemberontakan, tapi juga tentang kelapangan hati. “Kura-Kura” menjadi semacam pernyataan lembut bahwa kehilangan bisa seindah pertemuan, bahwa humor adalah selimut terbaik bagi hati yang pernah robek, dan bahwa hidup, betapapun kejamnya, masih pantas ditertawakan, terutama ketika cinta pergi bersama seseorang yang bahkan kura-kura pun mungkin enggan bercermin padanya.
Single “Kura-Kura” sudah tersedia di seluruh platform digital dan video musiknya dapat disaksikan di kanal YouTube resmi Stand Here Alone.
iMusic.id – Setelah merilis single perdana berjudul “Ku Rindu” ciptaan Andri Ikola, penyanyi sekaligus penulis lagu Sundari Gasong kini memperkenalkan karya terbarunya bertajuk “Sedih” sebagai single kedua. Berbeda dari karya sebelumnya, lagu ini merupakan ciptaan Sundari sendiri.
“Penggarapan single kedua ini tidak jauh berbeda dengan proses single pertama. Aku tetap mempercayakan Debios Ikola sebagai Music Director dan Sis Akbar untuk proses mixing dan mastering. Aku juga tetap berdiskusi dengan kakak kandungku, Andri Ikola, hingga lagu “Sedih” siap dirilis,” ujar Sundari Gasong.
Lagu “Sedih” pertama kali ditulis Sundari Gasong pada tahun 2009. Lagu ini mengangkat kisah tentang kesedihan seorang jomblo yang memendam perasaan cinta tanpa keberanian untuk mengungkapkan.
“Lagu ini sebenarnya dibuat untuk adik kelas aku, Mega F. Yohana, alumni SMAN 1 Boedoet Jakarta angkatan 2008. Terinspirasi dari seorang laki-laki yang dulu menjadi pemujanya,” tutur Sundari Gasong.
Dalam single ini, Sundari sengaja menghadirkan konsep musik yang sederhana, agar pendengar dapat lebih merasakan emosi sedih yang menjadi inti cerita lagu tersebut.
Single “Sedih” resmi dirilis pada 12 Desember 2025 di seluruh digital music platform. Sementara video musiknya akan menyusul dan direncanakan tayang di kanal YouTube resmi Sundari Gasong setelah proses produksi rampung.
Sundari juga menyampaikan pesan khusus kepada pendengar:
“Buat para jomblo, cobain deh dengerin lagu ini pas lagi sedih. Insya Allah sedihnya dapet.”