Connect with us
Panggonan Wingit Panggonan Wingit

iMovies

Panggonan Wingit Tayang 30 November, Besutan Hitmaker Studios

Published

on

Imusic.id – Panggonan Wingit film horor yang judulnya  diambil dari bahasa Jawa yang artinya adalah tempat angker atau keramat.

Panggonan Wingit merupakan film besutan Hitmaker Studios yang diproduseri oleh Rocky Soraya dan disutradarai oleh Guntur Soeharjanto.

Sebagai salah satu film yang di klaim sebagai film tersadis tahun ini, film Panggonan Wingit menampilkan adegan-adegan yang menyeramkan. Karena itu, para pecinta film horor wajib tonton film ini.

Panggonan Wingit

Dalam Film Panggonan Wingit ini, para penonton akan disuguhi akting apik dari bintang-bintang ternama di antaranya Luna Maya, Christian Sugiono, Rafael Adwel, dan masih banyak lagi.

Luna Maya yang terlibat dalam film ini, kalau sebelumnya menjadi hantu, kali ini Luna Maya tidak menjadi hantu namun tetap menjadi pemeran utama

“Enggak jadi hantu lagi, tokoh utama tapi tidak jadi hantu. Shooting-nya di hotel candi baru,” ujar Luna Maya saat Presscreening dan Pressconference di XXI Senayan City, Jakarta, Jumat (24/11/2023)

Panggonan Wingit

“Syutingnya kebetulan di Semarang dan kita sebulan berada di Kota Semarang untuk menjalani syuting film Panggonan Wingit ini,”tambah Luna Maya.

Aktor Christian Sugiono yang beradu akting bersama Luna Maya memerankan karakter Ardo, seorang wartawan era 1980-an.

Dalam film ini, Tian adalah mantan pacar Luna Maya. Luna memerankan karakter Raina. Raina adalah anak dari pengusaha sebuah hotel di Semarang.

“Aku di Panggonan Wingit sebagai Aldo berperan sebagai wartawan dan mantan pacar dari Luna Maya yang kebetulan Aldo ditugasin ke Semarang untuk menginvestigasi sebuah kasus pembunuhan yang terjadi di hotel,” ujar Tian

“Dan dalam perjalanannya bersama mantannya, Raina itu menghadapi sebuah konflik. Sehingga bergulirlah menjadi cerita film ini,” ujar Tian.

Film Panggonan Wingit berkisah tentang kamar hotel tanpa nomor yang seakan menjadi pintu ke dunia yang lebih misterius. Siapapun yang membuka pintu dari kamar tak bernomor yang berada di lantai tiga kemudian bertemu dan melihat sosok wanita berkulit putih dan berambut putih, hidupnya tidakakan selamat. “Telung dino, tengah wengi…..”

Dalam hitungan hari, mereka yang membuka kamar tersebut akan mati dikuliti saat tengah malam. Kisah berawal dari Raina (diperankan Luna Maya) yang mendapat warisan sebuah hotel tua dari sang ayah. Warisan tak terduga itu ternyata menyimpan rahasia dan misteri gelap. Awalnya berjalan biasa saja, sampai akhirnya sang pewaris hotel perlahan menemukan banyak keganjilan.

Salah satunya adalah adanya tempat angker di hotel yang dipercaya dihuni oleh sosok berambut dan berwajah putih. Teror dari entitas tak kasat mata pun menghantui hari-hari Raina.

Putri pewaris hotel pun terlibat peristiwa-peristiwa gaib mengerikan yang penuh darah. Nyawa Raina pun terancam setelah ia membuka pintu dan memasuki sebuah kamar tak bernomor dari hotel yang dikelola bersama adiknya, Fey (diperankan Bianca Hello).

Sosok wanita berambut dan berkulit putih itu pun menampakkan kehadirannya. Raina bersama mantan kekasihnya, Ardo (diperankan Christian Sugiono) yang seorang jurnalis pun mencari cara agar bisa selamat. Akankah mereka bisa lolos dari kematian?

Diambil dari kisah nyata hotel angker di Semarang, Panggonan Wingit bakal membawa ketegangan kepada penonton dengan nuansa horor yang tajam. Nantikan Panggonan Wingit di bioskop mulai 30 November 2023.

iMovies

Film horor “Danyang Wingit Jumat Kliwon” lekat dengan kultur budaya lokal

Published

on

iMusic.id – Antusiasme penonton terhadap “Danyang Wingit Jumat Kliwon” memuncak. Hanya beberapa jam setelah konferensi pers, lebih dari 3.000 tiket untuk Gala Premiere resmi ludes. Momentum ini menjadi sinyal kuat bahwa gelombang horor berbasis kultur Nusantara terus menemukan penontonnya.

Diproduksi oleh Khanza Film Entertainment, dan film ini disutradarai sekaligus diproduseri oleh Agus Riyanto dengan naskah karya Dirmawan Hatta. “Danyang Wingit Jumat Kliwon” menautkan atmosfer ritual, pusaka, dan mitos danyang dengan drama psikologis tentang harga sebuah ambisi mengarahkan teror bukan semata pada sosok gaib, tetapi pada keputusan-keputusan manusia yang rapuh.

Pesan moralnya tegas: hasrat akan kekuasaan dan keabadian dapat mengikis akal sehat pada titik itu, “hasrat manusia” tampil lebih menakutkan daripada perwujudan iblis itu sendiri. Celine Evangelista memerankan Citra, keponakan Mbok Ning asisten setia Ki Mangun. Citra direkrut sebagai sinden baru di sebuah padepokan, namun di balik panggilan seni itu, ia diam-diam ditetapkan sebagai tumbal terakhir dalam ritual keabadian.

Untuk memperdalam peran, Celine menjalani riset langsung ke pertunjukan wayang, mempelajari dunia nembang, dan berlatih intensif bersama acting coach.

“Saya menonton pertunjukan wayang secara langsung dan riset dari banyak aspek, karena nembang itu tidak mudah. Proses belajarnya cukup menantang, tapi justru itu yang membuat saya tertarik mengambil film ini. Saya juga ingin membuat orang-orang lebih peduli terhadap kesenian tradisional,” ujar Celine.

Di balik itu, Agus Riyanto menegaskan arah nilai yang ingin diantar pulang oleh penonton ialah. “Kita ingin mengangkat bahwa nilai budaya harus di atas nilai mistis yang tertinggal di dalamnya. Pada akhirnya penonton setelah keluar dari ruangan bioskop, membawa pesan, wayang adalah budaya Indonesia yang indah yang harus diperkenalkan ke setiap generasi, Bukan hal hal mistis yang dapat disalahgunakan untuk hal buruk.” kata Agus.

Dengan pijakan itu, “Danyang Wingit Jumat Kliwon” bukan hanya menghidupkan figur-figur penjaga tak kasat mata dalam khazanah lokal, tetapi juga mengangkat konflik keluarga dan konsekuensi ritual sebagai inti emosi cerita membuat teror terasa personal, berlapis, dan relevan. Ludesnya 3.000+ tiket Gala Premiere menjadi validasi awal bahwa perpaduan horor tradisi dan drama psikologis ini memiliki daya pikat kuat untuk peredaran nasional.

Continue Reading

iMovies

Danyang Wingit Jumat Kliwon sajikan kisah ritual tumbal manusia

Published

on

iMusic.id – Khanza Film Entertainment mempersembahkan “Danyang Wingit Jumat Kliwon”, film horor berlatar dunia pedalangan Jawa yang mengupas ambisi seorang dalang memburu hidup abadi melalui ritual terlarang.

Disutradarai sekaligus diproduseri oleh Agus Riyanto dengan naskah karya Dirmawan Hatta, film “Danyang Wingit Jumat Kliwon” ini hadir dengan mengedepankan horor okultisme yang berakar pada tradisi lokal, bukan semata deretan jump scare.

Kisahnya “Danyang Wingit Jumat Kliwon” berpusat pada Ki Mangun Suroto (Whani Darmawan), maestro dalang karismatik yang menempuh ilmu-ilmu kuno demi memperkaya diri dan menembus kematian. Tahun 2021, Citra (Celine Evangelista) keponakan Mbok Ning (Djenar Maesa Ayu), asisten setia Ki Mangun direkrut sebagai sinden baru di padepokan.

“Danyang Wingit Jumat Kliwon” menggambarkan di balik panggilan seni itu, Citra diam-diam ditetapkan sebagai tumbal terakhir untuk ritual keabadian. Demi upah yang ia harapkan untuk membantu pengobatan adiknya, Dewi (Aisyah Kanza), citra bertahan meski teror gaib makin menyesakkan. Kecurigaan Bara (Fajar Nugra), salah satu penjaga padepokan, kian menguat.

Alih-alih berpangku tangan, ia memilih menentang majikannya dan berupaya menyelamatkan Citra sebuah keputusan berisiko yang memacu mereka berpacu melawan waktu menuju puncak ritual Gerhana Bulan Merah yang bertepatan dengan malam keramat Jumat Kliwon.

Danyang Wingit Jumat Kliwon” menautkan atmosfer ritual, pusaka, dan mitos danyang dengan drama psikologis tentang harga sebuah ambisi. Antagonis yang kompleks, heroine yang dipaksa bertahan, serta momentum budaya yang lekat di ingatan publik menjadi pendorong ketegangan dari awal hingga klimaks.

Deretan pemain turut diperkuat Nathalie Holscher sebagai Putri Kusuma Ratih, serta Norma Cinta, Dimas Tedjo, Putri Maya Rumanti, Angga Wijaya, Keona Cinta, dan Bilqis Hafsa.

Continue Reading

iMovies

Ultah ke 21, Maxima Pictures perkenalkan film “Jangan Panggil Mama Kafir”

Published

on

iMusic.id – Rumah produksi Maxima Pictures bekerjasama dengan Rocket Studio Entertainment kembali menghadirkan karya terbarunya berjudul “Jangan Panggil Mama Kafir”, film yang manampilkan Michele Ziudith ini adalah sebuah film drama keluarga penuh haru yang dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 16 Oktober 2025.

Film yang digarap oleh sutradara Dyan Sunu Prastowo ini menghadirkan kisah tentang cinta, janji, perbedaan iman, hingga konsekuensi dari sebuah keputusan besar dalam hidup. Cerita berpusat pada sosok Maria (Michelle Ziudith), seorang perempuan Nasrani yang menikah dengan pria Muslim bernama Fafat (Giorgino Abraham).

Menurut Dyan Sunu Prastowo, “Jangan Panggil Mama Kafir” lahir dari kenyataan yang dekat dengan masyarakat kita. “Film ini lahir dari kisah nyata perjuangan seorang ibu (Michele Ziudith) lintas iman memperjuangkan hak asuh anaknya, sebuah perjalanan emosional yang hangat namun penuh tantangan, mengingatkan kita bahwa cinta tak pernah mengenal batas perbedaan, ruang, dan waktu meski pada akhirnya akan lebih utuh bila dijalani dalam satu keyakinan,” ungkapnya.

Bagi Michelle Ziudith, peran sebagai Maria menjadi tantangan tersendiri. Ia mengaku banyak belajar dari karakter yang diperankannya. “Tantangan terbesarku adalah menjadi ibu tunggal yang harus tegar demi anak. Pesanku sederhana, seorang ibu harus bisa mencintai dirinya sendiri lebih dulu agar kasih sayangnya kepada anak semakin penuh,” ujarnya.

Sementara itu, Giorgino Abraham menuturkan pentingnya karakter Fafat yang meski singkat tetap menjadi fondasi cerita. “Peran Fafat memang tidak banyak muncul, tapi justru menjadi pengantar penting bagi jalan cerita. Yang membuatku tertarik adalah bagaimana karakter ini menunjukkan cinta tanpa paksaan serta menghargai perbedaan dengan toleransi tinggi. Bagiku, sebesar apa pun agama, relasi keluarga terutama cinta seorang ibu dan anak tetap berada di atas segalanya,” katanya.

Elma Theana, yang memerankan Umi Habibah, juga menilai tokoh yang ia mainkan begitu dekat dengan kehidupan nyata. “Umi Habibah adalah representasi banyak orang tua yang keras karena ingin melindungi. Saya yakin penonton akan melihat sisi manusiawinya, meski caranya berbeda,” tuturnya.

Selain Michelle Ziudith, Giorgino, Humaira, dan Elma Theana, film ini juga menampilkan akting Kaneishia Yusuf, Indra Birowo, Tj Ruth, Dira Sugandi, Ence Bagus, Emmie Lemu, Gilbert Patiruhu, Pratiwi Dwiarti, hingga Runny Rudiyanti.

Kehadiran aktor lintas generasi ini menambah kekuatan cerita yang sarat akan konflik batin, nilai-nilai keluarga, dan ikatan emosional yang mendalam.

“Jangan Panggil Mama Kafir” sekaligus menjadi bagian dari perayaan Ulang Tahun ke-21 Maxima Pictures di industri perfilman Indonesia. Melalui kerjasama dengan Rocket Studio Entertainment, Maxima berharap dapat memberikan karya yang bukan hanya menghibur, tetapi juga membuka ruang empati serta refleksi bagi masyarakat dalam memandang perbedaan iman dan kehidupan keluarga.

Trailer resmi film ini sudah dapat disaksikan melalui kanal YouTube MaximaChannel8, sementara informasi tiket akan tersedia melalui berbagai aplikasi pemesanan bioskop. Dengan tema yang menyentuh dan deretan pemain yang kuat, Jangan Panggil Mama Kafir digadang-gadang menjadi salah satu film drama keluarga yang paling ditunggu di penghujung tahun 2025.

Jangan lewatkan kisah tentang cinta, janji, dan perbedaan ini di bioskop mulai 16 Oktober 2025.

Continue Reading