iNews – Sebagai kelanjutan perkembangan insan musik indonesia, DPP PAPPRI yang juga melibatkan DPD-DPD PAPPRI seluruh indonesia dan mengundang FIM, menginisiasi sebuah lokakarya tentang upaya membentuk serikat pekerja musik yang dapat memberikan keuntungan yang lebih baik bagi seluruh pekerja dalam dunia musik. Bukan hanya mereka yang tergabung dalam keanggotaan organisasi tertentu atau komunitas atau bahkan aliran tertentu, namun untuk seluruh pekerja musik di indonesia, siapapun mereka. Lokakarya ini dilaksakan 2 hari tanggal 14-15 November 2017 di Hotel Century Park, Jakarta. Selain 2 pembicara dari FIM, Benoit Machuel dan Simon Collins, lokakarya juga diisi oleh berbagai paparan dari Diaz Hendropriyono sebagai wakil dari staf ahli Kantor kepresidenan RI, Rahayu Kertawiguna (wakil ketua PAPPRI) sekaligus mewakili ketua umum Prof.Dr.A.M. Hendropriyono, Kresansia Harianta (Kasubdit Pekerja dan Pengusaha, Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan – Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia) yang mewakili menteri KEMENAKER, Ricky Pesik (Wakil Ketua BEKRAF) yang mewakili Triawan Munaf (Kepala BEKRAF) dan tokoh-tokoh musik Enteng Tanamal, Renny Djajoesman, M. Kadri SH serta Bens Leo.
FIM, organisasi ketenagakerjaan bidang musik dunia yang diwakili oleh Sekretaris Jendral Benoit Machuel bersama rekanya Simon Collins yang merupakan Federal President MEAA (Media Entertainment & Arts Alliance), bersepakat membantu indonesia mendirikan Indonesia Music Union (IMU)
“Sekiranya kita sudah memiliki Indonesia Music Union (IMU) ini sebelum tahun 2020, maka kita dapat segera bergabung. Dan manfaat yang akan diperoleh tentunya sangat besar, dimana interaksi dunia ini akan membawa para pekerja musik indonesia ke tataran dunia. Dan ini akan lebih membuka poeluang untuk pengembangan diri dan industri musik. kita tidak lagi akan seperti katak dalam tempurung. Tentunya hanya bisa tercapai jika pihak pemerintah seutuhnya mendukung dan memfasilitasi proses pembentukan ini sebagaimana di negara-negara lain.” tegas Sekjen PAPPRI Johnny Maukar SH.
Dibentuknya Indonesia Music Union ini tidak lepas dari adanya perhatian dan keseriusan pemerintah, dalam hal ini KEMENAKER, untuk memastikan semmua pekerja yang mendatangkan devisa di indonesia, termasuk didalamnya pekerja mmusik semua jenis genre dan lapisan, mendapatkan haknya dan juga perlindungan terhadapnya. Dan untuk ini UU Pekerja Musik menjadi pertaruhan.
iMusic.id – Semakin dewasa, semakin banyak belajar bahwa apa yang dilakukan selama ini tidak selalu berhasil, proses ini pasti dilewati banyak orang. Assia Keva merilis sebuah lagu dari pengalaman pribadi tentang hubungan dengan sang ayah.
Lagu ini bikin kita merefleksikan diri dan memulai membuka lembaran baru bagi siapa pun yang pernah mengalami retaknya hubungan karena miskomunikasi, atau mungkin karena ego tak terkendali.
Lagu berjudul “Can We Be Friends Again ?”, ditulis dan diproduseri oleh Pamungkas, Musisi dan Pelantun To The Bone, Kenangan Manis, Monolog.
Ditulis sebagai surat permintaan maaf yang jujur ditujukan untuk ayah, “Can We Be Friends Again?” berbicara tentang keinginan memperbaiki sebuah hubungan entah itu hubungan cinta, pertemanan, atau keluarga yang sempat hancur karena ketidaksiapan emosional di masa lalu.
“Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk mengerti, butuh versi baru dari diri sendiri untuk bisa menghargai apa yang dulu kita abaikan,” ungkap Assia.
Lewat lirik yang reflektif seperti sedang melakukan percakapan, Assia Keva menghadirkan kehangatan yang membalut luka. Lagu ini menjadi semacam pelukan emosional bagi siapa pun yang pernah kehilangan seseorang karena pilihan yang disesali namun diam-diam masih menyimpan harapan untuk memberi ruang kedua.
“Lagu ini bukan tentang kembali ke masa lalu,” lanjutnya, “tapi tentang belajar menjadi versi diri yang lebih baik dan mungkin, membuka kesempatan kedua.”
Dengan “Can We Be Friends Again ?”, Assia Keva sekali lagi menunjukkan kemampuannya merangkum emosi kompleks dalam karya yang sederhana, jujur. (FE)
iMusic.id – Grup musik Elektronik Weird Genius kembali mengguncang industri musik dengan kolaborasi energik bersama rapper naik daun PB GLAS. Sebuah single yang menyuguhkan genre Hard Techno dengan gabungan elemen psytrance. Lagu ini memancarkan nuansa yang gelap, menghipnotis, sangar, dan agresif.
Diproduksi oleh Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard dan ditulis oleh Natalia Phoebe (PB GLAS), ‘Witch Hunt’ menggambarkan seseorang yang diburu oleh masyarakat, mengekspresikan perkembangan emosi dari kesenangan, kegilaan, amarah, yang semuanya bercampur menjadi satu. Ide ‘Witch Hunt’ menurut PB berasal dari masa ketika perempuan dituduh, dan dituntut sebagai penyihir karena kebencian terhadap marginalisasi sosial & gender.
‘It’s a hunting game’, permainan berburu ini diungkapkan dengan lirik yang padat dan mengalir oleh PB GLAS, mendorong pendengar untuk ikut serta dalam permainan berburu yang disuguhkan dengan alunan musik bertempo tinggi.
Sudah menjadi tradisi bagi Weird Genius dalam mencari talenta baru dan berpotensi tinggi, dan kali ini, trio aneh tapi jenius ini menampilkan ‘PB GLAS’ sebagai kandidat yang memberikan warna baru dalam musik Weird Genius. Dengan memadukan aransemen berintensitas tinggi serta paduan vokal PB GLAS yang intens, menjadikan ‘Witch Hunt’ sebagai pernyataan arah baru mereka. (FE)
iMusic.id – Setelah merilis “Laut Biru” dan “If I Try” di tahun lalu dan awal 2025, Emma Elliott kini kembali mempersembahkan karya terbarunya single kelima bertajuk “BINGKAI”.
Lagu ini menjadi salah satu karya yang paling personal dan istimewa, karena telah dipersiapkan sejak tahun lalu, baik dari sisi penulisan, produksi, hingga penyusunan konsep visual.
“BINGKAI” diciptakan bersama musisi-musisi hebat yang turut memberi warna dalam proses kreatifnya. Yuli Perkasa (GME) berperan sebagai penulis lagu, sementara SO-IN (Cengar dan Faisal) bertindak sebagai music director. Proses vokal pun kembali dibantu oleh Kamga, yang menjadi vocal director sekaligus pengisi backing vocal, menjadikan hasil akhir lagu ini begitu emosional dan menyentuh.
“BINGKAI” adalah refleksi dari rasa kesepian dan kerinduan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang dikasihi baik itu pasangan, sahabat, maupun anggota keluarga. Lirik lagu ini ditulis secara sederhana namun kuat, dengan pengulangan yang mudah diingat dan mampu menggetarkan perasaan siapa pun yang sedang merindukan sosok tercinta.
Untuk melengkapi rilis lagu ini, “BINGKAI” akan hadir dalam bentuk lyric video dan music video yang dikemas dengan visual yang mendalam dan penuh makna. Konsep video disusun secara personal, menyesuaikan dengan isi dan nuansa emosional dari lagu ini.
Emma berharap visualisasi ini dapat memperkuat pengalaman mendengar, sekaligus menjadi ruang bagi pendengar untuk mengenang orang-orang terkasih dalam hidup mereka.
“Semoga lagu ini bisa menjadi ruang untuk kalian yang sedang merasakan kehilangan, dan semoga ‘BINGKAI’ bisa menjadi wadah bagi perasaan yang belum sempat diungkapkan,”
Tentang Emma Elliott
Emma Elliott adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh emosi, lirik yang jujur, dan nuansa musik yang intim. Sejak debutnya, Emma telah merilis beberapa single seperti “Laut Biru” dan “If I Try” yang berhasil menyentuh hati banyak pendengar berkat kepekaan lirik dan kekuatan vokalnya.
Musik Emma banyak terinspirasi dari pengalaman personal, kisah cinta, kehilangan, dan refleksi diri. Ia juga dikenal aktif berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser tanah air, menunjukkan kecintaannya terhadap proses kreatif dan eksplorasi musik lintas genre.
Dengan suara khas dan pendekatan storytelling yang kuat, Emma Elliott terus membangun jejaknya sebagai musisi yang autentik dan relevan di industri musik Indonesia. (FE)