iMusic.id – Setelah merilis single “Kisah Hidup Bapak Bapak” bulan Mei 2023 lalu, Sigit Wardana kembali merilis lagu baru berjudul “Lelaki Satu Wanita” pada tanggal 26 Juli 2023 bertepatan dengan hari ulang tahunnya.
“Sekali-kali boleh ya saya kasih hadiah ulang tahun untuk diri sendiri”, canda pria kelahiran Bogor ini.
“Musiknya simpel tapi indah, tema dan liriknya masih tentang cinta, tapi cinta dalam cara pandang yang berbeda,” kata Fransiscus Eko dari Cadaazz Pustaka Musik.
Lagu yang diciptakan dan diproduseri Sigit Bersama Caturadi Septembrianto ini bercerita tentang seorang pria yang melamar wanita pilihannya untuk bersama menjalani lika-liku kehidupan sebagai suami-istri dan berjanji untuk selalu berusaha menjadi lelaki setia.
“Menurut saya kesetiaan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan dan harus dilakukan dengan serius dan tentunya perlu perjuangan untuk mewujudkannya. Karena jujur saja, itu tidak mudah”, kata Sigit.
“Menurut saya, Sigit dan Catur berhasil membuat tema cinta yang sangat berbeda di lagu ini. Sigit dan Catur mengangkat tema kesetiaan seorang lelaki terhadap wanita pujaannya, harusnya related sih dengan kisah banyak lelaki di kehidupan nyata, keren lagunya, semoga menginspirasi banyak orang”, ungkap Fransiscus Eko
Sesuai dengan tema dan liriknya, lagu “Lelaki Satu Wanita” dikemas dengan aransemen musik pop yang manis dan sederhana. Dengan hanya instrumen piano dan gitar yang mengiringi suara khas Sigit, membuat nuansa lagu ini terdengar begitu romantis.
“Saya mencoba menghadirkan nuansa lagu-lagu pop cinta tahun 80an di lagu “Lelaki Satu Wanita” lewat sound piano elektrik dan gitar elektrik crunch yang ditambah dengan strumming gitar akustik tipis-tipis sebagai background-nya”, jelas penyanyi yang juga dikenal sebagai vokalis band Base Jam ini.
Video musik lagu “Lelaki Satu Wanita” juga dibuat bernuansa romantis dengan konsep point of view seorang pria saat pertama kali bertemu pasangannya sampai akhirnya menikahinya. Banyak adegan – adegan romantis di video musik yang digarap oleh Lahan Seni dengan director Morai ini akan membuat penonton semakin terbawa perasaan.
“Semoga banyak orang yang dengar lagu ini dan nonton video musiknya jadi terhanyut dalam suasana penuh cinta bersama pasangan. Menyadari betapa berartinya hubungan mereka dan layak untuk diperjuangkan agar bisa terus bersama”, kata Sigit.
“Lelaki Satu Wanita” adalah single kedua Sigit Wardana yang diproduksi Swaradana Music bekerjasama dengan Cadaazz Pustaka Musik. Lagu ini adalah bagian dari mini album Sigit yang rencananya akan dirilis bulan November 2023.
“Insya Allah ada single berikutnya yang akan dirilis dan nanti ditutup dengan sebuah mini album yang menyatukan semua lagu-lagu saya di tahun 2023. Mohon doanya semoga semua lancar”, tutup Sigit.
“Lelaki Satu Wanita” sudah dapat didengarkan di semua digital platform streaming musik mulai tanggal 26 Juli 2023 dan video musiknya bisa ditonton di kanal Youtube Sigit Wardana mulai tanggal 28 Juli 2023.
iMusic.id – Setelah sukses dengan single “Pura PuraTerluka” bersama Mr Botak, Stand Here Alone kembali merilis single baru dalam rangkaian album Nusantara yang semakin memperkaya eksplorasi musikal mereka.
Kali ini, Stand Here Alone, band pop punk asal Bandung tersebut berkolaborasi dengan seorang musikus yang selama ini lebih dikenal di ranah folk. Namun, ia sendiri meyakini bahwa karyanya melampaui batasan genre tersebut, Ia adalah Iksan Skuter, sosok yang dalam repertoarnya kerap mengangkat berbagai isu, mulai dari politik, sosial, hingga romansa.
Lagu berjudul “Kita Semua Saudara” lahir dari kegelisahan bersama, hasil diskusi panjang yang kemudian terwujud dalam melodi dan lirik yang penuh makna. Stand Here Alone merasa tidak ada figur lain yang lebih tepat untuk diajak berkolaborasi selain Iksan, yang dikenal dengan kemampuannya mengejawantahkan perbedaan secara jelas dan gamblang, dalam gaya khasnya yang reflektif namun tetap membumi.
“Kami ingin lagu ini lebih dari sekadar karya musik. Kami ingin ada pesan yang tersampaikan, dan Iksan memiliki pendekatan unik dalam mengartikulasikan keresahan menjadi sesuatu yang dapat diterima oleh banyak orang,” ujar Mbenk, vokalis Stand Here Alone.
Dengan karakter musikal Stand Here Alone yang penuh energi berpadu dengan warna khas Iksan Skuter yang mendalam dan kontemplatif, “Kita Semua Saudara” menghadirkan dinamika yang segar.
Lagu ini bukan sekadar narasi, tetapi juga refleksi tentang bagaimana keberagaman sudut pandang dapat berpadu dalam harmoni. Lebih dari itu, lagu ini diharapkan mampu menginspirasi pendengarnya untuk hidup berdampingan dalam keberagaman, menghargai perbedaan suku, ras, dan agama sebagai kekuatan, bukan pemisah.
Single Kita Semua Saudara sudah dapat dinikmati di berbagai platform streaming mulai Maret 2025 ini.
iMusic.id – ‘Hunian’, sebuah group musik asal Jogjakarta baru saja hadir perkenalkan single ketiga berjudul “Potret Kecil”. Lagu ini memuat tema tentang peran seorang Ayah dalam tumbuh kembang seorang anak laki-laki.
Trio Ghozi, Elang dan Ancal yang tergabung dalam ‘Hunian’ ini memang acapkali membuat lagu dengan lirik – lirik yang bercerita tentang kehidupan yang merekam tentang romantisme – romantisme keakraban di lingkungan terdekatnya.
Mewakili ‘Hunian’, Elang menganggap single ketiga yang dirilis ini sebagai implementasi diri yang relate dengan tema dan lirik lagu “Potret Kecil” itu sendiri. Elang juga mengatakan bahwa cepat atau lambat seorang anak laki-laki yang berani akan segera menemukan jalannya sendiri.
“Aku menggambarkan diriku sendiri sebagai anak laki-laki pasti akan lepas dari orang tuaku untuk memilih jalan ku sendiri, Sedangkan ketika aku sudah punya anak, seolah aku melihat diriku yang tumbuh, berkembang, dan melangkahkan kaki untuk bergerak menjadi dewasa.” Terang Elang dari ‘Hunian’.
“Ketika seorang anak sudah bisa menentukan langkahnya sendiri, sebagai orang tua pastilah memberikan dukungan, doa, dan nasihat yang baik. Orang tua tak akan mengharap kembali, kasihnya tak terhingga sepanjang masa, Biarlah “Potret Kecil” menjadi doa setiap langkah dan napasnya. Barangkali hidup adalah doa yang panjang’, Tutur Elang.
Pada produksinya, di single “Potret Kecil”, posisi drummer dibantu sepenuhnya oleh Rizky Alan. Seperti single – single sebelumnya, penyelaras akhir dan finalisasi “Potret Kecil” dikerjakan oleh Ardha Buzzbanditz di Neverland Studio.
Tak hanya merilis single saja, Hunian juga merilis video klip di kanal You Tube resmi mereka. “Potret Kecil” ini juga mengakhiri trilogi single sebelumnya yaitu “Kota Besar”, “Bermuara” dan kemudian akan menjadi jembatan menuju album yang akan dirilis beberapa bulan lagi.
‘Hunian’ menjadikan “Potret Kecil” sebagai debut video klip di kanal YouTube resmi mereka. Video klip yang rencananya akan dirilis pada tangga 21 Maret 2025 ini memvisualisasikan lirik – lirik dari single ketiga mereka tentang hubungan orang tua khususnya ayah dengan anak laki-laki.
Video klip yang dibintangi oleh Arif Putranto sebagai seorang ayah dan Panji Firdaus sebagai seorang anak laki-lakinya ini jelas sekali memperlihatkan kota di mana band ini tumbuh dan berkembang. Di Yogyakarta juga diceritakan sebagai titik loncat pertama sang anak untuk mencapai cita-citanya di kota yang ingin ia tuju.
Processed with VSCO with a10 preset
“Ini menjadi video klip pertama yang kita buat. Secara produksi juga kami mandiri dan dibantu oleh teman-teman kami yang juga masih sering nge-band bareng,” kata Ghozi sang vokalis.
“Sejatinya sebuah grup band, karya yang pasti dimiliki selain audio adalah visual,” Ancal menambahkan.
Di setiap detik – detik di video klip ini juga diperlihatkan kilas balik saat sang anak laki-laki tumbuh dan berkembang. Momen hangat dan hampa bisa dirasakan bagi siapapun yang menontonnya, entah seorang ayah, anak laki-laki, atau mereka-mereka yang berperan sebagai orang tua dan anak.
iMusic.id – Tak cukup merilis ‘Rungkad Remix’ di bulan Januari 2025, ‘Fufu Clan’ yang terdiri dari Hara, Elsha dan Faiz kembali memantapkan langkah musikalitas band mereka dengan rilisan terbaru “Que Sera”.
Seperti yang sudah dipertunjukkan dalam EP mereka di penghujung 2024 (Headshot of The Year), tidak butuh waktu lama untuk pendengar mereka terpikat dan tenggelam dalam dunia ‘Fufu Clan’.
“Que Sera” yang secara harfiah berarti ‘Apa yang terjadi’ dari bahasa Spanyol, menunjukkan secara naratif apa yang dilalui oleh ‘Fufu Clan’ dalam keseharian mereka.
“Lagu-nya bisa dibilang bittersweet secara cerita. Karena dari awal kita menyanyikan “Que Sera”, kita itu ibaratkan wajah panas terkena matahari pagi yang kemudian diikuti oleh alarm berbunyi. Sebenarnya kita tidak ingin bangun dari tidur, tapi ya apa daya: hari sudah tiba dan kita harus menjalaninya,” Ungkap sang penyanyi dan penulis lagu ‘Fufu Clan’, Elsha.
Dengan hook ‘Menantang kegagalan’ yang beberapa kali diulang oleh ‘Fufu Clan’, jelas lagu ini tidak menyiratkan suratan pesan kepada para pendengar untuk semangat dan melawan.
Menariknya dari ‘Fufu Clan’, pesan ini menjadi benang merah antar EP pertama mereka ke project-project lainnya di masa depan.
Elsha pun menambahkan: “Perlawanan dan perjuangan itu bisa datang dari hal kecil. Bangun tidur saat bersedih, malas menggosok gigi, hingga mencintai dirimu sendiri di cermin kaca, semua ini terasa sepele, tapi juga menjadi perang besar untuk sebagian orang. ‘Fufu Clan’ ada di sini untuk remind itu: lo nggak sendirian di sini, dan kemenangan-kemenangan kecil dalam hidup itu patut dirayakan,”.
Dari sisi dapur produksi, Hara dan Faiz merasa “Que Sera” adalah manifestasi saat sebuah band sudah saklek dan pede dengan antar anggotanya.
“Seperti band indie pada umumnya, lagu ini kita buat di dalam kamar kost. 2 hari lumayan mengurung diri, hanya keluar saat jam pulang atau jam makan. Tapi karena fokus luar biasa, “Que Sera” lahir. Benar-benar tidak ada merasa pressure atau pun dorongan ambisius. Ini kita hanya menyuarakan suara kami sebagai band, semoga banyak yang suka,” Kata Hara.
Faiz, yang akhirnya ‘pecah telor’ dengan menjadi produser di lagu ini, cukup bahagia dengan kebebasan yang didapatkan dari membuat segalanya sendiri.
“Ini benar-benar jadi lagu pertama gue untuk nge-produce. Selain Hara dan Elsha yang sudah satu otak dengan gue, pengalaman terbaik dari membuat “Que Sera” ini adalah kebebasan yang gue dapatkan dari keterbatasan. Kita menjadi lebih dekat antar satu sama lain sebagai manusia, benar-benar serba DIY, kita bertiga ngulik bersama. Kalau tadi sempat dibilang bittersweet oleh Elsha, gue setuju banget dengan itu. Namanya seniman miskin, ya modal untuk menciptakan karya memang benar-benar kembali ke niat,” Tutup Faiz
“Que Sera”, lagu terbaru dari ‘Fufu Clan’ siap untuk dinikmati di semua platform streaming digital favorit pendengar.